PENDEKATAN INQUIRI DALAM MENGAJAR
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari
informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini
pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan
mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar
cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri sering
digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa Inggris disebut
“discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian
informasi atau pertanyaan-pertanyaan. Ada kaitan erat antara menyelidiki dengan
penemuan.
Pendekatan Inkuiri
dan Pendekatan Penemuan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Kedua model
pembelajaran yaitu pendekatan inkuiri dan pendekatan penemuan berorientasi pada
pengolahan informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan
berpikir untuk dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah.
Dengan pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar
secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun
generalisasi secara mandiri.
Menurut Sund
pembelajar dengan penemuan akan membantu pembelajar menggunakan proses mental
dengan mengamati, membuat penggolongan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan
dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya. konsep dingin, segiempat, masyarakat,
kata, frase dan kalimat. Prinsip misalnya. logam kalau dipanasi mengembang,
semua kalimat pasif berawalan di.
Pembelajaran dengan
penemuan dapat dilakukan dengan melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan
belajar yang menggunakan proses mental melalui tukar pendapat atau diskusi,
seminar dsb. Pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental yang lebih
kompleks; sebagai contoh, merancang eksperimen, menganalis data, menarik
kesimpulan dsb. Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap objektif,
jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian.
Menarik kesimpulan di
atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan
kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan berikutnya ialah
pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan prinsip itu ditentukan
sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang telah diatur secara
seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik
penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa
Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan
sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.
Sebaliknya pendekatan
inkuiri yang digunakan dalam kegiatan belajajar mengajar, struktur pcristivva
belajar bersifat tcrbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” aiau diberi
kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui
proses-proses,
a. Asimilasi yaitu
memasuldcan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada
pembelajar.
b. Akomodasi yaitu
mengadakan perubahan-perubahan dengan pengertian penyesuaian alam struktur
kognitif sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard
Suchman, tentang hakikat proses inkuiri model teori inkuiri dan
komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif, menjelaskan bahwa proses
inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas. Suchman tertarik pada kata
“pengertian” dan bagaimana pengertian itu terbentuk pada diri pembelajar.
Dengan kata lain, bagaimana pembelajar mengadakan respon (reaksi) kalau datang
stimulus (rangsang) pada persepsinya.
Selanjutnya, J.R.
Suchman berpendapat bahwa setiap individu mempunyai organisator tertentu yang
dapat ditarik untuk membawakan beberapa pengertian terhadap sesuatu objek baru.
Oleh Sucliman dijumpai empat identifikasi organisator yaitu,
1. Persepsi yang berisi
jumpaan-jumpaan sebelumnya
2. Sistem yang
mengatur secara kesatuan fungsi
3. Data yang berisi
keterangan dan informasi
4. Kesimpulan hasil
analisis data
Setiap orgamsator
dapat disimpan untuk penggunaan waktu yang akan datang.
Organisator ini saling
berkaitan erat sekali, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu berbeda atau
bertentangan. Pengajar hendaknya mendorong jenis inkuiri pada pembelajar bahkan
memberi saran kepada pengajar bahwa ia harus,
a. Menciptakan
kebebasan untuk memiiiki dan mengekspresikan ide-ide atau gagasan dan
mengetesnya dengan
data.
b. Menyediakan suatu lingkungan yang responsif sehingga
setiap ide didengar dan dapat
dimengerti, dipahami
oleh setiap pembelajar dapat memperoleh data yang dibutuhkan.
c. Membantu setiap
pembelajar menemukan suatu jalan untuk bergerak maju.
Tujuan Proses Inkuiri
yang diajukan Suchman merupakan pemikiran yang mantap yang implikasinya dapat
untuk memperbaiki pendidikan pengajar dan untuk peningkatan peristiwa kegiatan
belajar mengajar. Seorang pengajar hendaknya dapat mengembangkan proses inkuiri
dengan memusatkan pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan oleh pembelajar.
Orientasi guru ialah “memandang” pembelajar sebagai individu yang memiiiki
potendi yang perlu dikembangkan. Pengajar selalu mengutamakan pertumbuhan dan
peningkatan kognitif dan perkembangan kreativitas pembelajar. Mengajar
bertujuan mengembangkan bakat-bakat dan membantu pengajar mengembangkan konsep
dirinya
Proses belajar ini dapat dilakukan melalui beberapa
aktivitas yakni,
1. Bertanya, artinya
tidak semata-mata mendengarkan dan mengha’fal.
2. Bertinda. artinya
tidak semata-mata melihat dan mendengarkan.
3. Mencari. artinya
tidak semata-mata mendapatkan.
4. Menemukan problem,
artinya tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta.
5. Menganalisis,
artinya tidak semata-mata mengamati.
6. Membuat sintesis,
artinya tidak semata-mata membuktikan
7. Beipikir artinya
tidak semata-mata melamun atau membayangknn.
8. Menghasilkan atau
memprodusir. artinya tidak semata-mata menggunakan.
9. Menyusun, artinya
tidak semata-mata mengumpulkan.
10. Menciptakan, artinya tidak semata-mata memproduksi
kembaii.
11. Menerapkan.
artinya tidak semata-mata mengingat-ingat.
12.
Mengekspresimenkan, artinya tidak semata-mata membenarkan,
13. Mengkritik,
artinya tidak semata-mata menerima
14. Merancang,
artinya tidak semata-mata beraksi.
15. Mengevaiuasi,
artinya tidak semata-mata mengulangi.
Beberapa kondisi yang diperlukan untuk proses belajar
inkuiri
a. Kondisi yang
fleksibel, bebas, terbuka untuk berinteraksi.
b. Kondisi lingkungan
yang responsif.
c. Kondisi yang
memudahkan untuk memusatkan perhatian.
d. Kondisi yang bebas
dan tekanan.
Untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri secara mantap yang
dibutuhkan pengajar yang mampu berperan, karena aktivitas banyak terjadi pada
din pembelajar.
Peranan Pengajar
dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Inkuiri adalah,
1. Pengajar mampu
menstimulasi (memberi rangsangan dan menentang pembelajar untuk berpikir).
2. Pengajar mampu
memberi dukungan untuk inkuiri.
3. Pengajar mampu
memberikan fleksibilitas (kesempatan dan keluwesan serta keberrsamaan
untuk berpendapat,
berinisiatif atau berprakarsa) dan bertindak.
4. Pengajar mampu
mendiagnosis kesulitan-kesuhtan pembelajar dan membantu mengatasi-
nya.
5. Pengajar mampu
mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar dengan
sebaik-baiknya.
Akan tetapi dalm
proses belajar mcngajar hal-hal yang perlu mendapat rangsangan (stimulus)
adalah,
a. Adanya hak dan
otonomi pembelajar.
b. Kebebasan dan
dukungan terhadap pembelajar.
c. Sikap keterbukaan.
d. Percaya kepada
diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.
e. Adanya konsep
dirinya (self-concept).
f. Pengalaman inkuiri, menunjukkan terlibat dalam
masalah-masalah.
.
Segi Keuntungan Mengajar dengan Menggunakan Pendekatan
Penemuan dan
Pendekatan Inkuiri
1. Pengajaran
berpusat pada diri pembelajar
Salah satu prinsip
psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan
pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.
Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep dan
prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri,
pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.
2. Pengajaran inkuiri
dapat membentuk self concept (konsep diri), sehingga terbuka
terhadap
pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil
kesempatan yang ada
dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.
3. Tingkat pengharapan
bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide tertentu bagaimana
ia dapat
menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri.
4. Pengembangan bakat
dan kecakapan individu, Lebih banyak kebebasan dalam proses
belajar mengajar
berarti makin besar kemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan,
kemampuan dan
bakat-bakatnya.
6. Dapat memberi
waktu kepada pembelajar unuk mengashnilasi dan mengakomodasi informasi. Belajar
yang sesungguhnya yaitu jika pembelajar bereaksi dan bertindak terhadap
informasi melalui proses mental.
6. Dapat
menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional yang bersifat
Jerome Bruner,
melihat beberapa segi keuntungan dari pendekatan penetnuan.
a. Pembelajar akan
memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih banyak dan lebih baik.
b. Membantu
pembelaj.ar menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru. Mendorong
pembelajar berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
d. Mendorong
(memotivasi) pembelajar berpikir dan merumuskan hipotesis serta
membuktikannya
melalui proses belajar. ,
.
e. Memberi kepuasan
yang bersifat instrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g. pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang kegairahan belajar.
Di samping keuntungan ada juga kelemahan-kelemahan dalam
pendekatan inkuiri.
1. Diperlukan
keharusan kesiapan mental untuk cara belajar. Dengan percaya diri yang kuat.
Pembelajar harus
mampu menghilangkan hambatan.
2. Kalau pendekatan
inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah pembelajar yang besar,
kemungkinan besar
tidak berhasil.
3. Pembelajar yang
terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah dirancang
pengajar, biasanya
agak sulit untuk memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar
mandiri. Dampaknya
dapat mengecewakan pengajar dan pembelajar sendiri.
4. Lebih mengutamakan
dan mementingkan pengertian, sikap dan keterampilan memberi
kesan terlalu
idealis.
Ada kesan dananya
terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanya
merupakan suatu
pemborosan belaka