Pernikahan..
Bukan sekedar menyatukan dua hati..
Yang berdiri diatas janji suci..
Tapi.. bermakna saling melengkapi..
Yang terus berjalan selamanya, sehidup semati..
Selalu bersyukur atas apa yang dimiliki..
Melangkah maju bersama menapaki kehidupan penuh misteri..
Dunia ada ditangan engkau, wahai pasangan serasi..
Tunjukkanlah bahwa kalian tak akan melupakan tanggung jawab sebagai suami istri..
Demi tuk menggapai Ridho ILLAHI..
Desember 10, 2011
Pembelajaran Era Abad 21
Arah Pembelajaran Biologi Era Globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat
tidak bersifat statis, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
masyarakat selalu mengalami perubahan, bergerak menuju perkembangan yang
kompleks. Perubahan bukan terjadi pada sistem nilai saja tetapi pada pola
kehidupan, struktur social, Kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Mengamati
perubahan yang berlangsung di masyarakat maka proses pembelajaran dalam pola
pendidikan di Indonesia abad ke 21 pendidikan dilihat mulai dari input, proses,
output dan outcome sistem pendidikan. Mekanisme seleksi siswa sekarang ini
banyak mengandung unsur KKN atau praktek politik dagang kambing, siapa yang
berani harga tinggi akan mendapat kesempatan untuk mengenyam sekolah bermutu
atau favorit, sehingga ada jaminan diakses pasar kerja lebih cepat terutama
untuk perguruan tinggi.
Ini salah
satu masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini, dan merupakan tuntutan era
globalisasi, mendorong trend berkembangnya pola pendidikan di Indonesia ke arah
pendidikan yang materialistik. Kondisi ini telah memicu pergeseran paradigma
pendidikan di segala aspek terutama yang terkait dengan refleksi pendidikan,
yang pada hakekatnya harus mengutamakan kebutuhan peserta didik.
Biologi
sebagai salah satu ilmu dasar selalu mengalami perkembangan, apalagi pada abad
21 sudah dapat diduga bahwa biologi akan berkembang pesat. Apabila pendidikan
memang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengantarkan mereka untuk
dapat memahami serta mengelolanya dengan baik, berarti konsep yang diberikan
harus seirama dengan kemajuan Ilmu dan Teknologi pada era Globalisasi ini.
Salah satu dari kecendrungan perubahan dunia yang dikemukakan oleh Nisbitt dan
aburdene (1990) adalah kemungkinan “jaman biologi menggantikan jaman fisika”.
Perubahan kedudukan Biologi tersebut jelas merupakan tantangan bagi para
Biologiwan dan pendidik Biologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut perlu
dipersiapkan generasi muda yang tangguh. Dengan kata lain kita perlu
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Mempersiapkan
SDM yang berkualitas berarti memberdayakan manusia seutuhnya, yaitu segi fisik
dan cara berfikirnya. Mereka seyogyanya kritis dan memiliki kesadaran akan
pentingnya melestarikan fungsi lingkungan untuk keperluan generasi mereka dan
generasi yang akan datang dalam mengelola sumber daya alam Hayati.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini masalah yang akan dirumuskan apakah masalah - masalah yang bekaitan dengan
pembelajaran pendidikan biologi pada masa era globalisasi dan bagaiman arah
generasi muda mengalami belajar biologi sebagai suatu kebutuhan dan bekal dalam
masyarakat dan Negara.
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam
makalah ini agar dapat memberi solusi dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran pendidikan biologi pada masa sekarang atau masa
globalisasi dan bagaimana usaha dalam proses belajar mengajar agar dalam
kehidupan masyarakat generasi yang berkompeten dapat berinteraksi dengan
lingkungan alamnya.
BAB II
ISI
2.1. Perkembangan
Ilmu dan teknologi dalam Biologi
Biologi
berkembang sangat pesat dengan bantuan ilmu lain (seperti Biokimia dan fisika)
setelah ditemukan mikroskop electron dan tekhnik – tekhnik Biologi yang
canggih. Khususnya Biologi Sel, Biolgi Molekuler, dan Bioteknologi. Temuan
adanya sel – sel prokariot dan komposisi dinding yang berbeda pada jamur dan
tumbuhan mengubah cara berfikir dan klasifikasi organisme yang ada di Bumi.
Kriteria sebagai dasar pengelompokkan mengalami perkembangan sehingga organisme
tidak lagi hanya dikategorikan dengan hewan dan tumbuhan. Sekarang rRNA
digunakan sebagai kriteria/dasar pengelompokkan lintas dunia bahkan domain.
Peledakan
penduduk di Indonesia yang menuntut pemenuhan kebutuhan primer bahkan sekunder
menyebabkan berkembang Amdal sekitar tahun 1970an sampai awal 1980an.
Selanjutnya pembangunan fisik di Negara kita yang makin merambah ke Pengunungan
dan daerah aliran sungai, hutan, lepas pantai, sehingga diperlukan Biologi
manejemen. Apalagi setelah itu?
Mengingat species
– species yang sudah dikenal dan diberdayakan masih terbatas dan masih pada
organisme sel eukariot, sedangkan sel prokariot masih butuh sentuhan – sentuhan
tangan oleh para ahli Biologiwan di universitas – universitas Indonesia agar
dapat mengharumkan nama bangsa dan diperhitungkan pada level
Internasional.
2.2. Kecendrungan
Masyarakat Dalam Era Informasi dan Globalisasi
Masyarakat
masa depan adalah masyarakat Informasi (Tilaar, 1990). Masyarakat semacam itu
memerlukan anggota masyarakat yang dapat memilih dari segala macam alternative.
Dengan tersedianya informasi manusia perlu menyusunnya agar dapat bermanfaat untuk
mengungkapkan pemikirannya secara jelas. Sejalan dengan itu, buah pikiran yang
jelas harus dapat dikomunikasikan secara efektif. Melihat hubungan kepada
manusia dengan lingkungannya yang bukan bersifat konfrontatif dan menguasai,
maka manusia harus memiliki pemahaman yang jelas tentang lingkungannya.
Pendidikan lingkungan hidup, baik lingkungan social maupun lingkungan alam
merupakan syarat mutlak bagi manusia abad 21. Selanjutnya dengan kemungkinan
yang hampir tidak terbatas untuk memperoleh informasi, manusia mempunyai
kesempatan luas untuk mengembangkan kemampuan serta potensi pribadinya.
Membaca
merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperoleh informasi dengan
mengembangkan kemampuan dan potensi pribadi dan dapat berkembang pesat. Berdasarkan
pengalaman (Rivai 1994) ada peserta lomba karya ilmiah yang sangat kreatif,
inovatif, dan berkemampuan dan kritis. Mereka tidak segan melahap buku
pelajaran untuk Perguruan Tinggi bila mereka perlukan. Selanjutnya menurut
Rivai kelemahan penyuguhan – penyuguhan buku pelajaran di SMA adalah tidak
terbinanya kemampuan anak didik untuk memberikan alternative pada permasalahan
yang dihadapi. Sukar dicari produk pendidikan SMA yang mau, dapat, merasa yakin
dan mampu menata diri secara otodidak. Padahal kemampuan itu sangat diperlukan
pada era Globalisasi.
Tantangan
yang dihadapi ssekarang adalah kurangnya minat baca masayarakat kita. Selain
kurang minat membaca, kemampuan membacanya juga tidak tinggi. Dalam hal
kemampuan membaca, Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah, diatas salah
satu Negara dari Amerika Latin (Moengiadi 1987). Berkemauan membaca sumber
tidak banyak gunanya jika tidak berkemampuan untuk mengambil maknanya. Makna
tidak terpampang begitu saja dalam buku atau artikel yang dibaca. Membaca
merupakan proses interaksi anatra pembaca, informasi yang dituangkan dalam
teks, dan karektiristik isi. Tujuan dari membaca adalah membangun makna dari
teks tersebut (Jones 1985). Dari sudut pandang kognitif, pemahaman membaca
merupakan proses yang kompleks dan tersusun dari proses – proses yang saling
berkaitan (Beck, 1989).
2.3. Keadaan
Pembelajaran Pendidikan Biologi di Indonesia
Para ahli
mengatakan bahwa abad 21 merupakan abad pengetahuan karena pengetahuan menjadi
landasan utama segala aspek kehidupan. Menurut Naisbit (1995) ada 8
kecenderungan besar yang akan terjadi pada pendidikan di abad 21 yaitu;
(1) dari masyarakat
industri ke masyarakat informasi,
(2) dari teknologi
yang dipaksakan ke teknologi tinggi,
(3) dari ekonomi
nasional ke ekonomi dunia,
(4) dari perencanaan
jangka pendek ke perencanaan jangka panjang,
(5) dari sentralisasi
ke desentralisasi,
(6) dari bantuan
institusional ke bantuan diri,
(7) dari demokrasi
perwakilan ke demokrasi partisipatoris,
(8) dari
hierarki-hierarki ke penjaringan,
Sedangkan
hasil pendidikan yang diharapkan anak didik dapat terefleksi pada profil
lulusan yang memiliki karakter : rasa menghargai keberadaan dirinya sendiri,
rasa percaya diri, komunikatif, kemampuan berpikir kritis, jiwa kebersamaan,
rasa dan jiwa bertanggung jawab, kepekaan dan komitmen sosial, pemahaman
terhadap sistem politik dan budaya, mampu berpikir ke depan (visi), mampu
berkreasi dan berimajinasi, serta mampu melakukan refleksi dan evaluasi.
Dalam
keluarga dan masyarakat maupun sekolah sebagai satu - satunya jalur yang dapat
ditempuh untuk mencetak generasi yang akan mengukir profil atau status atau
karakter bangsa Indonesia, di era modren ini nampaknya mulai mengalami erosi. Kelemahan
sistem pendidikan saat ini antara lain disebabkan oleh peran keluarga terutama
orang tua yang tidak optimal sebagai pendidik, misalnya karena maraknya konsep
gender. Jaminan bahwa setiap anak akan mendapat pendidikan yang baik dan benar
masih perlu dipertanyakan. Pelayanan dan pendidikan di lingkungan luar sekolah
khususnya keluarga mendidik para generasi mulai bayi, balita, anak-anak sampai
dewasa sebagian dilihat masih bersifat materilistis dan memenjakan si anak
tanpa mendidik anak menjadi anak yang matang kepribadiannya atau karakternya
untuk mencapai masa globalisasi ( masa yang akan datang ). Dunia pendidikan
memiliki andil yang tidak kecil terkait krisis multidimensi, karena tidak mampu
melahirkan pribadi - pribadi utuh yang mampu menyelesaikan problematika bangsa.
hingga diharapkan adanya kerjasama para pendidik khususnya guru dan orang tua
untuk ikut berperan dalam melaksanakan pencapaian manusia yang berkarakter.
Sehingga
hasil pendidikan dapat terefleksi pada profil lulusan yang memiliki karakter:
rasa menghargai keberadaan dirinya sendiri, rasa percaya diri, komunikatif,
kemampuan berpikir kritis, jiwa kebersamaan, rasa dan jiwa bertanggung jawab,
kepekaan dan komitmen sosial, pemahaman terhadap sistem politik dan budaya,
mampu berpikir ke depan (visi), mampu berkreasi dan berimajinasi, serta mampu
melakukan refleksi dan evaluasi.
Akan tetapi
belakangan ini banyak sekali masalah yang ada dalam dunia pendidikan. Yang mana
pemerintah dapat memperbaikinya dengan empat unsur antara lain: kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan, sistem pendidikan, manajemen pendidikan, dan
proses pembelajaran. Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang tertuang dalam
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas) mengamanatkan bahwa perguruan tinggi harus otonom, yang berarti
mampu mengelola secara mandiri lembaganya serta dapat mengelola dana secara
mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. Untuk sekolah/madarasah harus
dikelola dengan prinsip manajemen sekolah/madarasah, yang berarti otonomi
manajemen pendidikan pada satuan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa wewenang
otonomi yang diberikan kepada lembaga dengan tujuan agar meningkatkan tumbuh
dan berkembangnya kreativitas, inovasi, mutu, fleksibilitas, dan mobilitas,
diterjemahkan lain.
Untuk
mewujudkan otonomi tersebut, maka UU Sisdiknas menentukan bahwa penyelenggara
satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat harus
berbentuk badan hukum (BHP) dengan persyaratan tertentu. Ada pernyataan bahwa
prinsip manajemen atau pengelolaan BHP tidak mengarah pada komersialisasi atau
privatisasi.
2.4. Pengembangan
Kurikulum dan Proses Penyusunan Buku Ajar
Tilaar (1990)
menekankan pentingnya peranan pendidikan dalam membangun masa depan. Setelah
mengetahui batas – batas pertumbuhan yang dapat ditolerir oleh planet bumi,
manusia dapat bersikap sebagai berikut: bersikap sebagai boneka dari berbagai
kekuatan diluar dirinya yang sebagian
juga merupakan hasil karyanya atau menjadi penguasa atas karyanya sendiri.
Contohnya kualitas yang kita inginkan berngantung dari sikap kita terhadap
lingkungan alam yang kita ubah menjadi alam buatan.
Ciri masa
depan adalah masyarakat informasi akibat kemajuan Teknologi. Begitu banyak
informasi akan menimbun sehingga manusia harus dapat memilih dan
memanfaatkannya untuk pengembangan pribadinya. Proses belajar dengan cara
“menyuapi” atau mekanistiks akan membawa anak didik kepada “shock” masa depan.
Yang jelas dalam masyarakat informasi kita akan lebih sering digunakan daya
akal (otak) dari pada daya fisik (otot).
Proses
belajar yang antisipatoris dan partisipatif merupakan belajar inofatif yang mungkin akan cocok dengan keadaan
masyarakat informasi dan global, tetapi pengelolaannya sukar. Ada yang
mengkhawatirkan bahwa dengan datangnya masyarakat infonnasi, manusia akan
kehilangan kepribadiannya. Namun ada juga yang berpendapat bahwa masyarakat
informasi akan membuka cakrawala yang lebih luas untuk belajar, belajar tanpa
batas.
Tampaknya
pendidikan yang seimbang antara kebutuhan lahiriah dan batiniah menjadi tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan diarahkan kepada terwujudnya manusia Indonesia
yang sadar berada dalam lingkungannya dan mengenai lingkungannya. Kesadaran
akan lingkungan berarti sadar akan lingkungan vertical dan horizontal. Manusia
Indonesia seutuhnya tidak lebur dalam lingungannya, tetapi bertanggung jawab
atas lingkungannya, terhadap alam sekitarnya, dan sang penciptanya. Dia
menguasai alam sekitarnya sekaligus menjadi pemelihara. Baginya ilmu
pengetahuan dan teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat atau wahana.
Jika bekal
untuk mengembangkan potensi dirinya dapat ditransfer melalui pendidikan, maka
pendidikan Biologi mempunyai peluang yang sangat besar dan sangat tepat untuk
mencapai hal tersebut. Berpikir Biologi (bernalar verbal) dalam berbagai bentuk
dapat dikembangkan melalui pembelajaran Biologi yang sesuai dengan
karekteristik materinya. Misalnya berpikir klasifikasi melalui sistematik,
berfikir sibernatik melalui fisiologi, berfikir probabilitas melalui genetika,
berfikir antiseptic melalui mikrobiologi. Bekal berfikir semacam itu akan
sangat diperlukan bagi genegrasi muda Indonesia untuk berkompetisi dengan
pemuda lain dalam era globalisasi.
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan mungkin salah satu alternative dalam menjawab
tantangan perkembangan IPTEK. Khusus untuk Biologi dari SD hingga SMU diupayakan
ada bekerja ilmiah yang terdiri dari sejumlah keterampilan proses yang perlu
dikuasai untuk kemudian diaplikasiakn untuk pembelajaran konsep. Berpikir
melalui Biologi dan mendidik melalui Biologi diharapkan dapat menghasilkan
manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dijelaskan diatas.
Bagaimana
dengan pengadaan bukunya? Sukses tim penulis buku paket dalam bahan ajar untuk
kurikulum 1975 erat berkaitan dengan “oil Blooming” dan kompkanya tim penulis
pada saat itu. Para penulis tidak perlu mencari pangsa pasar untuk menjua karya
tulisannya. Para Biologiwan bahu membahu untuk menuangkan kemampuan dan
pengetahuan menyajikannya dalam buku paket yang disusun. Buku paket disusun
dengan tujuan menyederhanakan kerumitan pengadaan buku pelajaran. Hal itu
sangat berbeda dengan keadaan sekarang yang justru para penerbit berlomba –
lomba untuk menjual buku pelajran untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Buku ajar
biologi sebaiknya ditulis dengan melibatkan 3 komponen, yaitu:
1. guru pada jenjangnya, bertanggung jawab
pada keterbacaan dan ilmu praktisnya
2. biologiwan, bertanggung jawab pada
kemutahiran dan kebenaran ilmunya
3. dan pendidik biologi, bertanggung jawab
dalam penyajiannya.
Bagaimanapun buku
merupakan ringkasan, bukan buku yang kita idam – idamkan, karena tida
melibatkan proses berfikir anak didik.
2.5. Harapan arah
Pembelajaran Biologi di abad 21 (Era Globalisasi)
Memberikan
peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada
preservice dan inservice guru-guru kita. Profesionalisme sebagai penunjang
kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor
besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal
yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai
latihan yang dilakukan guru.
Guru profesional
harus mampu mengembangkan sepuluh kemampuan dasar yang
harus dimiliki.
1) Penguasaan bahan
ajar dan konsep-konsep dasar keilmuan.
2) Pengelolaan
program belajar-mengajar.
3) Pengelolaan kelas.
4) Penggunaan media
dan sumber pembelajaran.
5) Penguasaan
landasan-landasan kependidikan.
6) Pengelolaan
interaksi belajar mengajar.
7) Penilaian prestasi
siswa.
8) Pengenalan fungsi
dan program bimbingan konseling.
9) Pengenalan dan
penyelenggaraan administrasi sekolah,
10) Pemahaman
prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
peningkatan mutu pelajaran.
Pendidikan di
abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan
profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan
mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam
kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum,
tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan
orang tua/masyarakat.
Trilling dan Hood
(1999) mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk
mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Nilai-nilai keluarga hendaknya
tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan;
1) Asas belajar
sepanjang hayat harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk
mengimbangi tantangan perkembangan jaman
2) Penggunaan
berbagai inovasi Iptek terutama media elektronik, informatika, dan komunikasi
dalam berbagai kegiatan pendidikan
3) Penyediaan
perpustakaan dan sumber-sumber belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya
pendidikan dalam pendidikan
4) Publikasi dan
penelitian dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang terkait, merupakan
suatu kebutuhan nyata bagi pendidikan di abad pengetahuan.
Tata sosial
yang kapitalissekuler menyajikan menu individualis dan materialis yang harus
disantap oleh para generasi mulai bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Dunia
pendidikan memiliki andil yang tidak kecil terkait krisis multidimensi, karena tidak
mampu melahirkan pribadi-pribadi utuh yang mampu menyelesaikan problematika
bangsa.
Mengembangkan
kurikulum yang konsisten secara konseptual, memang tidak mudah. Lebih tidak
mudah lagi mengimplementasikannya. Apalagi jika penerapan kurikulum baru itu
tidak disertai dengan penyiapan lapangan yang baik. Perubahan kurikulum bukan
sekedar pergantian dokumen. Melainkan berimplikasi luas terhadap perubahan
paradigma, kebiasaan, dan kemampuan lama menuju yang baru. Dan diharapkan
setiap pergantian kurikulum oleh pemerintah tidak mempersulit guru dalam
mengaplikasikan kurikulum baru tersebut dan dapat dilaksanakan pada proses
belajar mengajar mulai dari kota besar sampai ke daerah terpencil, sehingga
anak didik menjadi anak yang berilmu pengetahuan yang tinggi dan berkarakter
sesuai dengan tujuan kurikulum tersebut.
Akhirnya yang
paling penting, paradigma baru pembelajaran ini memberikan peluang dan
tantangan yang besar bagi perkembangan profesional, baik pada preservice dan
inservice guru-guru kita. Di banyak hal, paradigma ini menggambarkan redefinisi
profesi pengajaran dan peran-peran yang dimainkan guru dalam proses
pembelajaran. Meskipun kebutuhan untuk merawat, mengasuh, menyayangi dan
mengembangkan anak-anak kita secara maksimal itu akan selalu tetap berada dalam
genggaman pengajaran, tuntutan-tuntutan baru Abad Pengetahuan menghasilkan
sederet prinsip pembelajaran baru dan perilaku yang harus dipraktikkan.
Berdasarkan gambaran pembelajaran di abad pengetahuan di atas, nampaklah bahwa
pentingnya pengembangan profesi guru dalam menghadapi berbagai tantangan ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Perhatian utama
pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Nilai-nilai keluarga hendaknya
tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan.
2. Paradigma baru
pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan
profesional, baik pada preservice dan inservice guru-guru kita.
3. Hambatan –
hambatan dalam pengembangan kurikulum khususnya pada guru. Guru yang kurang
berpartisipasi dalam mendesain pengembangan kurikulum karena kurangnya waktu,
kekurangkesesuaian pendapat antara guru maupun dengan sekolah atau
administrator, karena kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri, hambatan yang
lain datangnya dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun umpan balik dari
masyarakat terhadap pendidikan dan kurikulum yang berlangsung.
4. Fungsi pendidikan
dahulu dan sekarang sudah berubah, dalam masyarakat dahulu persekolahan berfungsi
untuk memelihara dan meneruskan nilai nilai yang ada sejak dahulu. Sedangkan
masa sekarang pendidikan sekarang didasarkan pada filsafat pendidikan yang
jelas, masalah atau topik tertentu sehingga pendidikan yang didapatkan
berdasarkan pengalaman sendiri dan diharapkan dapat diaplikasikan secara
langsung kepada masyarakat.
3.2 SARAN
1. Perkembangan
biologi yang begitu pesat menuntut perkembangan cara berpikir, bersikap manusia
Indonesia. Menghadapi masa depan yang penuh tantangan tersebut, proses belajar
mengajar Biologi bukan hanya mengajar Biologi sebagai produk berupa konsep atau
prinsip Biologi, tetapi juga mengajar melalui Biologi. Mempersiapkan manusia
Indonesia seutuhnya dalam era informasi dan globalisasi menuntut pembelajaran
yang inovatif berupa pembelajaran yang antisipatoris dan parsipatif. Bekal cara
berfikir Biologi dan Pengetahuan Biologi diharapkan dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan sehat. Pengetahuan tentang sel pada
tingkat pendidikan dasar dapat digunakan untuk memilih makanan (buah atau
sayur) dari pada jajanan dari tepung dan zat – zat adiktif misalnya. Atau
pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara factor biotik dan abiotic
serta pencernaan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak
mengambil hak orang lain untuk menghirup udara yang tidak tercemar asap rokok
di dalam ruangan.
2. Makalah ini dapat
diperbaharui lagi sesuai dengan kondisi ligkungan pendidikan yang dapat berubah
suatu waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Moegiadi, (1987).
Guru Sebagai Determinan dalam menyukseskan pembangunan Nasional. Orasi Ilmiah
pada dies natalis IKIP Bandung.
Rifai, M.A (1994).
Menyiapkan Diri Belajar Biologi di Sekolah Menengah Umum. Jakarta:Pusat
Perbukuan.Depdikbud.
Rustanan, N.Y.
(1991). Dasar Biologi Proses Berfikir. Makalah dipresentasikan pada seminar
Nasional Biologi Kongres Nasional Biologi. IPB. Bogor.
Tilaar. H.A.R.
(1990). Pendidikan Dalam pembangunan
Nasional menyongsong Abad 21. Jakarta: Balai pustaka.
http://bioc.blog.com/2010/12/23/profesionalisme-guru-dalam-menghadapi-golbalisasi/.
Diakses pada tanggal 6 februari 2011.
Antara Cinta dan Dosa
Tuhan, tak patut rasanya aku berharap sesuatu kepada-Mu, mataku penuh dengan dosa , lisanku telah mengalir perkataan yang sia-sia, entah telah berapa banyak dosa yang telah mengalir dalam darahku. Aku terlelap dalam tidur penuh dengan angan-angan, aku lalai dalam mimpiku akan keindahandunia, mata hatiku terpejam tanpa mengingat-Mu, lidahku telah melupakan nama-Mu, hatiku penuh dengan kotoran, jiwaku beku sehingga tak terasa nikmat yang Engkau berikan. Tuhan, akankah Engkau melupakanku, jauh dari pandangan mataku, sejukkanlah mataku dengan memandang-Mu penuh dengankecintaan. Berilah aku setetes embun dari surga-Mu, agar dapat membersihkan jiwaku yang beku dan penuh dosa. Tuhan, basahilah tubuhku ini dengan air surga-Mu, agar tak kaku, berilah aku cahaya dari surga-Mu yang dapat menerangi hatiku yang gelap gulita, agar hatiku merasakan keindahan cinta-MU . Tuhan, jadikanlah cintaku dapat menghapus dosa, dosa yang telah menghalangi pandangan mata hati akan wajah-Mu yang Agung. Dosa yang telah membuat aku menderita, berilah aku cinta-Mu . Tuhan, bintang di langit telah mengeluarkan cahayanya, semua mata telah tertidur, lindungilah aku dari mata yang terlelap tanpa mengingat-Mu. Tuhan peliharalah aku dari segala hal yang dapat memalingkan aku dari Engkau dan dari segala yang dapat menghambat antara Engkau dan aku. Tuhan, terimalah cintaku , aku mohon kepada-Mu janganlah Engkau tolak ketika aku mengetuk pintu-Mu, karena disana aku berharap Engkau menerima cintaku dan mema'afkan atas kesalahanku.
Dasar-Dasar Cinta Kepada Allah SWT
Dasar-dasar cinta kepada Allah adalah makrifat, sebab seseorang itu tidak mungkin mencintai sesuatu tanpa mengenal bentuk dan kepribadian terhadap orang yang hendak dicintai. Seorang hamba bisa dikatakan sudah sampai kepada Allah dengan benar-benar makrifat, maka akan timbul dalam dirinya rasa cinta, rindu, dan kasih kepada Allah, karena cinta itu buah dari hasil mengenal, yaitu kenal dengan Allah. Oleh karena itu tidak mungkin seseorang itu jatuh cinta kalau tidak kenal terlebih dahulu. Orang yang telah jatuh cinta itu akan memberikan apa saja termasuk nyawanya sendiri kepada orang yang ia cintai. Begitu juga jika seorang hamba telah jatuh cinta kepada Allah, ia akan berusaha untuk memberikan apa yang Allah minta darinya, seperti Nabi Ibrahim dengan rasa cinta yang sangat dalam kepada Allah swt. ia rela memberikan Ismail kepada Allah sebagai wujud cinta yang hakiki.
Seseorang hamba timbul rasa cinta di hatinya kepada Allah, karena adanya dorongan rasa keindahan yang hadir dalam jiwa yang bersih, melihat dengan penyaksian akan wujud Allah yang haq dan mutlak dengan kejujuran yang timbul dari dalam jiwa yang bersih, dan kebeningan mata hati rohani, sehingga seluruh hawa nafsu telah ditawan oleh cinta, lalu ia tenggelam dalam lautan cinta, tidak ada lagi yang ia pedulikan karena ia telah bersatu melebur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu ia telah merasakan nikmatnya bercinta kepada Allah.
Selanjutnya seorang hamba yang larut dalam lautan cinta kepada Allah akan merasakan, bahwa cintanya terpadu pada puncak segala keindahan, kepada sang pencipta yang memiliki keindahan. Apabila seorang hamba itu terus berusaha untuk mendekati-Nya ia akan merasakan keindahan yang mutlak, puncak dari segala keindahan yaitu mendapatkan cintanya Allah. Tidak mudah untuk mendapatkan cinta Allah itu, seseorang hamba akan dihadapkan segala bentuk ujian, disinilah Allah akan memberikan cinta-Nya kepada seorang hamba, jika ia lolos atau berhasil dari ujian yang diberikan Allah, jika Allah swt. telah cinta kepada seseorang hamba, Dia akan memberikan pandangan yang khusus terhadapnya.
Orang yang berkasih sayang karena keagungan Allah, ia akan berada dalam naungan-Nya. Ia akan diberikan mimbar yang terbuat dari cahaya yang di inginkan oleh para nabi dan para syuhada.
Rabi'atul Adawiyah adalah seorang wanita yang warak, zuhud, dan cinta kepada Allah, beliau pernah berkata, "Cinta yang suci itu lebih tinggi daripada takut dan raja'. Cinta yang suci itu tidak mengharapkan sesuatu, cinta yang murni kepada Allah adalah puncak tasawuf. Rabi'ah al Adawiyah dalam syairnya yang berbunyi, "Aku cinta kepadamu ya Allah, dua macam cinta." Pertama cinta kepada Engkau hanya Engkau. Kedua cinta yang semata-mata rindu. Adapun cinta karena Engkau hanya Engkau yang aku kenang, tiada yang lain. Adapun cinta karena Engkau berhak menerimanya. Agar Engkau bukakan bagiku hijab, supaya aku dapat melihat Engkau. Pujian atas dua perkara itu bukanlah bagiku. Pujian atas kedua perkara itu adalah bagi-Mu sendiri, ku jadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku. Tubuh yang kasarku biar bercakap dengan yang duduk. Jisimku biarlah bercengkrama dengan temannya. Isi hatiku hanyalah tetap Engkau sendiri."
Sudahkan kita mendapat cinta Allah dan bagaimana rasanya jika kita dicintai Allah, sungguh jika kita telah mendapatkan cinta Allah, maka kita tidak akan berpaling dengan yang lain, karena yang lain itu adalah tidak ada dan sesungguhnya kitapun tidak ada, cinta kita adalah milik Allah dan sebenarnya jika Allah mencintai kita, sesungguhnya Dia telah mencintai diri-Nya sendiri. Karena tak patut bagi Allah ada dua cinta. Berbahagialah orang-orang yang mendapat cintanya Allah. Semoga kita adalah salah satu hamba yang mencintai dan dicintai Allah.
Seseorang hamba timbul rasa cinta di hatinya kepada Allah, karena adanya dorongan rasa keindahan yang hadir dalam jiwa yang bersih, melihat dengan penyaksian akan wujud Allah yang haq dan mutlak dengan kejujuran yang timbul dari dalam jiwa yang bersih, dan kebeningan mata hati rohani, sehingga seluruh hawa nafsu telah ditawan oleh cinta, lalu ia tenggelam dalam lautan cinta, tidak ada lagi yang ia pedulikan karena ia telah bersatu melebur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu ia telah merasakan nikmatnya bercinta kepada Allah.
Selanjutnya seorang hamba yang larut dalam lautan cinta kepada Allah akan merasakan, bahwa cintanya terpadu pada puncak segala keindahan, kepada sang pencipta yang memiliki keindahan. Apabila seorang hamba itu terus berusaha untuk mendekati-Nya ia akan merasakan keindahan yang mutlak, puncak dari segala keindahan yaitu mendapatkan cintanya Allah. Tidak mudah untuk mendapatkan cinta Allah itu, seseorang hamba akan dihadapkan segala bentuk ujian, disinilah Allah akan memberikan cinta-Nya kepada seorang hamba, jika ia lolos atau berhasil dari ujian yang diberikan Allah, jika Allah swt. telah cinta kepada seseorang hamba, Dia akan memberikan pandangan yang khusus terhadapnya.
Orang yang berkasih sayang karena keagungan Allah, ia akan berada dalam naungan-Nya. Ia akan diberikan mimbar yang terbuat dari cahaya yang di inginkan oleh para nabi dan para syuhada.
Rabi'atul Adawiyah adalah seorang wanita yang warak, zuhud, dan cinta kepada Allah, beliau pernah berkata, "Cinta yang suci itu lebih tinggi daripada takut dan raja'. Cinta yang suci itu tidak mengharapkan sesuatu, cinta yang murni kepada Allah adalah puncak tasawuf. Rabi'ah al Adawiyah dalam syairnya yang berbunyi, "Aku cinta kepadamu ya Allah, dua macam cinta." Pertama cinta kepada Engkau hanya Engkau. Kedua cinta yang semata-mata rindu. Adapun cinta karena Engkau hanya Engkau yang aku kenang, tiada yang lain. Adapun cinta karena Engkau berhak menerimanya. Agar Engkau bukakan bagiku hijab, supaya aku dapat melihat Engkau. Pujian atas dua perkara itu bukanlah bagiku. Pujian atas kedua perkara itu adalah bagi-Mu sendiri, ku jadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku. Tubuh yang kasarku biar bercakap dengan yang duduk. Jisimku biarlah bercengkrama dengan temannya. Isi hatiku hanyalah tetap Engkau sendiri."
Sudahkan kita mendapat cinta Allah dan bagaimana rasanya jika kita dicintai Allah, sungguh jika kita telah mendapatkan cinta Allah, maka kita tidak akan berpaling dengan yang lain, karena yang lain itu adalah tidak ada dan sesungguhnya kitapun tidak ada, cinta kita adalah milik Allah dan sebenarnya jika Allah mencintai kita, sesungguhnya Dia telah mencintai diri-Nya sendiri. Karena tak patut bagi Allah ada dua cinta. Berbahagialah orang-orang yang mendapat cintanya Allah. Semoga kita adalah salah satu hamba yang mencintai dan dicintai Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)