Model-Model
Pembelajaran Kooperatif
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Type 1
Merupakan
pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam
proses pembelajarannya membangun kemampuan siswa untuk membaca dan menyusun rangkuman
berdasarkan materi yang dibacanya.
Langkah-langkah:
1.
Guru menggali pengetahuan awal siswa
2.
Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang siswa
3.
Guru menyampaikan tugas pada masing-masing
kelompok
4.
Guru meminta siswa untuk membaca
materi
5.
Siswa bekerjasama saling
membacakan dan menemukan ide pokok terhadap materi yang dibaca
6.
Guru meminta siswa menyusun
rangkuman
7.
Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil rangkuman kelompoknya
8.
Siswa yang lain sebagai audiens,
yang memiliki hak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang muncul dalam
diskusi.
9.
Guru bertindak sebagai moderator
selama diskusi
10. Guru
membantu siswa menarik kesimpulan
CS (Cooperative Script) Type 1
Siswa berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1.
Guru membagi siswa untuk
berdiskusi
2.
Guru membagikan wacana/materi dan
bahan diskusi yang berbeda pada tiap pasangan siswa
3.
Guru membentuk kelompok baru,
yang beranggotakan 4 orang siswa
4.
Guru meminta siswa kembali kepada
pasangan semula
5.
Guru meminta pada tiap pasangan untuk berperan
sebagai pembicara dan berperan sebagai pendengar secara bergantian
6.
Guru membantu siswa menyusun
kesimpulan
Jigsaw
Dapat memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir dan berdiskusi dengan teman untuk menjadikan diri ahli, sehingga
mereka dapat menjelaskan materi yang mereka bahas dan perjelas dalam kelompok
ahli ini kepada teman-temannya di kelompok awal.
Langkah-langkah:
1.
Siswa dikelompokkan 4-6 anggota tim (kelompok
asal)
2.
Tiap orang dalam tim diberi materi yang sama
3.
Tiap orang dalam tim diberi
materi yang berbeda
4.
Siswa yang mempelajari materi
yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
5.
Setelah diskusi ke kelompok asal
6.
Presentasi
7.
Kesimpulan
Learning Cycle (Daur Belajar)
Adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki 5 tahap pembelajaran.
Langkah-langkah:
1.
Pendahuluan / Engage
Guru memotivasi dan mendorong kemampuan berpikir siswa
untuk mengakses pengetahuan awal yang mereka miliki
2.
Eksplorasi / Exploration
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja
memanipulasi suatu objek, melakukan percobaan, melakukan pengamatan,
mengumpulkan data dan membuat kesimpulan
3.
Penjelasan / Explanation
Guru meminta siswa untuk melengkapi, menyempurnakan,
menjelaskan dan mengembangkan konsep yang telah diperolehnya
4.
Penerapan Konsep / Elaboration
Guru meminta siswa menerapkan konsep-konsep yang telah
dipahami dan ketrampilan yang telah mereka miliki pada situasi baru.
5.
Evaluasi / Evaluation
Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui pengalaman
belajar yang telah diperoleh siswa
NHT (Numbered Heads Together)
Tipe 1
Merupakan
pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam
proses pembelajarannya membangun kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru.
Langkah-langkah:
1.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapatkan nomor yang berbeda
2.
Guru memberikan tugas/soal
3.
Siswa mengerjakan nomor soal yang dimiliki
4.
Siswa dalam kelompok, mendiskusikan jawaban
yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawabannya
5.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor
yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
6.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
tugas kelompoknya
7.
Siswa yang lain menanggapi
8.
Guru menunjuk nomor yang lain sampai seluruh
tugas/soal terpresentasikan
9.
Guru membantu siswa menarik
kesimpulan
Picture and Picture
Merupakan
pendekatan model pembelajaran yang menggunakan media gambar, pada model
pembelajaran ini telah dimodifikasi dengan memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Hal ini diharapkan siswa mampu
berpikir secara logis agar pembelajaran menjadi bermakna.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan kompetensi
2.
Guru menggali pengetahuan siswa
3.
Guru menunjukkan gambar
4.
Siswa mengurutkan gambar
5.
Guru menanyakan urutan gambar
tersebut
6.
Siswa dapat menemukan
konsep/materi
7.
Kesimpulan
Problem Posing Tipe 1
Problem
posing atau pembentukan pertanyaan atau pembentukan soal merupakan pendekatan
pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam proses
pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi siswa
untuk berpikir kritis dan kreatif. Proses berpikir demikian dilakukan siswa
dengan cara mengaitkan skemata yang dimilikinya untuk dipergunakan dalam
merumuskan pertanyaan. Dengan pendekatan problem posing siswa dapat pengalaman
langsung dalam membentuk pertanyaan sendiri.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
2.
Siswa dibagi dalam kelompok
3.
Tiap kelompok merangkum materi yang berbeda dan
masih dalam satu konsep pembelajaran
4.
Hasil rangkuman ditulis pada plastik transparan
5.
Tiap anggota kelompok membuat pertanyaan sesuai
materi yang dirangkumnya pada Lembar Problem Posing I
6.
Tiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang
dibuat oleh tiap anggota kelompok dan mencari penyelesaiannya
7.
Tiap kelompok menuliskan 2 pertanyaan yang
tidak bisa diselesaikan pada Lembar Problem Posing II (LPP II)
8.
LPP II diserahkan ke kelompok lain searah jarum
jam dengan harapan membantu mencarikan penyelesaian
9.
Tiap kelompok mempresentasikan rangkuman dan
membacakan pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan oleh kelompoknya
10. Kelompok
lain sebagai audiens. Membantu memberikan jawaban, atau menanyakan konsep yang
berkaitan dengan hasil rangkuman.
11. Selama
proses diskusi guru sebagai moderator
12. Guru
membantu siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran
Problem Solving (Pembelajaran
Berbasis Masalah)
Merupakan pendekatan pembelajaran yang menggiring siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah atau problem. Masalah dapat diperoleh dari guru atau dari
siswa. Dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa serta
dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah pembelajaran:
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai selama proses pembelajaran
2.
Siswa dibagi dalam kelompok
3.
Masing-masing kelompok diberi
masalah (kartu masalah), untuk diselesaikan atau didiskusikan di dalam kelompok
4.
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
5.
Guru membimbing siswa menarik
kesimpulan
STAD (Student Teams
Achievement Division)
Siswa
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil, setiap anggota kelompok akan
saling belajar dan membelajarkan. Fokus yang ditekankan adalah keberhasilan
seorang anggota kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompoknya.
Langkah-langkah:
1.
Siswa dibagi 5 kelompok heterogen baik dari
jenis kelamin, kemampuan akademik, dll.
2.
Siswa dalam kelompok diberi tugas
-
tugas ditentukan guru
-
siswa yang berkemampuan relative rendah diberi
tugas yang lebih mudah
-
siswa menyampaikan penyelesaian
tugas dan mendiskusikannya
3.
Diskusi kelas
-
mempresentasikan hasil diskusi
oleh kelompok
-
siswa lain menjadi audien yang
punya hak bertanya, menjawab dan menyanggah pertanyaan temannya
4.
Guru dan siswa menyimpulkan hasil
diskusi
5.
Selama proses diskusi keaktifan siswa
dihargai oleh guru dengan memberikan tanda penghargaan untuk menentukan
kelompok siswa yang paling aktif
6.
Akhir pembelajaran tanda
penghargaan dihitung, kelompok yang paling aktif mendapat hadiah dari guru
TGT (Team Games Tournament) Tipe
2
Pada pembelajaran kooperatif model TGT yang telah dimodifikasi ini siswa dikelompokkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang
siswa. Masing-masing siswa memiliki peran yang berbeda, yaitu: (a) 1 siswa
bertugas sebagai reader 1, (b) 1 siswa bertugas sebagai reader 2, (c) 1 siswa
bertugas sebagai penantang 1, (d) 1 siswa bertugas sebagai penantang 2. Masing-masing siswa akan
melakukan turnamen pada kelompoknya masing-masing. Pemenang turnamen adalah siswa
yang paling banyak menjawab soal benar dalam waktu yang paling cepat.
Langkah-langkah:
1.
Siswa dibagi dalam kelompok yang
beranggotakan 4 siswa, masing-masing siswa memposisikan duduknya menghadapi
meja turnamen.
2.
Guru menyediakan kartu soal,
kartu jawaban, kartu nomor dan lembar penilaian pada masing-masing meja
turnamen
3.
Setiap siswa mengambil kartu
nomor
4.
Siswa yang memperoleh angka
tertinggi bertugas sebagai Reader 1, tertinggi kedua menjadi penantang 1,
tertinggi ketiga menjadi penantang 2, dan angka terrendah menjadi reader 2
5.
Pada putaran pertama, reader 1
mengocok kartu nomor, mengambil satu kartu nomor kemudian mengambil satu kartu
soal sesuai dengan kartu nomor yang diambilnya.
6.
Reader 1 membaca soal, menjawab soal yang
dibaca. Apabila anggota kelompok ada yang tidak setuju dengan jawaban reader 1,
maka penantang 1 diberi hak untuk menjawab, jika jawaban penantang 1 juga tidak
disetujui, maka penantang 2 berhak menjawab.
7.
Reader 2 membacakan kunci jawaban
8.
Pada putaran kedua, posisi reader
1 ditempati penantang 1, posisi penantang 1 ditempati penantang 2, posisi
penantang 2 ditempati reader dan posisi reader 2 ditempati reader 1. Setiap
penggantian nomor soal posisi tempat duduk berpindah searah jarum jam
9.
Tournament selesai apabila
seluruh soal telah terambil
10. Siswa
merekap hasil skor, guru mengumumkan pemenang tournament.
Think Pair Share
Merupakan
salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat memberdayakan kemampuan
berpikir siswa. Think pair share membantu diskusi sehingga siswa tidak melantur
pikirannya dan terarah tingkah lakunya karena harus melaporkan hasil pikirannya
ke mitranya atau pasangannya.
Pada
model Think Pair Share terjadi proses:
1.
Thinking (Berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan
dengan pelajaran, kemudian siswa dimita untuk memikirkan secara mandiri untuk
beberapa saat.
2.
Pairing (Berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang
lain, pasangan bisa 2 orang, 3 orang atau 4 orang. Untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan
dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu persoalan khusus yang telah
diidentifikasi, biasanya guru memberikan waktu 4 sampai 5 menit untuk
berpasangan.
3.
Sharing (Berbagi)
Guru meminta kepada pasangan siswa untuk berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan.
Langkah-langkah
1.
Guru menyampaikan konsep yang
akan dipelajari dan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Siswa berpikir tentang konsep
yang disampaikan guru secara individual
3.
Siswa berpasangan 2 orang dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing terhadap konsep atau permasalahan yang
diberikan oleh guru
4.
Siswa berpasangan 4 orang agar
dapat berbagi hasil pemikiran atas permasalahan yang dihadapi
5.
Presentasi
6.
Kesimpulan