7 Jurus
‘Menguasai’ Kelas
post 01 Desember 2011
Seorang guru hendaknya tidak hanya menguasai materi
kompetensi yang dikuasainya saja, melainkan juga harus menguasai kelas
sekaligus mahir dalam melakukan kontrol kelas. Berikut adalah tujuh strategi
yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk menguasai dan mengontrol kelas.
Pertama: jangan lupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebagian dari kita,
para guru, biasanya merasa enggan untuk membuat RPP. Kalaupun kita membuatnya,
niatnya pun terkadang hanya untuk persiapan jika ada pengawas atau kepala
sekolah mengadakan pengecekan perangkat mengajar. Kesalahan niat inilah yang
akhirnya berakibat pada keteledoran dalam pengajaran. Oleh karena itu, buatlah
RPP untuk diri Anda sendiri!
Kedua: ketua kelas menyiapkan kelas di awal dan di akhir
pelajaran.
Satu hal lagi yang
tidak kalah penting mengenai kontrol kelas adalah pembiasaan peserta didik
untuk membuat pelaporan baik sebelum pelajaran dimulai atau pun sesudah
pelajaran berlangsung. Laporan ini juga memudahkan guru untuk melakukan kontrol
kelas. Berikut contoh pelaporannya.
Ketua kelas melapor. “Lapor, peserta didik kelas … berjumlah
… lengkap siap mengikuti pelajaran ….”
Atau bila tidak lengkap. “Lapor, peserta didik kelas …
berjumlah … tidak masuk … keterangan … siap mengikuti pelajaran….”
Ketiga: mengawali pelajaran dengan informasi
aktual/permainan.
Saat Anda memasuki
kelas jangan memulai pelajaran terlebih dahulu. Sebab, bisa jadi siswa Anda
sedang merasa masih capek dengan pelajaran sebelumnya atau cuaca sedang membuat
mereka gerah. Hal yang harus Anda lakukan adalah dengan membacakan berita
terbaru, cerita lucu, buku terbaru, film, atau tebakan-tebakan sederhana.
Kegiatan ini bisa Anda lakukan selama lima sampai dengan 10 menit. Saat mereka
sudah merasa terhibur, baru mulailah pelajaran.
Keempat: Media Pembelajaran.
Setelah Anda membuat
RPP, tentunya Anda bisa memperkirakan kebutuhan media yang hendak Anda gunakan.
Media yang sudah Anda dapatkan selanjutnya diurutkan sesuai dengan kronologi
pembelajaran. Kita sekarang sudah memasuki era multimedia. Jadi, tidak ada
alasan lagi untuk tidak mengikuti perkembangan informasi dan teknologi.
Walaupun demikian, bukan berarti kita harus memaksakan keadaan sekolah kita
untuk memasang internet atau pengadaan laptop. Media pembelajaran bisa berupa
apa saja. Misalnya berupa buku, kliping, artikel internet, dan sebagainya.
Kelima: perlunya permainan.
Anda tentunya bisa
merasakan situasi di mana siswa Anda merasa tidak nyaman di kelas.
Tanda-tandanya antara lain malas, mengantuk, berbicara dengan temannya, atau
membuat gaduh. Pada saat inilah Anda harus menghentikan pembelajaran dan
mencoba membuat penyegaran kelas.
Beberapa contoh
permainan yang bisa Anda lakukan adalah membacakan anekdot (bisa Anda temukan
di www.ketawa.com), instruksikan kepada mereka untuk membetulkan rumus XI + I =
X atau menyuruh mereka menebak kode rahasia berikut: >I7VqJ3+ $w$ V>vq
063q 6uVJo vpv.
Jawabannya adalah
dengan membalik kertas ini. Anda harus banyak membaca untuk mengumpulkan
permainan-permainan semacam ini.
Keenam: memberi siswa poin.
Poin menjadi semangat
anak-anak untuk aktif. Poin merupakan salah satu bentuk rewards.
Ketujuh: perlu ketegasan terhadap peserta didik yang
bermasalah.
Disiplin tidak harus
keras. Disiplin adalah bagaimana seorang guru menegakkan aturan secara
konsisten. Apabila terdapat satu peserta didik yang bermasalah tetapi tidak
segera ditindak, maka ia akan menjadi seperti ulat dalam apel: merusak
bagian-bagian baik yang lainnya.
Itulah ketujuh strategi yang bisa Anda coba di kelas.
Selamat mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda