BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti yang
telah diketahui ada banyak kendala saat seorang guru sedang mengelola
kelas, baik masalah individu maupun kelompok, untuk menghadapi masalah
tersebut perlu adanya ketepatan tindakan pengelolaan kelas.
Ketepatan tindakan pengelolaan kelas, dapat dilakukan apabila cara kerja guru
dalam pengelola kelas didasari kerangka acuan pendekatan pengelolaan
kelas. Selanjutnya, dalam menetapkan pendekatan apa yang akan digunakan
hendaknva mempertimbangkan manfaat dan kesesuaian atau kecocokan pendekatan
tersebut dengan hakekat masalah yang ditanggulangi. Oleh karena itu, seorang
guru hendaknya memahami dan mempunyai berbagai pendekatan pengelolaan kelas
serta memahami kondisi psikologis para siswa yang dihadapinya.
Hal lain yang perlu dimiliki seorang guru
adalah sikap profesional dalam pengelolaan kelas. Artinya bahwa walaupun guru
sudah yakin atas pilihan pendekatan pengelolaan kelas yang akan digunakannya,
tetapi pada kenyataannya hal itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka
ia hendaknya mampu mengadakan analisis ulang terhadap keadaan atau situasi yang
ada sehingga dapat menetapkan altematif pendekatan yang lainnya dan seterusnya.
Hal tersebut jelas membedakan sikap seorang profesional dengan seorang tukang
atau “Pekerja”, dimana seorang tukang menggantungkan diri pada resep-resep atau
petunjuk-petunjuk sehingga ia bingung apabila resep atau petunjuk atau
teori/dalil yang digunakannya tidak memberikan hasil yang diharapkan.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa saja jenis pendekatan pengelolaan kelas
yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas ?
2.
Apa saja contoh penggunaan masing-masing
pengelolaan kelas?
3.
Apa saja kelemahan dan kelebihan dari
masing-masing pendekatan pengelolaan kelas?
1.3 Tujuan
1.
Untuk memahami jenis-jenis pendekatan
pengelolaan kelas
2.
Untuk mengetahui contoh-contoh dari penggunaan
pendekatan pengelolaan kelas
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
pendekatan pengelolaan kelas
1.4 Manfaat
1.
Memberikan pertimbangan pada para pengajar untuk
menggunakan pendekatan yang tepat untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas.
2.
Memberikan saran pada para pendidik agar
menghindari pendekatan-pendekayan tertentu yang lebih banyak menimbulkan efek
negative daripada manfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggunaan pendekatan
“larangan dan anjuran”
Dalam menghadapi masalah pengelolaan
kelas ada berbagai macam pendekatan yang sering dan sudah biasa
digunakan oleh guru.Pendekatan yang pertama ialah pendekatan pemberian sejumlah
‘larangan dan anjuran’.Yang dimaksud dengan pemberian larangan dan anjuran
adalah berupa peraturan mengenai hal-hal yang tidak boleh yang dilakukan dan
juga berupa anjuran atau saran mengenai hal-hal dan tingkah laku yang
semestinya dilakukan oleh siswa.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah :
·
Pendekatan ini cocok bagi penanggulangan
masalah kelas yang bersifat insidental
·
bersifat reaktif terhadap masalah-masalah
pengelolaan kelas yang timbul
Kekurangan dari pendekatan larangan dan anjuran
:
·
Kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat
jangka panjang
·
Kurang preventif
·
Kurang luwes dan kreatif.
·
Hampir sama dengan pendekatan otoriter sebab
dalam penerapannya menimbulkan:
1.
a. Penghukuman atau pengancaman
Tindakan penghukuman atau pengancaman adalah tindakan berupa pemberian hukuman atau
ancaman baik fisik ataupun nonfisik yang digunakan saat membuat masalah ataupun
untuk mencegah siswa membuat masalah.Tindakan ini mungkin dapat menghentikan
tingkah laku buruk siswa, tetapi sifatnya sesaat dan hanya menyinggung
aspek-aspek yang bersifat permukaan belaka.Sayangnya lagi tindakan itu biasanya
diikuti oleh tingkah laku negatif pada diri siswa termasuk di dalamya tindakan
kekerasan. Adapun contoh tindakan penghukuman atau pengancaman di antaranya :
1.
Menghukum dengan kekerasan, larangan dan pengusiran.
2.
Menerapkan ancaman atau memaksakan berlakunya
larangan-larangan.
3.
Menghardik, mengasari dengan kata, mencemooh,
menertawakan.
4.
Menghukum seorang di antara siswa sebagai
contoh bagi siswa-siswa lainnya.
5.
Memaksa siswa untuk minta maaf atau memaksakan
tututan-tuntutan lainnya.
1.
b. Pengalihan atau Pemasa bodohan
Pemasa bodohan adalah suatu tindakan berupa
ketidakpedulian guru terhadap masalah yang terjadi selama proses pembelajaran
dengan menganggap masalah selesai dengan sendirinya sedangkan Pengalihan adalah
memberikan kegiatan atau melakukan cara-cara tertentu utuk mengalihkan tingkah
laku buruk siswa. Tindakan ini dapat menimbulkan semangat yang rendah pada
siswa, ketidak tenangan, kecendrungan mencari kambing hitam, agresi dan
tindakan kekerasan lainnya. Adapun contohnya, antara lain :
1.
Meremehkan suatu kejadian atau tidak melakukan
apa-apa sama sekali.
2.
Menukar susunan kelompok dengan mengganti atau
mengeluarkan anggota tertentu.
3.
Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada
tanggung jawab seseorang anggota
4.
Menukar kegiatan untuk menghindari tingkah laku
tertentu dari siswa.
5.
Mengalihkan tingkah laku siswa dengan cara-cara
lain.
1.
c. Tindakan penguasaan atau penekanan
Tindakan penguasaan atau penekanan adalah tindakan menunjukan kekuasaan atau
menunjukkan orang yang berkuasa untuk memberikan tekanan terhadap siswa.
Tindakan ini akan menghasilkan sikap pura-pura contohnya, yaitu:patuh,
diam-diam dan bahkan mungkin tindakan kekerasan. Contoh dari tindakan
penguasaan dan penekanan adalah :
1.
Memerintah, memarahi, mengomel
2.
Memakai pengaruh orang-orang yang berkuasa
3.
Menyatakan ketidaksetujuan dengan mempergunakan
kata- kata, tindakan, atau pandangan.
4.
Melakukan tindakan kekerasan sebagai
pelaksanaan dari ancaman-ancaman yang pernah dijanjikan.
5.
Mempergunakan hadiah sebagai perbandingan
terhadap hukuman bagi para pelanggar.
6.
Mendelegasikan wewenang kepada siswa untuk
memaksakan penguasaan kelas.
Dalam menerapkan pendekatan ini sebaiknya
mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya:
1.
Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kawannya
2.
Dalam memberikan peringatan kepada siswa jangan
mempergunakan nada suara yang tinggi.
3.
Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua
siswa.
4.
Jangan pilih kasih.
5.
Sebelum menghukum siswa, buktikanlah bahwa
siswa itu bersalah.
6.
Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah anda
tetapkan.
Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua
tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai,
adalah hasil belajar. Mereka yang percaya pada teori ini
berpendapat bahwa :
1.
Penguatan positif, penguatan negatif, hukuman
dan penghilangan berlaku bagi proses belajar pada semua tigkatan umur dan dalam
semua keadaan.
2.
Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan.
Pada umumnya penguatan itu berupa ganjaran yang
diberikan kepada siswa yang menampilkan tingkah laku yang baik dengan harapan
agar tingkah laku itu diteruskan.Pemberian ganjaran terhadap tingkah laku yang
telah dikuasai oleh siswa itu disebut penguatan positif.Sebaliknya, penguatan
negatif ialah penguatan yang dilakukan dengan jalan dikuranginya (atau ditiadakannya)
hal-hal (perangsang) yang tidak menyenangkan (yang dikenakan terhadap siswa).
Penghukuman merupakan penggunaan perangsang
yang tidak menyenangkan untuk meniadakan tingkah laku yang tidak disukai,
walaupun masih diperdebatkan keefektifannya.
2.3. Pendekatan iklim sosio-emosional
Dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan
kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hubungan guru-siswa sangat besar
dipengruhi oleh:
1.
Keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura di
depan guru.
2.
Penerimaan dan kepercayaan guru terhadap
siswa-siswanya, dan
3.
Empati guru terhadap siswa-siswanya.
Pendekatan iklim sosio-emsional berakar dari
pandangan yang mengutamakan hubungan guru-siswa yang penuh empati dan saling
menerima.Apabila siswa bertingkahlaku menyimpang maka guru bertindak memisahkan
kesalahan dengan orang yang berbuat salah, artinya guru tetap menerima siswa
yang bersangkutan sambil sekaligus menolak perbuatan yang menyimpang itu.
2.4. Pendekatan proses kelompok
Penggunaan Pendekatan proses kelompok dalam
pengelolaan kelas didasarkan atas prisip-prisip psikologi sosial dan dinamika
kelompok. Penggunaan pendekatan proses kelompok menekankan pentingnya ciri-ciri
kelompok yang ada didalam kelompok kelas dan saling berhubungan antar siswa
yang menjadi anggota kelompok kelas itu. Dalam hal ini peranan guru yang paling
utama adalah mengembangkan dan mepertahankan keeratan hubungan antar siswa,
semangat produktivitas, dan orientasi pada tujuaan dari kelompok kelas ini.
2.5. Pendekatan Elektis (Electic
approach)
Pendekatan ini menekankan pada potensialitas,
kreativitas dan inisiatif guru dalarn memilih berbagai pendekatan dalam satu
situasi yang dihadapinya.Penggunaan pendekatan elektis memungkinkan
digunakannya dua atau lebih pendekatan dalam satu situasi
pembelajaran.Penggunaan pendekatan ini menuntut pula kemampuan guru untuk
berimprovisasi dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa. Guru tidak hanya
terpaku pada penerapan salah satu pendekatan dalam perbaikan tingkah laku
siswa, tetapi dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu menerapkan
pendekatan-pendekatan tersebut secara bersamaan dua atau tiga pendekatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan
dan anjuran cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental
kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang. Dalam
penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman atau
pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. aleh
karena itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak
psikologisnya siswa agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat
positif bagi siswa.
Pendekatan pengubahan tingkah laku dimaksudkan
untuk menghentikan atau mengurangi perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki
serta dapat mereruskan atau meningkatkan perilaku-perilaku yang dikehendaki.
Pendekatan iklim sosioemosional berkeyakinan
bahwa suasana atau iklim kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan
pembelajaran.Implikasinya adalah bahwa siswa bukan semata-mata sebagai individu
yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi dipandang sebagai
keseluruhan pribadi yang sedang berkembang.
Pendekatan proses kelompok bertolak dari asumsi
bahwa pengalaman belajar di sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu
kelompok kelas. Dalam hal ini tugas guru terutama membina dan memelihara
kelompok yang efektif dan produktif.
Pendekatan Elektis merupakan gabungan atau
campuran dari beberapa pendekatan yang terpilih sesuai dengan potensi
atau manfaat dalam menghadapi suatu situasi kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda