Desember 01, 2011

Trik Menguasai Kelas


7 Jurus ‘Menguasai’ Kelas
post 01 Desember 2011
Seorang guru hendaknya tidak hanya menguasai materi kompetensi yang dikuasainya saja, melainkan juga harus menguasai kelas sekaligus mahir dalam melakukan kontrol kelas. Berikut adalah tujuh strategi yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk menguasai dan mengontrol kelas.

Pertama: jangan lupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
 Sebagian dari kita, para guru, biasanya merasa enggan untuk membuat RPP. Kalaupun kita membuatnya, niatnya pun terkadang hanya untuk persiapan jika ada pengawas atau kepala sekolah mengadakan pengecekan perangkat mengajar. Kesalahan niat inilah yang akhirnya berakibat pada keteledoran dalam pengajaran. Oleh karena itu, buatlah RPP untuk diri Anda sendiri!

Kedua: ketua kelas menyiapkan kelas di awal dan di akhir pelajaran.
 Satu hal lagi yang tidak kalah penting mengenai kontrol kelas adalah pembiasaan peserta didik untuk membuat pelaporan baik sebelum pelajaran dimulai atau pun sesudah pelajaran berlangsung. Laporan ini juga memudahkan guru untuk melakukan kontrol kelas. Berikut contoh pelaporannya.

Ketua kelas melapor. “Lapor, peserta didik kelas … berjumlah … lengkap siap mengikuti pelajaran ….”

Atau bila tidak lengkap. “Lapor, peserta didik kelas … berjumlah … tidak masuk … keterangan … siap mengikuti pelajaran….”

Ketiga: mengawali pelajaran dengan informasi aktual/permainan.
 Saat Anda memasuki kelas jangan memulai pelajaran terlebih dahulu. Sebab, bisa jadi siswa Anda sedang merasa masih capek dengan pelajaran sebelumnya atau cuaca sedang membuat mereka gerah. Hal yang harus Anda lakukan adalah dengan membacakan berita terbaru, cerita lucu, buku terbaru, film, atau tebakan-tebakan sederhana. Kegiatan ini bisa Anda lakukan selama lima sampai dengan 10 menit. Saat mereka sudah merasa terhibur, baru mulailah pelajaran.

Keempat: Media Pembelajaran.
 Setelah Anda membuat RPP, tentunya Anda bisa memperkirakan kebutuhan media yang hendak Anda gunakan. Media yang sudah Anda dapatkan selanjutnya diurutkan sesuai dengan kronologi pembelajaran. Kita sekarang sudah memasuki era multimedia. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak mengikuti perkembangan informasi dan teknologi. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus memaksakan keadaan sekolah kita untuk memasang internet atau pengadaan laptop. Media pembelajaran bisa berupa apa saja. Misalnya berupa buku, kliping, artikel internet, dan sebagainya.

Kelima: perlunya permainan.
 Anda tentunya bisa merasakan situasi di mana siswa Anda merasa tidak nyaman di kelas. Tanda-tandanya antara lain malas, mengantuk, berbicara dengan temannya, atau membuat gaduh. Pada saat inilah Anda harus menghentikan pembelajaran dan mencoba membuat penyegaran kelas.
 Beberapa contoh permainan yang bisa Anda lakukan adalah membacakan anekdot (bisa Anda temukan di www.ketawa.com), instruksikan kepada mereka untuk membetulkan rumus XI + I = X atau menyuruh mereka menebak kode rahasia berikut: >I7VqJ3+ $w$ V>vq 063q 6uVJo vpv.
 Jawabannya adalah dengan membalik kertas ini. Anda harus banyak membaca untuk mengumpulkan permainan-permainan semacam ini.

Keenam: memberi siswa poin.
 Poin menjadi semangat anak-anak untuk aktif. Poin merupakan salah satu bentuk rewards.

Ketujuh: perlu ketegasan terhadap peserta didik yang bermasalah.
 Disiplin tidak harus keras. Disiplin adalah bagaimana seorang guru menegakkan aturan secara konsisten. Apabila terdapat satu peserta didik yang bermasalah tetapi tidak segera ditindak, maka ia akan menjadi seperti ulat dalam apel: merusak bagian-bagian baik yang lainnya.

Itulah ketujuh strategi yang bisa Anda coba di kelas. Selamat mengajar.

Satu Kebaikan diganjar 10 kali lipatan


Satu Kebaikan Diganjar 10 Kali Lipat
post 01 Desember 2011
KITA tinggalkan kisah tameng. Sekarang kita beralih kepada bingkisan kado yang datang dari sahabat dan misanan Rasulallah saw, Imam Ali bin Abi Thalib ra. Sebelum kita buka bingkisanya, saya teringat dengan sebuah hadist Rasulallah saw yang berbunyi “Barangsiapa melepaskan seorang mu’min dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesulitan dari dirinya di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seorang mu’min yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya”.

Mari kita bersama sama membuka bingkisan kado Imam Ali bin Abi Thalib ra yang penuh dengan mutiara hikmah yang bisa dijadikan sebagai teladan bagi kehidupan kita sehari hari. Silahkan menyimak.

DI PAGI yang cerah, seroang pengemis datang ke rumah Imam Ali bin Abi Thalib. Badannya kurus kering, pakaiannya cumpang camping, dan rambutnya tidak terurus. Ia datang kepada beliau meminta makanan. Imam Ali pada saat itu sedang berdiri di muka pintu. Lalu beliau menyuruh anaknya Hasan “Ya Hasan, masuklah ke dalam, minta dari ibumu, Fatimah, uang satu dinar yang masih tersisa 6 dinar dari uangku” kata beliau. Sayyidina Hasan langsung masuk kedalam meminta uang kepada ibunya sesuai dengan perintah ayahnya.

Tak lama kemudian Hasan pun keluar tanpa membawa apa apa. Ia menjelaskan bahwa ibunya tidak memberikanya karena uang yang 6 dinar, katanya, akan digunakan untuk membeli tepung gandum. Dengan sedikit jengkel beliau berkata kepadanya “Tidak akan benar iman seseorang sehingga ia berkeyakinan bahwa apa yang berada di tangan Allah lebih baik dan lebih afdhol dari pada apa yang berada di tangannya”. Kemudian ia menyuruh lagi anaknya Hasan untuk mengambil uang satu dinar dari ibunya, Fatimah. Adapun kali ini Hasan keluar dengan membawa uang satu dinar. Imam Ali mengambil uang itu lalu diserahkan kepada pengemis tadi.

Belum sempat Imam Ali ra masuk ke dalam rumahnya, tiba tiba seseorang datang dengan menuntun seekor unta. Ia menawarkan beliau untanya seharga 140 dirham. Tanpa tawar menawar, Imam Ali ra setuju membelinya. Beliau menjajikannya akan membayar harga untanya di sore hari. Orang itu pun setuju. Lalu imam Ali mengikat unta tadi di depan rumahnya.

Di siang harinya ada seseorang melewati rumah beliau. ia melihat seekor unta diikat di depan rumah. Ia bertanya kepada beliau “Apakah unta ini akan dijual?”. Beliau menjawab “ Ya, betul unta itu akan kujual dengan harga 200 dirham. Apakah kau berminat membelinya?”. Orang itu melihat lagi unta tersebut untuk kesekian kalinya. Akhirnya, Ia tertarik untuk membelinya. “Ya, aku berminat membeli unta ini dengan harga 200 dirham”, ujarnya. Orang itu langsung merogoh kantongnya dan membayar kontan harga unta sebesar 200 dirham kepada Imam Ali ra.

Di sore harinya orang yang menjual untanya kepada Imam Ali datang untuk menagih uang penjualanya. Beliau langsung memberikan kepadanya 140 dirham sesuai dengan perjanjian. Untung Imam Ali dari penjualan unta 60 dirham diberikan kepada istrinya, Fatimah ra. Dengan keheranan siti Fatimah menerima uang itu seraya berkata “Dari mana kau dapatkan uang sebanyak ini?”. Imam Ali pun tersenyum, lalu berkata “Ini adalah apa yang telah dijanjikan Allah melalui lisan nabi kita Muhammad saw (Barangsiapa membawa amal baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat).” Al an’am 160 

Kisah di atas patut dijadikan bahan renungan. Agar kita memiliki sikap hidup yang selalu memberi perhatian kepada yang miskin, yang lemah dan yang di bawah. Biarpun kita kaya dan memiliki harta berlimpah-limpah, semua itu tak berarti sedikit pun jika tak memiliki sifat perhatian untuk mengangkat yang di bawah dan menolong yang miskin. Nah, kalau begitu, jadilah kita seseorang yang memiliki jiwa seperti Imam Ali ra dan seperti yang diajarkan Nabi agar tetap memiliki rasa kesederhanaan agar tidak menimbulkan iri dan dengki terhadap kelompok miskin.

Kalau kita tidur, Allah tidak tidur. Kalau kita lupa Allah tidak akan lupa Dunia itu berputar, sesaat ia berada diatas dan sesaat lagi berada di bawah. Kalau kita sedang  berada di atas jangalah angkuh, bangga dan lupa kepada yang di bawah, sebaliknya kalau kita berada di bawah jangalah gelisah atau putus asa. Sesungghunya di langit itu ada kerajaan yang Maha Besar, tertulis di depan pintu gerbangya:  “Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami” almu’minun 17

Maka, cintailah yang di bumi agar yang di langit mencitaimu.

Pengelolaan Kelas


MENGELOLA KELAS DENGAN EFEKTIF
post 01 Desember 2011
Guru yang telah memiliki jam mengajar cukup lama tidak banyak mengalami kesulitan dalam mengelola kelas waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Berbeda dengan guru baru yang belum memiliki jam mengajar yang banyak. Kebanyakan diantara mereka masih mencari bentuk atau pola dengan mencontoh gurunya yang mereka sukai pada waktu mengajar. Tidak terlintas dibenaknya bahwa yang dihadapi ini bukan dirinya pada waktu dahulu. Akibatnya proses interaksi belajar mengajar yang dikembangkan terkesan foto copy dari cara gurunya mengajar pada masa lalu.
 Pola berfikir demikian ini banyak terjadi, terutama guru yang memiliki pengetahuan dedaktik-metodik pengajaran yang minim. Pada lembaga-lembaga kursus peluang terjadi serupa ini sangat besar, karena para instrukturnya kebanyakan tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pengelolaan kelas sesuai dengan asas dedaktik. Akhirnya proses interaksi belajar-mengajar yang dikembangkan penuh sesak dengan transfer pengetahuan, minim transfer keperibadian. Akibat lanjut kelas menjadi tempat penuangan bejana, bukan tempat berinteraksi.
 Jika hal tersebut dilihat dari konsep bisnis, tidak menimbulkan persoalan, karena kelas dipandang sebagai medan pertemuan antara yang sama-sama membutuhkan. Siswa membutuhkan penguasaan ilmu sebanyak-banyaknya dalam tempo sesingkat-singkatnya. Sedangkan instruktur membutuhkan imbalan materi sebanyak-banyaknya dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Persoalan akan menjadi berbeda jika dilihat dari hakekat pembelajaran. Apabila tujuan kelembagaan yang kita bangun bertujuan untuk pengajaran, maka pengelolaan kelas secara substansial dengan aspek bisnis benar adanya; namun jika tujuan kelembagaan yang kita bangun bertujuan untuk pendidikan, maka tidak begitu tepat. Filosofi ini juga yang akan mendasari bagaimana manajemen pengelolaan kelas dibentuk atau dikembangkan.
 Namun demikian ada sejumlah rambu-rambu umum yang dapat dijadikan acuan baik pada konsep pengajaran maupun pendidikan:
 1. Kelas dikelola dengan pola ”semua keperluan”.
 Maksudnya bahwa kelas di seting sedemikian rupa untuk dapat melayani semua kepeluan dari para pengguna kelas. Model kelas serupa ini banyak dijumpai pada tempat pendidikan negara-negara berkembang. Kelas seolah ”ruang swalayan”atau one stop service, semua keperluan untuk guru dan murid ada di sana. Kelas seperti ini jika diperuntukkan kelas lembaga kursus memang menjadi idaman bagi para muridnya, karena merasa dimanjakan untuk mendapatkan pelayanan. Bahkan konsep pelayanan prima sering disalahartikan bahwa kelas serupa inilah yang ideal. Jika konsep ruang kelas sebagai proses pendidikan, maka tidak semua kepentingan guru dan murid harus ada di sana. India salah satu negara yang menganut paham ruang kelas adalah ruang penyelenggaraan pendidikan mandiri. Oleh sebab itu keperluan-keperluan pribadi murid tidak selamanya ada dan tersedia di kelas.
 2. Pencahayaan dan Kebisingan
 Kedua hal di atas pada akhir-akhir ini sering diabaikan oleh pengelola sekolah dalam menata kelas sebagai tempat belajar. Banyak tempat-tempat pendidikan pencahayaan ruang tidak menjadi prioritas. Di samping aspek cahaya juga aspek sirkulasi udara. Akibatnya para siswa yang belajar cepat merasa lelah karena pengaruh dari pendengaran dan penglihatan.
 Hambatan-hambatan fisik serupa ini banyak sekali terjadi di kota-kota besar, akibatnya kita sering melihat pelajar begitu selesai jam belajar, tampak di raut wajahnya tanda-tanda kelelahan yang begitu penat. Hal ini di samping beban pelajaran yang diperoleh, juga karena faktor sanitasi lingkungan kelas yang tidak mendukung. Akibatnya semua itu menumpuk pada diri siswa sebagai peserta didik. Akibat lanjut dapat dibayangkan bagaimana lelahnya para siswa, dan ini tampak pada raut wajah mereka masing-masing pada saat selesai proses pembelajaran.
 Kelelahan ini semakin menjadi-jadi jika beban pembelajaran tidak sebanding dengan kemampuan tubuh menerima tekanan akibat dari ketidak sehatan lingkungan.
 Kondisi lingkungan yang ideal memang sulit diperoleh di daerah kota-kota besar, akan tetapi paling tidak ada upaya teknologi yang dapat dilakukan agar dampak dari lingkungan dalam arti fisik dapat dikurangi resikonya. Sebagai contoh untuk mengurangi tingkat kebisingan suara pada kelas tertentu dapat digunakan dinding peredam, atau gerahnya suatu ruang dapat ditanggulangi dengan pemasangan AC, dlsbnya. Tampaknya aspek teknologi menjadi hal yang penting sebagai jalan keluar untuk menghadapi tantangan alam.
 3. Tata letak pengaturan kursi
 Jarak antara kursi satu dengan kursi untuk siswa tidak ada aturan baku, hanya pada konsep psikologi sosial disinggung bahwa setiap manusia memiliki teritori atau wilayah pribadi. Beberapa penelitian yang dilakukan Morgan (1970) ditemukan bahwa orang merasa aman jika wilayah sekitarnya memiliki jarak lingkar sekitar 0,5 s/d 1,00 m. Sedangkan jika lebih dari itu mereka akan merasa tersingkirkan dari lingkungan.
 Berdasarkan itu kita harus berhati-hati dalam menyusun kursi. Kita harus mengetahui susunan kursi itu untuk keperluan apa. Jika untuk kepentingan belajar, maka wilayah privacy harus diciptakan, sebab banyak diantara siswa merasa tidak nyaman karena tidak memiliki wilayah privacy. Sebaliknya jika itu untuk diskusi, maka jarak antar kursi harus sedikit rapat guna memudahkan mereka membangun wilayah bersama.
 Oleh sebab itu tempat belajar ideal bagi siswa ialah apabila tempat duduk mereka dapat dengan mudah dipindahkan sesuai kebutuhan. Cara ini memang sudah banyak dilakukan di tempat-tempat belajar, akan tetapi untuk kelas permanen seperti sekolah sangat berbeda dibandingkan dengan tempat kursus. Tempat kursus lebih leluasa dalam mengatur tempat duduk, karena itu kita harus memahami jika tempat kursus akan mendapat perhatian dari pelanggan, penyusunan kursi merupakan skala prioritas yang harus tetap diperhatikan dan mampu menarik minat pelanggan.
 4.Dinding dan Papan Tulis
 Dinding dimaksud dalam hal ini adalah warna dinding ruang belajar atau kelas. Banyak penelitian menyatakan bahwa warna ini mempengaruhi kondisi psikologis dari orang yang berada di ruangan tersebut. Untuk kelas belajar sangat disarankan warna yang dipilih adalah lembut, bukan cerah atau gelap.
 Sedangkan papab tulis yang digunakan harus kontras karena akan mempengaruhi hasil tulisan. Adapun beberapa jenis papan ajuran yang seyogyanya ada pada lembaga pendidikan adalah:
 1.Papan tulis
 2.Papan putih
 3.Papan magnetik
 4.Papan Flip
 5.Papan Pameran
 6.Papan Flanel
 7.Papan Gulung
 8.Papan Slip
 9.Papan Elektronik
 Papan di atas dapat diadakan sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran didalam kelas. Namun perlu diingat keberadaan papan tersebut haruslah sesuai dengan fungsi. Amat tidak bijak apabila kita membentang semua papan itu di dalam ruang kelas, karena di samping mempersempit ruang juga mengganggu pemandangan.
 5.Lantai ruang
 Lantai ruang dimaksud adalah lantai ruang belajar yang digunakan untuk proses pembelajaran. Ada sebagaian pendapat ruang belajar harus ditutup karpet, ada sebagian yang berpendapat tidak harus. Pendapat ini tidak perlu dipertentangkan karena kedua hal ini tidak berkait langsung dengan proses belajar. Hanya yang dipentingkan adalah kenyamanan yang tercipta karena warna lantai. Beberapa penelitian menemukan bahwa warna lantai akan lebih banyak mempengaruhi pandangan jika kursi yang dipakai adalah model kursi kuliah. Sedangkan jika tempat duduk dilengkapi meja, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pandangan mata. Informasi lain menunjukkan bahwa warna dasar lantai cerah lebih berpeluang meimbulkan rasa segar pada pandangan dibandingkan dengan warna gelap. Untuk ini alangkah bijaksananya jika kita ingin membangun ruang belajar berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya.
 Jadi, dapat dikatakan bahwa tempat bekerja, areal kerja, suasana kelas sangat tergantung pada ukuran dan bentuk, serta bagaimana bagian-bagian ruang itu digunakan; termasuk didalamnya:
 1. Pengaturan meja guru, lemari penyimpan dokumen, proyektor OHP dll
 Maksudnya ialah ketiga sarana tadi harus dalam posisi yang berdekatan agar mudah dijangkau oleh guru dalam mengembangkan interaksi pembelajaran bersama siswa. Tidak ada yang baku untuk meletakkan benda-benda ini. Apakah harus di posisi depan, samping atau belakang kelas.
 2. Lemari Buku
 Maksudnya ialah bahwa diruang belajar sebaiknya tersedia lemari buku, Lamari ini berfungsi baik untuk siswa atau untuk guru. Tata letak tidak ada ketentuan yang baku, hanya aspek estetika dan kepraktisan perlu diperhatikan. Namun demikian untuk menjaga suasana kelas agar tetap asri hingga menimbulkan suasana belajar yang kondusif, peletakan lemari buku juga perlu diperhatikan.
 Perlengkapan yang dapat dimasukkan ke dalam lemari buku ini adalah di samping buku ajar, juga alat-alat pendukung pembelajaran lainnya (OHP, LCD dll). Termasuk hasil tugas siswa yang belum diambil, sehingga tidak ada alasan proses pembelajaran tidak berjalan karena tidak ada peralatan.
 Setelah kita memahami kelas sebagai sarana atau tempat proses belajar, persoalan lebih lanjut ialah bagaimana mengelola kelas itu agar didalamnya terjadi proses pembelajaran. Untuk itu kita dapat mengenal beberapa model dalam pengelolaannya:
 a.Model Interaksi Sosial
 Model ini menekankan pada hubungan antarpeserta didik, peserta didik dengan guru/fasilitator, antara peserta didik dengan alam sekitar. Metode belajar yang paling utama dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang berhubungan dengan berkembangnya hubungan sosial siswa.
 b.Model Pembelajaran Alam Sekitar
 Model ini menekankan pada bahwa peserta didik dalam mempelajari sesuatu harus melihat langsung, atau merasakan langsung apa yang dipelajari. Minimal bahan yang menjadi topik pengajaran harus yang dirasakan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
 c.Model Pembelajaran Pusat Perhatian
 Model ini berprinsip bahwa peseerta didik harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam msyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oleh sebab itu peserta didik harus mengenal dirinya sendiri seperti hasrat dan cita-citanya, kemudian pengetahuan tentang dunianya seperti lingkungannya dan tempat hidup di hari depannya.
 d.Model Pembelajaran Sekolah Kerja
 Model ini berprinsip bahwa pendidikan itu tidak hanya untuk kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan masyarakat; dengan kata lain sekolah memiliki kewajiban (1) mempersiapkan tiap peserta didik untuk berkerja pada lapangan tertentu (2) tiap peserta didik wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara (3) untuk mewujudkan kedua hal tadi peserta didik wajib menjaga keselamatan negara.
 e. Model Pembelajaran Individual
 Model pembelajaran ini didisain untk pembelajaran mandiri. Bentuk bentuk pembelajaran ini antara lain pola pembelajaran modul. Penekanan pada model pembelajaran individual adalah pada komitmen antara guru dan peserta didik.
 f.Model Pembelajaran Klasikal
 Model pembelajaran klasikal dikenal model yang paling efisien. Pembelajaran secara klasikal ini memberikan arti bahwa seorang guru melakukan dua kegiatan sekaligus, yaitu: mengelola kelas dan mengelola pembelajaran.
 Pada prinsipnya semua model di atas adalah merupakan arahan kepada penyelenggara pendidikan bahwa lembaganya dalam melaksanakan program pendidikannya mengambil model yang mana. Akan tetapi dalam kenyataan praktiknya ternyata model pengembangan di dalam kelas tetap berorientasi pada bagan sebagai berikut:
 1. PERUMUSAN TUJUAN 2. KEGIATAN PEMBELA-
 Menyusun tujuan instruksional JARAN
 Khusus yang operasional, teru menetapkan sumber bela-
 tama perubahan perilaku yang jar dan metode pendekat-
 diharapkan. an yang dipakai

5. EVALUASI BELAJAR 3. PENGEMBANGAN KE-
 Menyusun test standar GIATAN PEMBELAJAR-
 yang akan digunakan dan AN
 cara pengolahannya Merumuskan bahan dan
 materi pelajaran, mene-
 tapkan alat kelengkapan
 dan media yang akan
 dipakai.

4. PELAKSANAAN
 a. melakukan pre test
 b. menyampaikan bahan
 dan materi pelajaran
 c. melakukan post test
 d. mengadakan perbaikan
 pembelajaran
 C. PENGGUNAAN BERBAGAI METODE DALAM PROSES BELAJAR-
 MENGAJAR.
 Pada prakteknya seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya di dalam kelas tidak lepas dari upaya menguasai kelas dan menyampaikan bahan pembelajaran kepada peserta didik. Dalam kegiatan penyampaian tadi pada umumnya menggunakan cara atau metoda tertentu. Walaupun dalam pelaksanaannya tidak terpaku pada satu metode saja, dapat saja dilakukan secara elektif yaitu menggunakan berbagai metoda. Namun pada umumnya metoda yang dipakai itu adalah sbb:
 1. Metoda Ceramah
 Metoda ini adalah cara klasik yang menempatkan guru sebagai sumber informasi utama dalam proses pmbelajaran. Keunggulan metoda ini ialah mampu memberikan informasi sekaligus pada peserta didik dalam jumlah banyak. Namun kelemahannya metoda ini cukup banyak, diantaranya adalah penguasaan materi dan penguasaan kelas sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
 2. Metode Tanya Jawab
 Teknik ini tidak sama dengan teknik intograsi. Tanya jawab dimaksud adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kreativitas berfikir, dan motivasi untuk memahami bahan pembelajaran.
 3.Metode Diskusi
 Teknik ini paling efektif jika topik yang didiskusikan menarik perhatian peserta didik. Jika tidak, maka diskusi, terutama diskusi kelompok, akan menjadi kering dann tidak menghasilkan apa-apa.
 4.Metode Demonstrasi
 Teknik ini paling efektif jika apa yang akan didemonstrasikan menarik minat peserta didik karena merasa kebutuhannya terpenuhi. Jika kondisi itu tidak terjadi, maka tidak akan muncul kondisi interaktif yang menimbulkan proses pembelajaran.
 5.Metoda Sosiodrama
 Teknik ini efektif jika tujuan yang akan kita capai adalah pada tataran penghayatan. Perlu diingat penggunaan metoda ini yang menjadi obyek pelaku adalah peserta didik, sementa guru adalah sutradara dari seluruh rangkaian kegiatan ini.
 6.Metoda Karyawisata
 Teknik ini sangat efektif jika materi pembelajaran tidak mungkin di bawa kemuka kelas. Peserta didik akan mendapatkan pengalaman psikologis langsung terhadap obyek yang dikunjungi.

Manfaat Membaca Al qur'an


Manfaat membaca al-Qur'an untuk kehidupan
 post 01 Desember 2011
 Sebagai wahyu yang Allah turunkan kepada nabi-Nya, tentu al-Qur'an memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri bagi para pembaca dan penggemarnya. Ayat-ayat al-qur'an yang kita baca sehari-sehari tidak lepas dari karunia Allah untuk setiap muslim yang demikian besar. Karena saking istimewanya al-Qur'an ini dari kitab-kitab samawi lainnya, Allah memberikan tempat istimewa bagi para pecintanya. Oleh karena bagi anda yang ingin memaksimalkan peran al-Qur'an dalam kehidupan, nampaknya harus lebih banyak lagi mengetahui manfaat dan perannya, terutama untuk kehidupan. Di antara manfaat itu adalah:
1. Ayat-ayat al-Qur'an yang dibaca setiap hari akan memberikan motivasi dan penyemangat bagi si pembacanya.

2. Ketika membaca al-Qur'an, Allah akan menegur diri kita pada setiap ayat-ayat-Nya.

3. Bacaan al-Qur'an yang melibatkan emosi akan memberikan kedamaian dan ketenangan yang tidak bisa dilukiskan, seperti yang dialami dan dirasakan oleh Sayyid Quthb Rahimahullah.

4. Orang yang membaca al-Qur'an akan senantiasa ingat Allah dan kembali kepada-Nya.

5. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kecukupan dan nikmat Allah meski ia merasakan serba kurang di dunia.

6. Ayat-ayat Alloh akan menjadi penjaganya selama ia hidup di dunia, karena ia telah menjaga ayat-ayat-Nya.

7. Orang yang paham al-Qur'an adalah orang yang memiliki banyak ilmu.

8. Orang yang membaca al-Qur'an bagaikan orang yang sedang menyelami samudera kehidupan, dan mengambil manfaat darinya.

9. Orang yang selalu akrab dengan ayat-ayat akan diberikan jiwa yang sejuk, hati yang damai dan pikiran yang jernih, sehingga membuatnya ingin selalu beramal, kreatif, inovatif dan produktif.

10. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kegembiraan dan penuh harapan, di saat orang lain merasakan kesedihan, kecemasan dan rasa pesimis. Karena diri mereka selalu dipompa dengan siraman ayat-ayat-Nya yang lembut.

11. Orang yang rajin membaca al-Qur'an akan selalu diberikan jalan kemudahan dan petunjuk sehingga tidak mudah untuk menyimpang dan menyerah karena ayat-ayat Allah akan selalu mengingatkan dirinya ketika dirinya 'tersandung dosa dan maksiat.'

12. Orang yang membaca dan menjaga al-Qur'an selalu berada dalam lindungan dan penjagaan Allah.
Ayat-ayat al-Qur'an mengajak pembacanya untuk senantiasa berpikir, merenung dan beramal sebanyak-banyaknya.

Dan masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang terus update dengan kondisi kehidupan kita...Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu belajar dan meningkatkan diri untuk lebih dekat lagi dengan al-Qur'an...Amiin

wallahu a'lam


(Poin-poin di atas ditulis berdasarkan pengalaman pribadi selama 16 tahun hidup bersama al-Qur'an)