Maret 28, 2012

Regenerasi

Regenerasi PROSES REGENERASI EKOR KADAL Mabouya multifasciata Khul Regenerasi adalah kemampuan organisme untuk mengganti bagian-bagian tubuh yang hilang baik karena luka, sobek, rusak ataupun karena peristiwa autotomi. Kadal merupakan salah satu lacertilia yang dapat mengalami regenerasi ekor setelah mengalami autotomi. Autotomi ekor adalah peristiwa putus dengan sendirinya sebagian atau seluruh ekor dengan tiba-tiba apabila dikejar atau di tangkap ekornya. Bagian ekor yang lepas akan bergerak beberapa saat untuk menarik perhatian musuh sementara kadal akan melarikan diri. Putusnya ekor terjadi pada tempat-tempat tertentu di sepanjang ekor yang merupakan dataran retakan terletak melintang. Setelah ekor mengalami autotomi akan diikuti oleh proses regenerasi sehingga tumbuh ekor baru yang ukuran dan bentuknya hampir sama dengan ekor semula tetapi struktur anatominya terutama vertebrae, jaringan syaraf, dan kulit berbeda. Proses regenerasi terbagi menjadi 3 fase yaitu : fase penyembuhan luka, fase pembembentukan blastema dan fase diferensiasi serta pertumbuhan ekor. Setelah ekor diamputasi permukaan luka diisi oleh jaringan dan sel-sel dibagian proksimal luka. Sel-sel epitel kulit melakukan gerakan ameboid, meluas masuk kebagian permukaan luka sehingga menutup luka. Setelah penutupan luka, jaringan syaraf pada ujung ekor yang putus mengalami disintegrasi sebagian. Sel-sel otot, tulang, tulang rawan kehilangan tanda khasnya. Pada saat itu sel-sel semua jaringan menyerupai sel embrional. Sel-sel ini migrasi kearah ujung ekor dan mengadakan proliferasi sehingga tubuh blastema. Kemudian akan mengalami diferensiasi menjadi sel-sel serupa seperti semula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses regenerasi ekor kadal setelah mengalami autotomi. Dalam penelitian ini digunakan 62 ekor kadal dewasa, dengan panjang tubuh antara 8,5-10 cm, ekor tidak dalam keadaan bunting, serta warna panjang ekor seluruhnya sama untuk setiap hewan. Kadal dipelihara dalam kandang khusus, dibuat dari bak plastik bertutup kawat kasa. Autotomi dilakukan dengan cara menjepit ekor dengan pinset pada jarak 5cm dari ujungnya sambil diangkat dan dibiarkan selama 10 detik. Pada umumnya 5 detik setelah dijepit akan terjadi autotomi. Kadal yang telah mengalami autotomi ekor dipelihara, kemudian setiap 2 ekor kadal dibunuh yaitu : 1. Pada umur-umur pemeliharaan 1 hari, 2 hari, 3 hari, dan seterusnya sampai 21 hari dengan selang waktu 1 hari. 2. Pada umur-umur pemeliharaan 4 Minggu 5 Minggu, 6 Minggu, dan seterusnya sampai 12 Minggu denagn selang waktu 1 Minggu. Bagian peralihan antara ekor yang melekat pada tubuh dan ekor yang baru tubuh, dipotong sepanjang 1 m. potongan ekor dibuat sediaan mikroanatomi dengan metode paraffin. Sebagai pembanding, 2 ekor kadal yang tidak mengalami autotomi dipotong ekornya sepanjang 1 cm. pada jarak 5 cm dari ujung ekor,kemudian potongan ekor ini dibuat sediaan mikroanatomi dengan cara yang sama. Karena ekor kadal tersusun atas jaringan tulang dan jaringan bukan tulang maka untuk membuat sediaan mikroanatominya jaringan tulang dilunakkan dengan memfiksasi potongan ekor kedalam larutan ekor HNO3 0,1 % selama 2x24 jam. Kemudian dilanjutkan dengan metode paraffin, pemulasan hematoxsylin Ehrilich Eosin (HE) serta Mallory Acid Fuchsin (MAF).Sediaan mikroanatomi ini diamati dengan mikroscop cahaya, untuk mengetahui urutan proses regenerasi ekor kadal. Data dikumpulkan dalam bentuk gambar. Dengan menggunakan metode tersebut dapat dihasilkan bahwa pada sediaan mikroanatomi penampang membujur ekor kadal yang tidak mengalami autotomi menunjukkan pada vertebra caudalis terdapat celah melintang yang membagi vertebra menjadi 2 bagian. Dan didapatan bahwa dataran autotomi ekor kadal terletak melintang pada vertebra caudalis, serta melalui septum interadiposum dan myoseptum. Satu hari setelah autotomi, permukaan ekor yang putus tertutup oleh darah yang membeku dan sel-sel yang rusak. Dua hari dan tiga hari setelah autotomi terjadi proliferasi epitel kulit yang kemudian migrasi kearah permukaan luka. Lima gari dan enam hari setelah autotomi, permukaan luka bekas putusnya eor telah tertutup oleh epitel kulit. Delapan hari setelah autotomi, dediferensiasi jaringan tersebut bertambah banyak. Empat belas hari setelah autotomi, pada blastema terlihat kelompok-kelompok sel mesenkim tersusun memanjang searah dengan sumbu panjang ekor dan sel-sel mesenkin disekeliling sel-sel ependim berbentk lonjong tersusun tegak lurus terhadap sel-sel ependim. Sel-sel epitel ekor yang mengalami regenerasi tersusun atas beberapa lapisan sel. 21 hari setelah autotomi terlihat sel-sel yang tersusun memanjang tadi akan membentuk jaringan otot sedangkan sel-sel yang tersusun tegak lurus terhadap sel-sel ependim, membentuk jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan ini membentuk suatu bangunan seperti pipa. Didalam pipa tulang rawan ini terdapat medulla spinalis yang merupakan medulla spinalis ekor lama. Sisik-sisik sudah mulai terbentuk, yang dimulai dengan penolan epidermis kearah dermis. 28 hari setelah autotomi, jaringan fibrosa padat pada sisik ekor baru telah terbentuk dan saat ini tebal epidewrmis ekor baru ham[ir sama dengan tebal ekor lama. Pada sediaan mikroanatomi ekor kadal 10 minggu dan 12 minggu setah autotomi terlihat pipa tulang rawan tidak mengalami perubahan menjadi tulang dan didalamnya terdapat medulla spinalis yang merupakn lanjutan medulla spinalis ekor lama.

Falsafat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat memeplajari Pancasila melalui pendekatan sejarah supaya akan dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa – peristiwa yang saya maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai salah satu bawaan kodrat, maka kami bersyukur bila mendapatkan kesimpulan yang obyektif mungkin inter obyektif Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu sendiri karena itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai dari masa kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang kemidian mengalami penderitaan akibat ulah kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut Pancasila mempunyai peranan penting Mengingat hal tersebut pertama tama secara runtun kai kemukakan peristwa penyususnan dan perumusan Pancasila agar mengetahui bagaimana duduk persoalan yang sesungguhnya sehingga masing – masing mendapat nilai yang wajar dan tidak I lupakan. Disamping itu hal kedua yang kami anggap penting adalah pengamalan Pancasila. Kami mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah dilakukan pada masa – masa sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan juga sebelum masa tersebut B. Perumusan Masalah Dalam pembuatan karya tulis ini dapat penulis rumuskan sebagai erkut: pengertian Filsafat, guna filsafat, fungsi filsafat, pengertian Pancasila, unsur unsur Pancasila dn fungsi unsur – unsur Pancasila. Dan masalah yang di bahas dalam karya tulis ini untuk lebih terarah dan tidak terlalu jauh maka penulis membatasi masalahnya hanya pada arti fungsi dan guna filsafat Pancasila C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian adalah: 1. Metode wawancara dan interview Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data, komunikasi tersebut dilakuan dengan ialog ( Tanya jawab ) secara lisan baik langsung maupun tidak langsung wawan cara dapat bersifat langsung yaitu pabila data yang akan di kumpulkan langsung di peroleh dari data ndvidu yang bersangkutan. Wawancara yang bersifat tidak angsg yatu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memeperoleh keterangandari orang lain maupun dari sumber buku 2. Observasi Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan – kegiatan yang sedang berlangsung 3. Angket atau daftar isian Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui tulisan Metode ini dapat bersifat langsung atau tidak langsung saama halnya dengan metode wawancara D. Kerangka Berpikir Dilihat dari sejarah bahwa Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, penuis enggunakan erangka berfikir elau pendekatanflsafat Pancasila dan sejarahnya Di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Bung Karno diangkat jadi ketua PPKI dan Bung Hatta menjadi wakil ketua. Cepat dan tindaknya emerdekaan Indonesia sangat tergantung pada bangsa Indonesia sendiri setelah bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dukungan seluruh rakyat Indonesia khususnya pemuda – pemuda kita, pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 di dalam rapat tebuka gedung pegangsaaan 56 Jakarta, kemerdekaan indnesia di proklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia BAB II ANALISA MASALAH Istilah filsafat sudah tidak asing lagi di dengarnya istilah ini dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk memepelajari pancasila dari sudut pandang filsafat Agara setiap orang yang belum mengetahui tentang pancasila dari sudut falsafat a. Di dalam bukunya elements of Philiosofi Kattsott 1963 tentang perenungan filsafat b. Di dalam bukunya filosofi c. Selanjutnya mengutip pendapat Van Melsen yang yang intinya adalah menggambarkan flsafat sebagai refleksi di dalam ilmu pengetahuan d. Di dalam bukunya Perpectivies In Social Philosophy Back 1967 Dan kita menganal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan p\rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900 Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menemtang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melelui organisasi yang teratur Dan kita harus mengetahui unsur – unsur pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika pejuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut kita harus menganalisa dalam pembahasan seperti: 1. Apa unsur – unsur ketuhanan dalam penjajahan belanda 2. Unsur kemanusiaan dalam penjajahan belanda yang menghancurkan rakyat indonesia dengan tidak ada perikemanusiaan, suatu siksaaan yang di derota rakyat indonesia 3. Unsur persatuan terhadap penjajahan belanda yang memecah belah persatuan 4. Unsur kerakyatan terhadap penjajahan belanda tentang kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan seolah olah rakyat kecil tidak ada artinya 5. Unsur yang terakhir yaitu keadilan tentang penjajahan belanda tidak ada keadilan untuk mendapatkan kebutuhan kebebasan hak BAB III INTI PEMBAHASAN MASALAH A. Pengetian Filsafat Tulisan ini saya menggunakan istilah pengertian dan bukan definisi. Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan bahwa pada hakekatnya sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada definisi yang definitif . Sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja akan tetapi juga menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya ekonomi, hukum, politik kebudayaan negara masyarakat manusia , juga terdapat definisi itupun bermacam-macam pula. Oleh karena itu dalam tulisan ini saya ingin mengemukakan pengertian mengenai filsafat dan cirri-ciri berfilsfat, dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakannya sebagai modal untuk mempelajari Panca Sila dari sudut pandang filsafat. 1. Pengertian menurut arti katanya, kata filsfat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. 2. Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di atas filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakekat atai sari atau inti atau esensi segala sesuatu dengan cara ini jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang hakiki. Hal-hal mana sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya 3. Pengertian khsusu, karena filsafat telah mengelami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, mislanya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing. Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam-macam pendapat yang khsusu yang berbeda satu sama lain. Misalnya. - Rationalisme mengagunggkan akal - Materialisme mengagunggkan materi - Idealisme mengagunggkan idea - Hedonisme mengagunggkan kesenangan - Stoicisme mengagunggkan tabiat salah Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi tempat yang tinggi , misalnya kesenangan, kesolehan, kebendaan, akal dan idea. B. Fungsi Filsafat Berdasarkan sejara kelahirannya filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Pada waktu itu belum ada ilmu pengetahuan lain sehingga filsafat harus menjawab segala macam hal, soal manusia filsafat yang membicarakannya, demikian pula soal masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal kesehatan dan sebagainya. Kemudian karena berkembang keadaan dari masyarakat banyak problem yang tidak dapat dijawab lagim oleh filsafat. Lahirnya ilmu pengetahuan sanggup memberikan jawaban terhadap problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Kedokteran, Ilmu Pengetahuan Manusia, Pengetahuan Ekonomi dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tersebut lalu berpecah-pecah lagi menjadi lebih khusus. Demikianlah lahirnya berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususannya masin-masing. Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Hubungan-hubungan tersebut ada yang masih dekat tetapi ada pula yang telah jauh. Bahkan ada yang seolah-oleh tidak mempunyai hubungan. Jika ilmu-ilmu pengetahuan tersebutterus bersusaha memperdalam dirinya akhirnya sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut diatas filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistim. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetauhuan yang telah kompleks tersebut. Filsapat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan Cara ini dapat pula di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Cara ini dapat saya gambarkan sepertiorang sedang meneliti sebuah pohon wajib meneliti ke seluruh pohon tersebut, ia tidak hanya meperhatikan daunnya, pohonnnya akarnya, bunganya, buahnya dan sebagian lagi, akan tetapi keseluruhannya dalam menghadapi suatu masalah diharapkan menggunakan berbaga disiplin untuk mengatasinya. Misalnya ada problem sosial tentang kenaikan tngkat kejahatan. Hal ini belum dapat di selesaikan dengan tuntas jika hanya menghukum para pelangarnya saja. Di samping itu perlu di cari sebab pokok. Langkah ini mungkin dapat menemukan berbagai sebab yang saling berkaiatan satu sama lain, misalnya adanya tuna karya, tuna wisma, urbanisasi, kelenbihan penduduk, kurangnya lapangan kerja dan sebagainya. Dari penemuan ini dapat kita ketahui bahwa masalah kejahatan menyangkut berbagai disiplin. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan pula oleh berbagai disiplin C. Guna Filsafat Berdasarkan atas uraian diatas, filsafat mempunyai kegunaan sbb. a. Melatih diri untuk berfkir kritik dan runtuk dan menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematik b. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersifat sempit dan tertutup c. Melatih diri melakukan peneltian, pengkajian dan memutuskan atau mengabil kesipulan mengenai suatu hal secara mendalam dan komprehensif d. Menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem e. Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa f. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentngan prbadinya maupun dalam hubungan dengan orang lain g. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun hubungan dengan orang lain alam sekitar dan tuhan yang maha esa D. Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum kedatangan bangsa – bangsa belanda bangsa Indonesia telah mengali sejarahnya yang panjang dengan berbagai liku – likunya. Demikian pula bahwa portugis mendapat perlawanan rakyat Indonesia. Diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa Belandalah yang akhirnya dapat memegang peranan sebagai penjajah yang benr – benr menghancurkan rakyat Indonesia Mengingat keadaan yang demikian perjuangan bahwa Indonesia melawan penjajahan belanda dan jepang 1. Perjuangan sebelum tahun 1900 Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa bangsa Indonesia telah di tindas dan di cekam oleh penjajah belanda selama tiga setengah abad. Hitungan sejak tahun 1596 yaitu pada waktu orang – orang belanda yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Indonesia. Orang – orang belanda bermula berdagang dan di terima baik oleh bangsa Indonesia ternyata dengan sefala daya dan upaya yang penuh kelicikanberusaha menjajah bangsa Indonesia 2. Perjuangan Setelah tahun 1900 Bangsa Indonesia menyadari bahwa untuk mengusir penjajah tidak cukup hanya dengan cara mengadu kekuatan fisik saja akan tetapi perlu adanya cara yang lebihteratur dan terkordinasi serta terpadu. Betapapun ketatnya penjajah engekang bangsa ndonesia untuk menjadi bodoh, namun terbuka juga jalan bagi sekelompokkecil rang ndonesia untuk endapatkan pendidikan E. Unsur Pancasila Menjiwai Perlawanan Terhadap Kolonialisme Jika pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka unsur – unsur Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut diantaranya a. Unsur Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan ajaran tuhan. Karena penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang sebagai mana di ajarkan oleh tuhan. Oleh karena itu perlawanan terhadap kolonialisme ada yang di dorong oleh keyakinan melaksanakan tugas – tugas agama b. Unsur Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan. Penjajahan pada hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai – nilai kemanusiaan yang telah di hancurkan oleh penjajah c. Unsur Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I pecah- pecah oleh penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia menyadari bahwa perpecahan akan mengakibatkan keruntuhan sebagaimana semboyan yang berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun juga persatuan sebagai senjata ampuh tidak hancur sama sekali d. Unsur Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesua denga peri peri keadilan penjajahan bertentangan dengan kemerdekaan dan kebebasan e. Unsur Keadilan. Iatas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada pengalaman bangsa Indonesia yang selama I jaah tidak pernah di perlakukan adil. Apalagi untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya sangat di persukar F. Pelaksanaan Pancasila yang unsur – unsurnya di gali dari bangsa Indonesia sendiri kemudian di terima bulat oleh bangsa Indonesia menjadi Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia harus di laksanakan Pelaksanaan Pancasila ada dua macam yaitu: a. Pelaksanaan Obyektif Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua peraturan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu Undang - Undang Dasar 1945 dan peraturan –peraturan hukum yang ada di bawahnya. Seluruh kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan serta segala tertib hokum di Indonesia harus di dasarkan atas Pancasila b. Pelaksanaan Subyektif Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang Indonesia yaitu penguasa, warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan Indonesia BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis berusaha menguraikan masalah dalam setiap babnya penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut Bahwa nsur – unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Oleh karena bukti – bukti sejarah sangat beraneka ragam wujudnya maka perlu diadakan analisa yang seksama. Karena bukti – bukti sejarah sebagian ada yang berupa symbol maka diperlukan analisa yang teliti dan tekun berbagai bahan – bahan bukti itu dapat diabstaksikan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil – hasil yang memadai. Melalui cara – cara tersebut hasilnya dapat bersifat kritik dan tentu saja ada kemungkinan yang bersifat spekulatif. Demikian pula adaunsur – unsur yang di suatu daerah lebih menonjol dari daerah lain misalnya tampak pada perjuangan bangsa Indonesia dengan peralatan yang sederhana serta tampak pada bangunan dan tulisan dan perbuatan yang ada Contoh – contoh yang saya tulis diatas, merupakan sebagian bukti atas perjuangan bangsa Indonesia sebagai sejarah bukti – bukti atas peninggalan zaman dahulu misalnya arti dari tiap – tiap bangunan isi dan dan setiap buku tulisan serta lukisan makna dari pembuatan yang ada dengan mengemukakan contoh – contoh ini saya mengharapkan dapat menimbulkan rangsangan untuk elakukan penelitian yang seksama terutama dalam rangka mempelajari filsafat Pancasila dalam tulisan ini setidak – tidaknya saya dapat menyatakan bahwa unsur – unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan jiplakan dari luar. Unsur – unsur itu telah ada sebelum tanggal 17 Agustus 1945, bahkan sebelum datangnya kau penjajah dan pernah berfungsi secara sempurna B. Saran – Saran Dalam karya tulis ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca dalam pembuatan karya tulis ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan baik dari bentuk maupun isinya - Penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang filsafat Pancasila - Semoga dengan karya tulis ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad Notosoetarjo 1962, Kepribadian Revolusi Bangsa Indonesia 2. Notonagoro, Pnacasila Dasar Filsafat Negara RI I.II.III 3. K.Wantjik Saleh 1978, Kitab Kumpulan Peraturan Perundang RI, Jakarta PT. Gramedia 4. Soediman Kartohadiprojo 1970, Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, Bandung Alumni

Rangkuman Sistem Endokrin

Rangkuman Sistem Endokrin • Sistem endokrin lebih dikenal dengan system neuroendokrin yang berkerja sama untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan .Seperti fungsi fisiologi tubuh antara lain aktivitas metabolism,,pertumbuhan ,reproduksi,regulasi osmotic, dan regulasi ionic. Fungsi endokrim secara umum • Sistem endokrim system kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya (hormon). Sekret iniberperan penting untuk mengatur altivitas dalam tubuh hewan , Aktivitas berupa pertumbuhan ,reproduksi,osmoregulasi,pencernaan,dan intergrasi serta koordinasi tubuh. Pencernaa dan fungsi metabolic yang terkait • Sekretin,gastrin,insulin,glucagon,noradrenalin,tiroksindan hormone dari konteks adrenalin Osmoregulasi, pengeluaran ,dan metabolism air serta garam • Prolaktin,vasopressin,aldosteron Metabolisme kalsium • Hormone partiroid,kalsitonin Pertumbuhan dan perubahan morfologis • Hormone pertumbuhan,androgen dari konteks adrenal • Tiroksin (untuk metamorphosis amfibi) • MHS (perubahan warna amfibi) Organ dan proses reproduksi • FSH, LH,estrogen,progesterone,prolaktin,testosterone • Sistem indokrin didalam tubuh sellu bekerja sama dengan system saraf, tapi dalam mengendalikan aktivitas tubuh dari sitem saraf. Perbedaan tersebut adalah : 1. Dibandingkan dengan sisten saraf system endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia 2. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada system saraf. Pada system saraf potensial aksi lebih bekerja sempurna dalam hanya waktu 1-5milidetik,tetepi kerja indokrin melalui hormone baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervareasi, berkisar antara beberapa menit higga beberapa jam. Hormon adrenalin hanya bekerja dalam waktuyang singkat ,namun hormone pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama • Organ sasaran endokrin adalah organ yang memiliki reseptor khusus untuk hormone yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi hormone untuk memperlihtakan efek hayatinya. • Contoh yang baik untuk hormone ini adalah histamine, yang bekerjauntuk mengontrol sekresi asam pada lambung vertebrata,misalnya pada sapi. Apabil rangsang mempengarui sel master (mast cell) dan sel parietal pada lambung.sele-sel tersebut akan mengeluarkan histamine,yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran asam lambung . • Kadang-kadang senyawa kimia yang di keluarkan oleh suatu sel akan mempengaruisel itu sendiri. Peristiwa ini dikenla dengan istilah control/kendali autokrin. • Contoh : ialah prostraglandin danfaktor pertumbuhan mirip insulin,adanya system kendali neuroendokrin ,parakrin,autokrin sudah tentu akan mengaburkan definisi dan konsep mengenai cara kerja endokrin dan hormone. Sel penyusu endokrin dibedakan menjadi dua 1. Sel neurosekretori,adalah sel yang berbentuk seperti saraf,tetapi berfungsi sebagai penghasil hormone, contoh : sel sraf pada hipotalamus memperlihatkan fungsi endokrin. 2. Selendokrin sejati, adalahsel endokrin yan bener-bener berfungsi sebagi penghasil hormone, tidakmemiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejatim melepaskan hormon yang dihasilkan secara langsung kedalamdarah, ini ditemukan pada hewan yng mempunyai silkulasi baik vertebrata maupun intevertebrata . Invertebrata yang sering menjadi objek system endokrin yaitu insekta,krustasea,cephalopoda, dan molusca. • Sel neurosekretori yang terdapat dihipotalamus akan melepaskan hormon (neurohormon) yang dihasilkan ke sirkulasi darah dan selanjutnya dibawa ke selsasaran . Organeurohemal adalah organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dan pelepasan hormon yang dihasilkan oleh sel neurosekretori. Klasifikasi, Fungsi,dan Sifat Hormon Berdasarkan hakikat kimianya,hormone dapat diklasifikasikan menjadi tiga Peptida • Hormon hipotalamus,agiotensin,somatotestatin,gastrin,sekretin,glucagon,kalsitonin,insulin,paratormon Protein • Hormon pertumbahan, prolaktin, LH,FSH,TSH Steroid • Testosteron,estrogen,progesterone,kortikosteroid,vitamin D3 Turunan terosin • Katekolamin,nor adrenalin,adrenalin,hormone teroid • Zatkimiayangmenyerupaihormoneantaralain,bradikinin,eritropuitin,histamine,kinin,rennin,prostaglandin, dan hormon thymic. Hormon thymic adalah hormone dari kelenjar timus yang berperan dan memepengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma yaitu sel penghasil antibody. Bradikinin dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, contoh kelenjar keringat,kelenjar ludah pada saat aktif sehingga menjadi lebih banyak hal ini mengakibatkan untuk meningkatakan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah. • Feronom adalah suatu senyawa kimia yang dilepaskan oleh hewan kelingkunganya dan dapat menimbulkan respon perilaku,respon perkembangan,respon produktif. Manfaat senyawa kimia tersebut yaitu untuk memberikan daya tarikseksual,menandai daerah kekeuasaanya,mengenali individu yang lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual. Sifat umum yang diperlihatkan hormone 1. Hormon polipeptida biasanya disentesis dalam bentuk precursor yang belum aktif 2. Yang mana hormone bias berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagai hormone yang berumur pendek. 3. Padas el sasaran hormon akan berikatan dengan reseptornya. 4. Hormon kadang-kadang memberikan pesan kedua Mekanisme Kerja Hormon • Suatu hormon harus berinteraksi dengan sel sasaran melalui reseptor khusus bagi hormone tersebut disebut reseptor hormon. Reseptor hormon pada sel sasaran berupa molekul protein besar dengan bentuk tiga dimensi yang unik. Reseptor hanya berikatan dengan analognya,atau mempunyai gugus fungsi yang mirip dengan gugus fungsional hormon. • Mengapa hormon yang ada silkulasi darah hanya memengaruhi sel-sel tertentu saja, walaupun hormon tersebut beredar di seluruh cairan tubuh.? • Kita ketahui kekhususan hormon dari kenyataan bahwa suatu jenis hormon dapat memengaruhi sel tertentu. Dan kemampuan suatu hormon mempengaruhi sel sasaran ditntukan oleh keberadaan reseptor khusus,dan kalu tidak mempunyai reseptor kusus jenis hormon maka suatu sel tidak akan tanggap terhadap hormone yang dimaksud, sekalipun hormon itu ada didekatnya. Reseptor Hormon Pada Membran • Reseptor ini terlatak pada membrane dan sitoplasma, kalu pada membrane biasanya reseptor untuk protein dan peptide. Hormon klau udah tepat sasaran maka akan segera membentuk suatu ikatan . Pada gambar (5.3) rinkasan peristiwa yang terjadi dalam sel setelah hormone berkombinasi dengan reseptornya pada membrane(Kay,1998) Tangapan hayati seperti apakah yang akan terjadi pada sel tersebut? • Bahwa fosfolisasi akan dapat merubah protein inaktif menjadi aktif dan mengubah komponen protein seandainya yang berubah protein penyusun maka pintu untuk ion ,keadaan akan berubah, misalnya dri keadaan tertutup menjadi keadaan terbuka. Pintu ion yang terbuka adalah pintu ion Ca2+, ion Ca2+ akan dapat melewati membrane . Ion Ca2+ yang melewati membrane tersebut akan bergerak dari luar dalam sel , jadi tangapan hayati yang timbul adalah peningkatan konsentrasi kalsium didalam sel , dan apabila terjadi di membran presinaps maka akan terjadi pengeluaran sejumlah neuro transmitter ke celah sinaps. Contonya: 1. Perubahan aktivitas enzim, perubahan ini memungkinkan proses metabolisme tertentu dapat terselngara atau berhenti. 2. Peningkatan mekanisme transport aktif 3. Aktivitas pembentukan mikrotubulus 4. Pengubahan aktivitas metabolisme DNA Reseptor hormone pada sitoplasma (Reseptor Sitosolik) • Reseptor sitosolik adalah hormone steroid dan hormone turunan asam amino. Dan hormone ini sangat mudah larut dalam lipid sehinga mudah melewati membrane sel sasaran. Didalam sel sasaran hormone hormone berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormone reseptor yang aktif. • Dalam peredaran darah hormone selalu berikatan dengan pengembanya. Dalam sitoplasma sel sasaran,hormone berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks. Kopleks tersebut mempunyai daya gabung (afinitas) yang snagat tinggi terhadap DNA, dan berkombinasi dengan DNA ,inilah awal trjadinya transkipsi DNA. Sistem Endokrim Pada Invertebrata • Sel neureseptor merupakan sumber hormon utama pada invertebrate, dijumpai pada hewan semua metazoan (hewan bersel banyak) Antara Lain Koelenterata • Contoh Hidra, Hidra mempunyai sejumlah sel yang mampu menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi,pertumbuhan dan regenerasi, dan apabila kepala hydra dipotong sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptide yang disebut activator kepala, zat ini bisa menyebabkan sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel dan selanjutnya membentuk daerah kepala. Platiherminthes • Hewan ini dapat menghasilkan hormone yang berperan dalam regenerasi, yaitu dalam regulasi osmotic dan ionic dan proses reproduksi. Nematoda • Hewan yang menganti kulit (molting) hingga empat kali dalam siklus hidupnya.Hewan ini punya struktur khusus untuk sekresi neurohorman , yang berkaitan erat dengan system saraf Annelida • Otak hewan yang mempunyai sejumlah besar sel saraf yang berfungsi sebagi sel sekretori, contoh yang baik adalah cacing polisekta dewasa yang dikenal dengan istilah epitoki. Epitoki adalah perubahan sejumlah ruas tubuh menjadi struktur reproduktif.Epitoki dikendalikan oleh system neuroendokrim. Moluska • Sejumlah besar moluska mempunyai neuroendokrin yang terletak pada sel saraf pusat, dan berperan dalm proses osmoregulasi,pertumbuhan dan reproduksi. • Bersifat hermaprodit (gamet jantan dan betina terdapat dalam satu tubuh. Dan bersifat protandri yang mana sel gamet jantan terbentuk dahulu dari pada gamet betina • Pada cphalopoda, hewan yang tidak bersifat hermaprodit, proses reproduksi dikendalikan oleh endokrin Krustasea • Punya endokrin klasik,fungsi tubuh yang dikendalikan oleh system endokrin antara lain osmoregulasi,denyut jantung ,komposisi darah,pertumbuhan dan pergantian kulit. Organ neuroendokrin krustasea terdapat padatiga daerah utama, yaitu sebagai berikut : 1. Kompleks kelenjar sinus, dan kadang disebut sinus – organ X, karena menerima akson sel neuroendokrin dari ganglion kepala dan lobus optic pada tangkai mata. 2. Organ post-komisural, menerima dari otak kemudian berakhir pada awal esofogus. 3. Organ pericardial. Yang terletak dekat jantung dan menerima akson dari gangion toraks. • Krustasea mempunyai sel endokrin klasik, yatu organ Y dan kelenjar mandibula. • Salah stu proses krustasea dikendalikan oleh system endokrim adalah pada perubahan warna kulit yang mana dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat kromatofor yang tedapat di sel luar tubuh,tetapi juga terletak pada organ yang lebih dalam , fungsi kromatofor dapt diubah oleh sejumlah hormone. Insekta • Dalam insekta system saraf terdapat tiga kelompok sel neuroendokrin yang utama 1. Sel neurosekretori,medialis memiliki akson yang membentang hingga ke corpora kardiaka, adalah sepasang organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan neurohormon. 2. Sel neurosekretori lateralis, akson yang membentang 3. Sel neurosekretori subesofageal, yang terdapat pada bagian kerongkongan dan membentang ke corpora alata, dan merupakan endokrin klasik • Orngan endokrin klasik pada insekta adalah kelenjar protoraks,terdapat didaerah troaks namun pada insekta kurng berkembang dapat ditemukan pada bagian kepala,,yang man berfungsi sebagai aktivitas pertumbuhan. • Proses pengelupasan kulit insekta berlangsung dibawah kendali hormone 1. Kultikula tua dilepaskan dan sejumlah kultikula baru diperbanyak melalui proses mitosis 2. Kultikula baru yangmasi lunak mulai terbentuk ,sementara kultikul lama dicerna dan diserap oleh sel epidermal. 3. Tubuh insekta yang baru muncul dari kultikula lama , yang disebut ekdisisproses pengelupasanatau berganti kulit. 4. Kultikula baru yang terbentuk akan mengeras. • Kelompok neurosekretori medialis menghasilkan protorasikotropik (PTTH), (PTTH) akan merangsang kelenjar protoraks untuk melepaskan hormone edikson , hormone edikson adalah hormone yang menyebabkan terlupasnya kulit insekta, dan hormone juvenile,sebagai yang bertanggung jawab mengendalikan metamorphosis insekta. Sistem Endokrin pada Vertebrata Pada vertebrata dibedakan menjadi tiga kelompok • Hipotamus atau pituitary Ini merupakan organ endokrin pusat,yang terletak dibawah thalamus dan berperan dalam mempertemukan system saraf dan endokrin. Talamus merupakan kumpulan sel saraf yang terlatak dibagian tengah otak vertebrata,dan berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin, sehingga hipotalamus disebut kelenjar nduk (master of gland) Hormon hipotalamus dilepskn ke pitiutari,ada dua ke pituitari depan (adhenohipofisis),dan hormone yang dilepskan ke pituitary belakang adalah (neurohipofisis) Hormon yang dilepaskan ke pitiutari belakang mengalir melalui akso plasma yang membentang dari hipotalamus hingga ke bagian yang disebut neuroendokinal sebab pada daerah ini banyak ditemukan juluran saraf Hipotalamus yang dilepas di pitiutari belakang ialah vasopressin atau hormone antidiuretik (ADH) danoksitosin. ADH sangat penting untuk mengendalikan penyerapan air disaluran ginjal, sedangkan oksitosin berperan merangsang kontraksi otot polos pada dinding rahim dan kelenjar susu Hormon yang paling penting oleh hipotalamus adalah hormone pelepas (releasing hormone RH) dan hormone penghambat (release inhibiting hormon RIH). Dri hipotalamus RH,RIH dibawaoleh darah ke pituitari depan, yang disebut adenohipofisis. Organ Indokrin Tepi • Organ indokrin tepi adalah semua organ endokrin diluar hipotalamus dan pituitary. • Di dalam jantung menghasilkan hormone atrial natureticp peptide (ANP), yang berkaitan erat dengan pengaturan ion di ginjal .Hampir semua aktivitas dipengarui oleh hormon • Sebagai contoh hipokalsemia akan meningkatkan kepekaan saraf beberapakli lipat menimbulkan kejang otot. Organ Hormon Fungsi hormon Paratiroid Parathormon Meningkatkan kadar kalsium darah Tiroid Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah Tiroksin Meningkatkan metabolisme sel dan berpaeran penting dalam pertumbuhan serta pemasakan sel (tubuh), secara normal. Lambung gastrin Mengatur sekresi asam lambung Medula drenal Adrenalin Respons sgera terhadap stes, meningkatnya jadar gula darah dan curah jantung. Konteks Adrenal Glukorkotikoid menerakorkotikoid Regulasi metabolisme Mengatur kadar elektrolit Ovarium Testis Estrogen Progesterone Androgen Menginisiasi proliferasi endometrium Mempertahankan ketebalan endometrium Mempertahankan pembentukan sperma Dan terlibat dalam perkembangan cirri seks skunder • Hormon insulin dihasilkan oleh sel-sel pangkreas dan sangat penting untuk menurunkan kadar gula dalam darah , dan juga meningkatkan aktivitas enzim glukoginase. • Kekurangan insulin dalam tubuh akan menurunkan katabolisme glukosa serta menurunkan sintesis dan penyimpana glikogen , akibatnya gula dalam darah meningkat. • Peningkatan kadar gula disebabkan oleh adanya hormone glukagen ,epinefrin,adrenokortrikotopik(ACTH) dan glukortikoid. Glukago dihasilkan oleh sel alfa pada pangkreas , sedangkan epinefrin merupakn hormon dari medula adrenal, pelepasan dari kedua hormon ini sering dipacu oleh adanya stes fisik maupun psikis seseorang • Glukagen menyebabkan peningkatan aktivitas enzim fosforilase, yaitu enzim yang mempercepat pemecahan glikogen dihati. Akhirnya meningkatnya pemecahan glikogen dan menghasilkan banyak glukosa ,akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat. • Epinefrin punya car kerja yang sama seperti glucagon, • Hormon yang lain juga mempengaruhi kadar gula dalam darah, yaitu hormone pertumbuhan(GH) , hormone pemacu tiroid (TSH), GH menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah , dan kalau TSH memiliki pengaruh yang kompleks. • Peningkatan kadar gula juga dapat timbul dalam kondisi stes, yang mana dalam kondisi stress manusia dan hewan mengalami perubahan dalam kondisi fisiologi yang sering kali merugikan individu. Atau bias menyebabkan manusia atau hewan jadi sanggat kuat, dan sebaliknya.

SISTEM HORMON PADA SERANGGA

SISTEM HORMON PADA SERANGGA HORMON-HORMON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pada mulanya studi tentang hormon hanya dilakukan pada vertebrata. Ada anggapan bahwa serangga tidak menghasilkan hormon dalam kehidupannya. Dilakukan pula studi-studi ekstirpasi, memotong bagian tubuh yang dicurigai sebagai sumber hormon dan dilihat akibatnya, atau kemudian mencangkokkannya ke hewan lain yang tidak memiliki organ serupa (transplantasi). Kedua teknik ini, ketika dilakukan pada serangga, tidak menghasilkan apa-apa. Sebab utamanya (pada saat itu tidak/kurang disadari) adalah asal bahan uji dari mammalia/vertebrata, karena anggapan salah bahwa hormon hanya dihasilkan oleh vertebrata. Pendekatan lain digunakan oleh Stefan Kanfer (Polandia), yang menggunakan ulat Lymantria dispar. Pertanyaan hipotetisnya adalah: apa yang menyebabkan larva berubah menjadi pupa? Adakah bahan kimia yang mengatur pertumbuhan demikian? Dia menganggap bahwa otak serangga pastilah memiliki peran penting dalam hal ini. Digunakan teknik-teknik ekstirpasi dengan sham-operation, membuka bagian kepala, ambil otaknya dan ditutup lagi. Juga teknik ligasi, dengan mengikat tubuh pada bagian tertentu erat-erat, sehingga tidak ada hubungan antara bagian anterior dan posterior. Teknik-teknik ini ternyata inkonklusif. Kenyataan yang pada saat itu tidak disadari adalah bahwa hormon dilepasakan hanya pada saat-saat tertentu saja, tidak sepanjang waktu. Ada saat yang disebut sebagai critical period, dan pengertian-pengertian precritical dan post-critical, atau perioda pra dan pasca kritis. Pada ekstirpasi dan ligasi, hasilnya adalah: Larva instar 5 umur 7 hari umur 10 hari Ekstirpasi tidak terjadi pupa ada pupa Ligasi hanya bagian dekat kepala yang jadi pupa semua bagian jadi pupa Mengkonfirmasikan bahwa studi hormon haruslah memperhatikan saat yang tepat/adanya perioda kritis tersebut. Uji konfirmasi hormon sendiri kemudian diikuti dengan teknik transfusi, menyuntikkan darah serangga yang telah mengalami perioda pasca kritis kepada serangga dalam kondisi prakritis. Selain itu juga dengan mencari kemungkinan lain: apakah bukan hanya impuls syaraf saja ? Ketika korda syaraf dipotong, Ini ternyata pupasi masih terjadi. berarti yang mendorong terjadinya pupasi adalah sesuatu yang terkandung dalam darah. Studi-studi selanjutnya dilakukan oleh Gotfried Fraenckel (Jerman) dan Vincent B. Wigglesworth (Inggris) pada tahun 1934. Sampai saat ini VBW dianggap sebagai bapak Fisiologi Serangga. Wigglesworth menggunakan kepik Rhodnius prolixus (Hemiptera) karena mudah dipelihara dan mudah dimanipulasi, sedang Fraenckel menggunakan genus-genus Calliphora, Sarcophaga dan Phormia, lalat dari subordo Cyclorrapha, ordo Diptera. Teknik yang dipergunakan oleh VBW adalah parabiosis, dengan asumsi hormon adalah substansi yang dibawa oleh darah, dan telah diketahui adanya konsepsi tentang perioda prakritis. Parabiosis dilakukan dengan memotong suatu serangga, menghilangkan bagian yang dicurigai mengandung kelenjar endokrin, kemudian dipasangkan pada serangga lain yang masih memiliki kelenjar tersebut (gambar 48.0 hand-out bhs. Inggris). Untuk mengetahui waktu kritis, dilakukan ekstirpasi kepala, kemudian serangga dikumpulkan sesuai dengan usia/waktunya sesudah makan. Eksperimen VWB dengan menyambungkan serangga instar 5 usia sehari dengan instar 5 usia delapan hari ternyata menghasilkan 50:50, artinya 50% mengalami molting, 50% lagi tidak. Ini dapat dipahami karena hormon diproduksi dalam jumlah terbatas. Juga kemudian terjadi pengenceran (ada dilution factor) yang mengakibatkan titer (konsentrasi) hormon belum mencapai ambang tertentu sehingga tidak menginduksi molting. Karena itu dilakukan parabiosis terhadap lebih dari dua individu (lihat gambar 6.12). Kemudian dilakukan juga gabungan antara dua individu instar 4 dengan satu dewasa. Yang terjadi serangga dewasa mengalami pertumbuhan mundur (regressi) sehingga menyerupai bentuk muda. Ini disebabkan karena titer hormon pada instar 4 lebih tinggi daripada instar 5 (akhir), yang memang sudah mendekati nol. Kombinasi-kombinasi yang lain adalah: Dari penelitian VBW ini dapat disimpulkan bahwa dari otak terdapat bahan/hormon yang menginduksi molting, dan kemudian diketahui pula bahwa ada hormon lain yang menyertai proses molting itu, yang kemudian disebut sebagai juvenile hormone. Sementara itu Fraenckel (GF) melakukan penelitian dengan menggunakan puparium berdasarkan pengertian bahwa integumen larva instar terakhir akan menjadi covering atau penutup pupa yang berbentuk seperti tong kecil (barrel shaped). Pada saat itu konsep perioda kritis juga sudah diketahui. Sementara itu untuk mendapatkan pupa bentuk tong, diperlukan korda syaraf yang masih utuh, tidak terpotong. Oleh karena itu untuk larva lalat ini tidak dapat dilakukan teknik-teknik ekstirpasi dan mitigasi. Dilakukan kemudian ligasi (pengikatan), dan kemudian ke bagian posterior disuntikkan hormon yang telah diekstraksi. Prosedur ini kemudian dikenal sebagai bioesei Calliphora (Calliphoran bioassay), meski dalam perkembangannya larva Sarcophaga dan Phormiajuga dipergunakan (larva Musca lebih banyak digunakan untuk bioassay toksikologi). Bioesei Calliphora selanjutnya merupakan uji yang umum dipergunakan untuk mencek suatu substansi apakah memiliki kemampuan hormonal atau tidak. Satu-satunya kekurangannya adalah bahwa uji ini sangat tergantung pada jumlah bahan yang dicek. Cara penentuan konsentrasinya haruslah tepat dan meliput sampai tingkat yang diskriminatif. Apabila hormonnya dapat diidentifikasi dengan baik, selanjutnya digunakan jumlah bahan dalam konsentrasi pasti. Namun untuk mengetahui jumlah hormon yang dibutuhkan dari satu individu ke individu yang lain amat sulit dilakukan. GF sendiri tidak tahu apa yang disebut hormon, dia menyebutnya sebagai "blood factor", suatu faktor dalam darah yang mendorong terjadinya pupasi, berasal dari otak. Pada kurun yang hampir sama, Fukuda dari Jepang mempelajarihal yang sama dengan menggunakan ulat sutera Bombyx mori, mencoba mencari faktor pendorong terjadinya molting dengan teknik ligasi dan ekstirpasi terhadap otak dan juga daerah kelenjar protoraks.Ternyata pupasi tidak terjadi. Namun Fukuda tidak mengetahui hubungan antara otak dengan kelenjar protoraks. Dilakukan pula transplantasi kelenjar protoraks ke abdomen yang tak memiliki kelenjar ini lagi. Hasilnya ternyata banyak yang negatif, hanya karena dia tak mengetahui adanya hubungan antara otak dengan PTG (kelenjar protoraks, prothoracic gland). Ecdyson, hormon molting Peneliti yang lain, Carroll Williams, tahun 1940an, menggunakan larva ngengat Saturniidae (Hyalophora cecropia dan Antherya pernyii). Penelitiannya menghasilkan hormon yang akhirnya teridentifikasi secara lengkap (ecdyson, suatu hormon molting). Temuan juga menunjukkan hubungan antara perubahan suhu dengan kondisi otak yang selanjutnya akan muncul dalam ujud diapause saat pupa, atau akan terus berkembang sehingga stadium pupa tidak mengalami diapause (Diapause Obligat, dan Diapause Fakultatif). [Untuk struktur dan jenis ecdyson selanjutnya dapat dilihat pada hand out bhs. Inggris, demikian juga dengan biosintesisnya]. Yang perlu dicatat adalah, karena ecdyson adalah suatu sterol, yang biosintesisnya berasal dari kholesterol, maka dibutuhkan makanan yang cukup mengandung kholesterol supaya serangga dapat memiliki cukup ecdyson. Sementara itu pada tumbuhan sendiri dijumpai bentukan lanjut sterol yang sangat mirip ecdyson dan disebut sebagai "phytoecdyson". Bahan ini bekerjanya tidak spesifik, karena ternyata dapat digunakan oleh banyak jenis artropoda. Hormon yuwana, Juvenile Hormone (JH) Hormon lain yang juga teridentifikasi dari berbagai percobaan dalam mencari faktor molting adalah JH (hormon yuwana, juvenile hormone). Hormon ini dijumpai hampir pada semua artropoda dan krustasea. JH dipergunakan untuk mempertahankan stadium muda, sehingga apabila dalam suatu instar pradewasa dijumpai titer JH yang sangat rendah, artinya stadium larvanya menjelang selesai. Lebih lengkapnya pada bab Hubungan antara Ecdyson dan JH dalam pengaturan metamorfose. JH merupakan suatu senyawa steroid dengan gugus epoksida disalah satu ujungnya. Dikenal beberapa bentuk/macam JH, misalnya JH diol, hidro JH, metil JH, iso JH dll. Ini disebabkan karena beberapa ujung merupakan gugus yang reaktif, sehingga dalam lingkungan berbeda akan mengikat senyawa lain yang berbeda pula. Sementara itu, meski pada akhir instar pradewasa JH bisa nol sama sekali, tetapi pada stadium dewasa, JH juga kembali disintesis, dan digunakan untuk memberi tanda pada badan lemak bahwa saatnya telah tiba untuk menyusun vitellogenin, suatu senyawa kimia yang merupakan penanda dimulainya proses pemasakan telur, misalnya seperti yang dijumpai pada nyamuk. Bioassay JH dilakukan antara lain dengan teknik RIA atau Radioimmunoassay, menggunakan vertebrata seperti misalnya tikus, ayam atau kelinci. Hewan-hewan tersebut disuntik dengan ekstrak JH dalam bentuk preparasi yang sesuai, maka akan terbentuklah antibody dalam tubuh hewan percobaan (donor antibodi). Antibodi ini spesifik untuk JH (antibodi anti JH), kemudian diisolasi. Anti JH ini dapat diberi label dengan isotop, kemudian digunakan untuk assay dalam hemolimfa serangga. Perhitungannya adalah dengan menghitung nisbah antara antibodi berlabel yang masih bebas dengan antibodi yang sudah mengikat JH, dengan menggunakan alat LSC (Liquid Scintillation Counter), [JH] dapat dihitung. Cara kedua adalah dengan menggunakan HPLC (high pressureliquid chromatography). JH yang ada dalam hemolimf di ekstrak dengan pelarut organik (heksan-eter). Fase organiknya lalu dipartisi cair/cair (karena JH adalah lipid--steroid--, maka akan terlarut pada fasa organik). Setelah pemurnian lewat partisi kemudian disuntikkan ke HPLC. Keunggulan cara ini adalah bahwa sampel ekstrak masih tetap utuh karena tidak diuapkan (berbeda dengan GLC yang menggunakan sampel fase gas). Hubungan antara Ecdyson dan JH dalam mengatur metamorfose. Pengaturan proses metamorfose merupakan mekanisme hormonal yang cukup rumit dan melibatkan beberapa organ secara serentak. Pada mulanya, apabila saat ganti kulit tiba, maka korpora kardiaka pada otak mengeluarkan suatu hormon tropik (hormon yang mengawali keluarnya hormon lain) ke protoraks, sehingga hormonnya disebut hormon protorakotropik. Oleh adanya HPTT (PTTH, prothoracotropic hormone) ini, maka kelenjar protoraks akan mengeluarkan hormon à-ecdyson, karena aktivasi utusan kedua ("second messenger") AMP siklik (cAMP) yang menyebabkan dilepaskannya hormon. à-ecdyson ini kemudian akan mengaktivasi á-ecdyson, dan selanjutnya á-ecdyson menuju ke suatu reseptor protein yang berada pada integumen, dan kemudian terikat ("bound") pada reseptor tersebut. Ikatan ini menandai dimulainya sintesis protein untuk menyusun kutikula baru dan pada prosesnya menyebabkan kutikula baru dan lama saling terpisah (apolisis). Pada waktu yang bersamaan dengan aktivasi oleh HPTT, korpora alata yang terdapat di perbatasan antara protoraks dan otak juga mulai mengeluarkan hormon yuwana (JH). Titer JH ini menentukan jenis kutikula apa yang akan disusun oleh bagian integumen. Apabila titer JH masih cukup tinggi, yang dibentuk adalah kutikula instar berikutnya. Ekskresi JH dari satu instar ke instar berikutnya makin rendah, dan pada batas titer tertentu menyebabkan yang disusun adalah kutikula pupa. Pada pupa, titer JH sudah sama dengan nol, sehingga jika kemudian terjadi pergantian kulit lagi, maka yang muncul adalah kulit serangga dewasa. Demikian yang terjadi

Respirasi

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi dalam respirasi. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin. Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat. Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan. Proses r1espirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron. Tahapan yang pertama adalah glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron. Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP. Tahapan kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron. Tahapan selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2. Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur/usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan. Untuk mengetahui bahwa kecambah kacang hijau melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kacang hijau dalam tabung berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air. Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada sumbat, jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini bisa mengganggu pengamatan. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi (gluLosa) Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap : 1. Glikolisis. 2. Daur Krebs. 3. Transpor elektron respirasi. 1. Glikolisis: Peristiwa perubahan : Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat. Jadi hasil dari glikolisis : - 2 molekul asam piravat. - 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi. - 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. 2. Daur Krebs (daur trikarboksilat): Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs 3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori: Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut: PROSES AKSEPTOR ATP 1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP 2. Siklus Krebs: 2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP 2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2 3. Rantai trsnspor elektron respirator: 10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP 2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP Total 38 ATP Ada 2 macam Respirasi yaitu : 1.Respirasi aerob adalah proses penguraian makanan dengan menggunakan oksigen. Ia berlaku di mitokondria sel. Persamaan bagi proses respirasi aerob adalah seperti berikut ; 2. Respirasi anaerob adalah proses penguraian glukosa untuk menghasilkan tenaga tanpa menggunakan oksigen. Sesetengah organisma seperti bakteria, kulat, haiwan dan tumbuhan menjalankan proses ini. Proses ini menghasilkan sedikit tenaga. Secara umumnya terdapat sedikit perbezaan antara respirasi dan fotosintesis oleh tumbuhan.Semasa tiada oksigen, haiwan menguraikan glukosa kepada asid laktik dan membebaskan sedikit tenaga. Tumbuhan pula menguraikan glukosa kepada etanol dan karbon dioksida serta membebaskan tenaga. Secara ringkasnya Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi Anaerob 1. Respirasi Aerob • Memerlukan O2 • Terjadi dalam Matriks Mitokondria • Untuk Pemecahan senyawa organic menjadi senyawa anorganik • menghasilkan energi yang lebih besar. • Menghasilkan 36 ATP • Prosesnya Meliputi : a. Glikolisis b. Dekarboksilasi oksidatif c. Siklus Krebs d. Transfor Elektron 2. Respirasi Anaerob • Tidak memerlukan O2 • Terjadi dalam Sitoplasma • Untuk penguraian senyawa Organik • Menghasilkan Energi yang lebih kecil • Menhasilkan 2 ATP • Proses Respirasi Anaerob a. Fermentasi b. Pernafasan Intramolekul http://www.geocities.com/ifilixu/laman5.htm http://killmiss-00.blogspot.com/2008/10/perbedaan-respirasi-aerob-anaerob.html http://one.indoskripsi.com/node/4672

Cara Membuat Judul Penelitian

Kesulitan pertama mahasiswa akhir adalah saat pengajuan judul dan secara pintas mengadopsi dari hasil skripsi orang lain tanpa memahami latar belakang masalah penelitian. sehingga kendala nampak saat pada proses penentuan analisa datanya. Seorang peneliti merasakan adanya"sesuatu yang tidak beres", (dalam arti tidak atau belum sesuai dengan kondisi yang seharusnya), artinya seorang peneliti harus memiliki keingintahuan yang tinggi dan keinginan untuk memperbaiki keadaan. Contoh : "Selama saya kuliah, belum pernah saya temui seorang mahasiswa pun berjalan sambil membaca buku di kampus karena saking gemarnya membaca, misalnya.ini juga menguatkan survei UNESCO bahwa pringkat membaca Indonesia, berada di bawah negara-negara tetangga kita seperti Malaysia bahkan Vietnam. Mungkin juga beralasan bahwa lesunya membaca ini adalah pemicu sepinya diskusi-diskusi kecil atau publik di kampus. Padahal, menurut mahasiswa yang sudah alumni, kegiatan diskusi adalah kegiatan yang biasa ditemui di setiap sudut kampus ini dulu. Mengacu pada masalah yang dapat dilihat dari suatu kasus bisa diambil rumusan masalah yang diungkapkan dalam kalimat tanya : 1. Apakah benar bahwa mahasiswa kita kurang minat membaca? 2. Apakah benar lesunya minat membaca berakibat lesunya forum diskusi di kampus? 3. Apakah benar dengan lesunya membaca dan diskusi ini mengakibatkan kurang ada gairah dalam penelitian dan menulis dikalangan mahasiswa? Dari pertanyaan diatas peneliti harus bisa menentukan apa variabel penelitian atau yang menjadi objek penelitian yang merupakan inti dari masalah penelitiannya. dengan kata lain untuk menyusun masalah penelitian peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa variabelnya. ketiga pertanyaan diatas diajabarkan berdasarkan tiga gejala yang penliti baca di media berdasarkan pengamatan sendiri. Hal lain yang bisa diamati dari " Hal yang tidak beres", dapat dilihat dari hal yang positif dari kegiatan mahasiswa dengan adanya kegiatan mentoring yang diselenggarakan oleh "lembaga dakwah kampus' terutama dikampus umum yang marak dibandingkan dengan kampus berbasis agama. sehingga anda rumuskan juga dalam kalimat pertanyaan : 1. Kegiatan positif apa saja yang dilakukan mahasiswa melalui kelompok mentoring tersebut? 2. Motif-motif apakah yang mendorong para mahasiswa untuk mengadakan kelompok mentoring tersebut? 3. Apakah ada kaintan yang erat antara mentoring dengan kegiatan salah satu partai sebagai sel kaderisasi? Untuk menjawab semua pertanyaan dari asumsi dasar yang diajukan peneliti dapat mengajukan pertanyaan "Manakah kira-kira yang paling baik, mulai dengan mendaftar sebanyak mungkin pertanyaan atau langsung menentukan sejumlah pertanyaan?" Asumsinya sebagian orang dengan cepat memperoleh pertanyaan penelitian karena sensitif terhadap lingkungan dan dapat merasakan adanya permasalahan disekelilingnya sehingga ingin memecahkan permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian. sebaliknya sebagian orang sukar menemukan permaslahan yang akan diteliti sehingga apabla seorang mahasiswa, setelah lama menyelesiakan teori, tidak habis-habis berada dalam "masa berpikir mencari judul "untuk skripsinya. Intinya modal utama mahasiswa dalam menentukan judul harus menguasai permasalahan lalu lanjut pada pemahaman terhadap literatur yang relevan dengan judul penelitiannya. dalam keadaan mantap peneliti harus juga meninjau kembali rumusan pertanyaan yang diajukan dan sambungkan dengan bahan pustaka, sebaliknya jika dalam mengkaji bahan pustaka untuk teori tidak memperoleh dukungan maka lebih baik mengurungkan niatnya untuk walaupun judul dirasakan sudah sesuai dengan keinginan peneliti. Secara garis besar, proses penelitian pada umunya melalui langkah-angkah sebagai berikut ; 1. Mencari permasalahan yang pantas untuk diteliti. 2. Menelaah buku-buku untuk mencari dukungan teori dengan cara membaca buku teori maupun laporan hasil penelitian dari hasil telaah ini peneliti menentukan langkah untuk terus atau harus menghentikan penelitiannya. 3. Meninjau kembali rumusan serta memantapkan problematika tersebut dan dilanjutkan dengan merumuskan tujuan dan hipotesis penelitian. 4. Menyusun instrumen pengumpul data. 5. Melaksanakan penelitian 6. Melakukan tabulasi pengolahan data 7. Mengambil kesimpulan 8. Menyusun laporan penelitian Acuan menentukan sebuah judul skripsi Setelah memahami urutan proses penelitian secara umum kembali pada prumusan problematika dan judl penelitian. apabila peneliti sudah merasa bahwa ia telah memiliki problematika penelitian dan hal ini berarti bahwa peneliti dengan jelas sudah menguasai permasalahan penelitiannya, maka ia dapat mencari rumsuan untuk judulnya. rumusan problematika saja memang belum cukup, peneliti harus juga mengetahui hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Berpatokan pada masalah bukan pada judul skripsi yang ada Walaupun judul selalu tercantum dibagian paling depan dari setiap penelitian, tetapi tidak berarti penelitian berangkat dari judul. bahkan untuk jenis penelitian kualitatif, judul penelitian dapat dibuat setelah penelitian selesai. Kekeliruan sebagian mahasiswa selalu menentukan judul berasal dari judul yang sudah ada, padahal judul bisa diambil dari permasalahan yang ada dalam mata kuliah, fenomena sehari-hari ditempat kerja, dari hasil sharing seminar, pola pikir membuat judul dapat dilihat : Masalah -------> Identifikasi masalah............> Batasan masalah ...............> Judul Dari pola diatas maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari batasan masalah. jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat menjadi judul penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar (dasar berpijak masalah yang bisa dijadikan sebuah acuan judul) seperti : "Kesulitas mahasiswa UNSURI "universitas sunan giri surabaya"untuk menghilangkan logat daerah saat pengucapan bahasa jepang" "PT KAI seringkali terjadi kecelakaan yang tidak bisa diprediksi" Judul harus netral Karena pada dasarnya meneliti adalah keinginan mengetahui data atau gejala sebagaimana adaya (bukan sebagaimana seharusnya) maka judul penelitian harus netral, tidak dipengaruhi unsur-unsur subyektif yang belum diketahui kebenarannya. judul penelitian harus netral dan didasarkan pada bentuk-bentuk permasalahan. untuk bentuk permasalahan deskriptsif yang bersifat estimasi (yang menggambarkan keadaan satu variabel/uni variabel) Teks judul sederhana dan spesifik untuk penelitian harus ada pembatasan maslah dengan memperkecil jumlah variabel, memperkecil jumlah subjek penelitian, mempersempit lingkup wilayah penelitian menggunakan instrumen dengan memilih metode pengumpulan data yang lebih sederhana, menganalisis data dengan teknik yang tepat guna dan menyusun laporannya sesingkat mungkin. Sebuah judul harus berisikan ; 1. teks pengantar (analisa, hubungan dengan..., studi deskriptif..., studi ekssploratif, dll); 2. variabel pokok yang merupakan objek yang akan diteliti, 3. subjek penelitian tempat diperolehnya data untuk variabel yang diteliti, 4. lokasi tempat penelitian dilaksanakan, 5. waktu data penelitian diambil atau waktu penelitian dilaksanakan.Teks judul dapat ditulis dalam skrisi seperti berikut : • Peranan......................terhadap............................... • pengaruh.....................terhadap.............................. • pengaruh.....................dan......................terhadap... • Hubungan ...................dengan................................. • hubungan.....................dan.....................dengan...... Judul penelitian selain berbentuk hubungan sebab-akibat bisa juga bersifat komparatif (membandingkan), maka judulnya penelitian dengan teks yang sering digunakan ; • "Perbandingan...................antara...................................... • "perbandingan..................... terhadap .............................. karena dalam penelitian kualitatif banyak variabel yang diamati dan masalah yang diteliti belum jelas, maka judul-judul penelitian tidak harus eksplisit serti pada batasan masalah. judul-judl penelitiannya masih bersifat sementara, dapat berubaha dan dapat dirumuskan judlnya setelah penelitian selesai. Judul bisa juga dari pembimbing anda Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.Akan tetapi terlalu banyak mempunyai permasalahan lalu berkonsultasi dengan pembimbing, setelah mengetahui adanya kesulitan lalu berubah ingin mengganti judul. dengan proposal yang diajukan dengan berbagai alasan latar belakang masalah diajukan, belum selesai terpikir masalah lain sangat menarik untuk diajukan kembali menjadi sebuah judul. bisa jadi mahasiswa yang sering gunta-ganti judul tidak menguasai permasalahan dengan baik. dipihak lain ada mahassiwa yang sulit menemukan judul, tidak segan-segan meminta pada calon pembimbing atau judul diberikan oleh dosen tapi kesulitan mencerna karena mahasiswa belum terbiasa merangkai kata-kata, nasehat dosen sangat bermanfaat, tapi terkadang judul skripsi pemberian dosen sulit dipahami oleh mahasiswa maknanya sehingga ada kompromi semu padahal tidak paham dengan permasalahan. Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal. Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas. Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah "hafal di luar kepala" sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya. Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980. Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik. Judul yang sesuai dengan tingkat analisa dan penentuan topik Kadang kala yang harus dilakukan bagaimana cara menentukan sampai seberapa besar cakupan analisa. Hal ini sangat penting karena dengan menentukan tema atau judul yang sesuai dengan tingkatan analisa tepat maka anda akan lebih mudah menentukan rumusan masalah dan pembatasan penelitian. Jadi, sebenarnya untuk menentukan judul dalam berbagai kajian ilmu apapun tidaklah sesulit yang mahasiswa bayangkan. Dalam penetuan topik disarikan bahwa topik harus penting (significanne of topic), harus menarik perhatian penelitian (interesting topic), harus didukung oleh data atau dngan kata lain untuk topik harus tersedia datanya (obtainable data) dan topik penelitian harus dapat dilaksanakan dalam arti sebatas kemampuan penelitian (manageble topic) Berikut merupakan langkah yang harus anda lakukan ketika memilih tema atau judul untuk skripsi bahasa ; A.Bagaimana untuk mendapatkan judul yang sesuai dalam ilmu bahasa. Untuk mendapatkan judul atau tema skripsi ilmu bahasa maka saya sarankan anda harus membaca banyak referensi. Banyak referensi, tidak berarti tidak harus bersumber pada buku-buku atau jurnal yang membahas tematik bahasa. Saya seringkali menemukan judul ilmu bahasa yang kemudian saya angkat menjadi skripsi ketika membaca majalah-majalah seperti National Geography atau bahkan majalah wanita seperti Femina. Jadi bisa saja, artikel yang membahas analisa sastra namun juga mempunyai muatan ilmu komunikasi dan feature bahasa, kalau anda cukup teliti untuk menangkap ide ini. Jadi, jangan mengkotakkan diri anda dalam sebuah ilmu yang anda pelajari selama kuliah saja. Banyak membaca Novel dan komik berarti anda memperluas wawasan anda. Langkah kedua untuk mencari ide judul skripsi adalah sharing dengan teman, atau dosen pembimbing akademis anda. Percakapan dengan teman yang anda lewatkan di kantin ataupun ketika dosen menyampaikan materi kuliah, terus keluar ide dan anda menangkapnya. Jadilah sebuah judul skripsi.Untuk penerimaan judul biasanya ditentukan dari kebaruan dan kesulitan mengenai objek yang diteliti B. Menentukan Wilayah lingusitik kebahasan yang paling kita pahami. Perlu diingat bahwa ilmu bahasa adalah sangat luas dan berpatokan pada konsep Speaking, listening, writing dan reading. Jadi untuk mencari kajian apa dan bagaimana ilmu bahasa maka dapat dikembalikan dalam esensi dari ilmu bahasa itu sendiri. Jadi tema atau judul dalam bahasa dapat di dasarkan pada kajian-kajian wilayah lingua bahasa yang luar biasa luasnya dan juga bahasa ada kaitannya dengan ilmu sastra. Ilmu sastra sendiri bersumber dari kajian yang mengulas secara tematik mengenai sastra, Baik input, output maupun lingkungan; ke semuanya membentuk sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Berdasarkan bagan diatas maka kita dapat meletakkan topik tersebut di dalam wilayah proses input, output (kebijakan), maupun lingkungan. Berikut merupakan berbagai contoh tema yang dapat diangkat dalam menganalisa bahasa seperti bahasa inggeris 1.Input Bentuk input dalam ilmu bahasa dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi dan tematis Input dalam tuntutan disebabkan adanya kesulitasn dalam hal berkomunikasi dengan demikian timbulnya input berupa upaya meningkatkan kemampuan conversation oleh karena ada fenomena belajar bahasa inggeris sejak SD sampai PT tapi kemampuan percakapan kita sangat sulit, hal ini disebabkan oleh adanya sebuah kondisi psikologis kalau bahasa inggeris itu bahasa asing, dipelajari saat benar-benar dibutuhkan, kurangnya pembiasaan percakapan, kurangnya dukugan sekitar kita untuk selalu menggunakan bahasa itu sebagai bahasa sehari-hari kita 2.Output Output dalam suatu sistem kebahasan adakalah peningkatan kompetensi kebahasan yang dirasa masih kurang. Jadi secara meluas, tema yang dapat diangkat dalam wilayah output untuk sebuah judul bahasa adalah jalannya pelaksanaan, keefektifan serta implikasi kebahasan tersebut dalam struktur bahasa. 3.Lingkungan Untuk menciptakan proses dimana sistem tersebut berjalan maka dibutuhkan adanya lingkungan bahasa. Lingkungan bahasa merupakan suatu penggambaran secara sistematik dari setiap pola penggunaan bahasa yaitu baik struktur maupun fungsi dari yang bisa didaptasi oleh bangsa indonesia artinya bahasa inggeris bisa diterima sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia Lingkungan ini dapat berupa lingkungan internal atapun eksternal. Tema inilah yang paling banyak tidak dicermati mahasiswa sebagai tema dalam penelitian bahasa dari sudut budaya dan tema kesusastraan, padahal bahasa sangat begitu dekat dengan tema omunikasi sastra dan komunikasi, padahal banyak bidang yang bisa dikaji, misalkan analsia tematis novel, film dan sastrayang berasal dari permasalahan bahasa setempat seperti logat bahasa ataupun perbedaan pola budaya dan sastra dalam berbahasa. Ke semua bagian dalam sistem kebahasan akan seperti yang diuraikan di atas dapat menjadi dasar kegiatan dalam meenentukan judul penelitian bahasa Hal ini akan membantu anda dalam menentukan ruang lingkup dalam menentukan judul bahasa yang tidak hanya terpokus pada grammer, conversation, fonetik tapi kajian tema sastra juga bisa diadopsi dan dijadikan sebagai dasar judul dalam kajian ilmu bahasa. C.Menentukan Tingkatan Analisa Langkah berikutnyan adalah menentukan tingkatan analisa masalah. Untuk langkah ini maka kita dapat membagi berdasarkan tingkatan mana yang paling mempengaruhi dan dipengaruhi dari tema kebahasan dapat dilihat nanti dalam hubungan antar variabel dalam paradigma penelitian. Dalam perakteknya model judul penelitian cukup bervariasi dan tidak sesuai dengan teori yang diberikan diatas. terdapat judul penelitian yang mencerminkan permasalahan dan ada juga judul penelitian yang mencerminkan saran yang akan diberikan

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI MODEL PENELITIAN KUANTITATIF

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI MODEL PENELITIAN KUANTITATIF BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH B. IDENTIFIKASI MASALAH C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH D. TUJUAN DAN SIGNIFIKASI PENELITIAN E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN A. DESKRIPSI TEORI B. KERANGKA BERFIKIR C. HIPOTESIS. BAB III KERANGKA METODOLOGIS A. METODE PENELITIAN B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL C. INSTRUMENTASI PENELITIAN D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA E. TEKNIK ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DAERAH/INSTITUSI B. DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN C. PENYAJIAN ANALISIS DATA D. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. REKOMENDASI

Maret 22, 2012

INGIN KAYa? ya Menikah

Kaya Dengan Menikah
Lebih dari 1400 tahun yang lalu telah turun ayat : (وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ) ... “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. ( An-nur : 32 ) Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan dapat menjadi penyebab kekayaan berdasarkan firman Allah : “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” Tetapi sebagian orang jahiliyah dahulu, karena mereka takut miskin, mereka membunuh dan atau mengubur anak-anak gadis mereka. Oleh karena itu turunlah firman Allah ta’ala : (وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا) “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. ( Al-Israa : 31 ) Maka dalam ayat ini terdapat jaminan dari Allah tentang rizki anak dan orangtua. Sangat wajar bahwa kita semenjak dahulu tidak tahu bahwa ayat ini menyimpan satu mukjizat ilmu, karena seorang yang beriman dia beriman dan yakin kepada kebenaran ayat ini dan tidak ragu bahwa Allah mampu memberi rizki untuknya. Tapi orang yang lemah imannya akan bertanya – tanya : “Darimana Allah memberi saya rizki ?”, Kapan dan bagaimana ?” Dan adapun para ateis, mereka tidaklah percaya dan tidak yakin dengan ayat ini, yang ia percayai adalah bahwa pernikahan atau anak-anak merupakan masalah ekonomi. Oleh karena itu kita dapati bahwa orang-orang barat sangat bersandar dengan doktrin ini dan membatasi keturunan dengan satu atau maksimal dua anak saja.Tapi, tak seorang pun membayangkan dan berfikiran bahwa dengan hanya sekedar menikah, bahwa itu sudah menjadi sarana untuk menambah pendapatan dan penghasilan. Majalah Time Amerika pernah melakukan penelitian di Ohio State University, yang menunjukkan bahwa orang – orang yang telah menikah dan punya anak, pendapatan mereka naik sebesar 16 persen per tahun, berbeda dengan orang – orang yang belum menikah dimana pendapatan mereka hanya naik 8 persen pertahun. Dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa manfaat dari pernikahan tidak terbatas hanya pada manfaat yang diketahui sebelumnya dan yang berhubungan dengan rasa ketentraman, tetapi juga untuk pengurangan jumlah kemiskinan di masyarakat. Dua orang peneliti, yaitu Maria Kanchin, peneliti dari University of Wisconsin, dan Deborah Reed, direktur penelitian di Pusat Penelitian Politik Matematika, telah melakukan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam buku "Perubahan Kemiskinan Perubahan Politik", yang membahas tentang rendahnya angka perkawinan dan tingginya tingkat perceraian serta dampaknya terhadap tingkat kemiskinan. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan di Amerika Serikat akan naik 2,6 persen karena tingginya kasus perceraian, disamping juga kedua peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yang sudah menikah memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan untuk menambah pendapatan daripada yang belum menikah. Studi juga menunjukkan bahwa kehadiran suami atau istri di rumah, bisa menambah semangat keduanya, yang menyebabkan produktivitas yang lebih besar bagi mereka dan dengan demikian meningkatkan pendapatan dari pekerjaan mereka. Penelitian ini menyarankan penyediaan tempat untuk penitipan anak-anak di lingkungan kerja, yang mana hal ini akan mendorong perempuan yang belum menikah untuk melakukan metode dan langkah ini, tanpa khawatir terhadap anak-anak mereka, atau menganggap bahwa anak – anak mereka sebagai hambatan bagi perkembangan karir mereka. Ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah sarana untuk meningkatkan pendapatan, dan ini fakta ilmiah dan bukan hanya omong kosong! Dari sini kita bisa menyadari bahwa ayat yang mulia ini mengandung sebuah mukjizat ilmu. Siapakah gerangan yang mengabarkan kepada Nabi bahwa nikah bisa menjadi penyebab seseorang menjadi kaya ? Dialah Allah yang telah berfirman : إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.”. ( An-nur : 32 ) Oleh karena itu, Nabi mengingkari orang yang ingin terus membujang dan tidak menikah seraya beliau bersabda : (النكاح من سنتي فمن لم يعمل بسنَّتي فليس مني) [السلسلة الصحيحة للألباني] “Nikah termasuk Sunnahku, barangsiapa yang tidak melaksanakan Sunnahku maka bukanlah termasuk golonganku” ( Silsilah Shahihah oleh Albani ) memang saat ini masih banyak orang yang ngentahi dalil dengan logika.. contoh masih ada pemuda manula yang berfikir untuk makan sendiri aja susahnya bukan main , kadang masih ngutang sana sini apalagi punya bini mana cukup??. Dia menggunakan itungan matematika gaji 600 ribu untuk sendiri aja kagak cukup apelagi dimakan ama bini .. padahal dalam ayatnya “ semua mahluk alloh di bumi ini alloh yang menanggung rezekinya” ingat saudara anak istri kita punya rezeki sendiri. Bahkan sudah dibuktikan orang yang menikah rezekinya jadi berlipat ganda. Kadang dapet modal dari keluarga bini, kadang dapet warisan atau kadang istri kita punya usaha yang rejekinya lebih gede dari kita.. yang penting jalaninn aja deh .yakin ama dalil toh membujang bertahun tahun juga nggak bisa kaya .. udah pengalaman hidup susah kagak usah takut jadi orang susah .. insyaaloh alloh akan memberi pertolongan SELAMAT MENCOBA .. eh jangan coba coba SELAMAT MEMBUKTIKAN

PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Dalam penelitian kuantitatif yakni bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman yang tertangkap lewat panca indra untuk kemudian diolah oleh nalar (reason) secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif, diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan yang paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap panca indra (exposed to sensory experience), hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa secara ontologis objek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena) yang dimaksud fenomena disini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang trbetas pada eksternal appearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dati fakta yang diperoleh dari panca indra, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksprimen, induksi, dan observasi. Dalam penelitian kuantitatif yakni diyakini sejumlah asumsi sebagai dasar otologisnya dalam melihat fakta atau gejala asumsi-asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1.objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi lainnya. 2.suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. 3.suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, melainkan merupakan akibat dari factor-faktor yang mempengaruhinya. Sejalan dengan penjelasan diatas, secara epistomologi pradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional san emperis. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Adapun yang dimaksud dengan kohrensi berarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, dan yang dimaksud dengan korespondensi berarti sesuai dengan kenyataan emperis. Kerangkan pengembangan ilmu itu dimulai dengan proses perumusan hipotesis yang dideduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara epistemologis pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus, logico, hipotetico, dan verifikatif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu model penelitian humanistic, yang menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam peristiwa social budaya, jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) kedalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala social. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekuensi dari sejumlah pandangan atau dokrin yang hiduo dikepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian batasan-batasan atau kompleksitas maka makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terekspresi secara eksplisit. Didalam aliran kualitatif terdapat sejumlah aliran filsapat yang mendasarinya seperti fenomenologi, interaksionisme simbolik, dan etnometodologi. Harus diakui bahwa aliran-aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun demikian ada satu benang merah yag mempertemukan mereka yaitu pandangan yang sama tentang hakikat manusia sebagai subjek yang mempunyai kebebas menentukan pilihan atas dasar system makna yang membudaya pada diri masing-masing pelaku. Bertolak dari posisi diatas, secara ontologis pradika kualitatif berpandangan bahwa fenomena social budaya dan tongkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku (sebagai fakta) tidak dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang melatar belakanginya, serta tidak dapat disederhanakan dalam hokum-hukum tunggal yang diterministik dan bebas konteks. Dalam interaksionisme simbolis, sebagai salah satu rujukan penelitian kualitatif, lebih dipertegas lagi tentang batasan tingkah laku manusia sebagai objek studi. Di sini ditekankan persefektif pandangan sosiodiskologis yang sasaran utamanya adalah individu dengan kepribadian diri pribadi dan pada interaksi antara pendapat intern dan emosi seseorang dengan tingkah laku sosialnya. Pardigma kualitatif meyakini bahwa dalam masyarakat terdapat keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti adalah menemukan keteraturan itu bukan menciptakan atau membuat sendiri batasn-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan sistematis untuk menemukan teroi dari kancah bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya secara epistemologis pradigma kualitatif tetap mengakui fakta emperis sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk melakukan ferifikasi. Dalam penelitian kualitatif proses penelitian merupakan sesuatu yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, karena itu peneliti sebagai instrument pengumpul data merupakan satu prinsip utama hanya dengan keterlibatan peneliti dalam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Khusus dalam proses analisis dan kesimpulan pradigma kualitatif menggunakan indusi analitis (analytic induction) dan ekstra polasi (extra polation). Induksi analitis adalah satu pendekatan pengolahan data kedalam konsep dan kategori-kategori bukan frekuensi. Jadi symbol-simbol yang digunakan tidak dalam bentuk numeric melainkan dalam bentuk deskripsi yang ditempuh dengan cara mengubah ke formulasi. Sedangkan ekstra polasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan yang dilakukan simultan pada saat proses induksi analitis dan dilakukan secara bertahap dari satu kasus kekasus lainnya. Kemudian dari proses analisis itu dirumuskan suatu pernyataan teoritis. Selain pemaparan diatas pendekatan kualitatif juga menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu) lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan pendekatan kuantitatif membuat peneliti harus mengikuti suatu pola y7ang sesuai dengan karakteristik pendekatan kuantitatif. Implikasi yang terjadi, antara lain pola linear yang terjadi dalam tahap-tahap penelitian, pola linear ini juaga berakibat peneliti juga harus melakukan tahap demi tahap yang ada didalam suatu proses penelitian. Pendekatan kualitataf lebih lanjut mementingkan pada proses dibandingkan hasil akhir oleh karena itu urutan-urutan kegiatan papat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reabilitas dan validitas merupakan syarata mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudia akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberika makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.

Hakekat masalah penelitian, bagaimana cara menemukan permasalahan, dan membuat rumusan masalah

1. Hakekat masalah penelitian Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”. Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”. Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research). 1. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif (Suwardi Endraswara, 2006:81). Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data. Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif. Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit. 2. Penelitian Kuantitatif Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme). Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-1926). Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Koheren besarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico, hypothetico, verifikatif. Tindakan Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai penelitian yang senpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas bahwa ada beberapa ketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya penelitian kualitatif dan kuantitatif, tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang peneliti. Tindakan merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian. 2. Bagaimana cara menemukan permasalahan. Pada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang dihadapi adalah masalah, dan tidak mempermasalahkan. Biasanya sesuatu baru dianggap sebagai masalah jika guru telah merasa kewalahan, tidak berdaya dan tidak mampu menghadapi sendiri. Maka cara yang dapat dilakukan guru 1. Menuliskan semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian, kepedulian karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terjadi, terutama terkait dengan pembelajaran; seperti intensitas waktu pembelajaran, penyampaian, daya tangkap dan serap siswa, alat/ media pembelajaran, manajemen kelas, motivasi, sikap dan nilai perilaku siswa, dan lain-lain. 2. Kemudian dipilahkan dan diklasifikasikan menurut jenis/ bidang permasalahannya, jumlah siswa yang mengalami, dan tingkat frekuensi timbul. 3. Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknya siswa mengalami dan masing-masing jenis permasalahannya. 4. Dari setiap urutan ambillah 3-5 masalah dan coba dikonfirmasikan kepada guru yang mengajar mata pelajaran sejenis, baik di dalam sekolah sendiri atau guru di sekolah lain. 5. Jika apa yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi, maka masalah tersebut memang merupakan masalah yang patut untuk diangkat sebagai calon masalah. 6. Masalah yang telah dikonfirmasi tersebut kemudian dikaji kelayakan dan signifikansiniya untuk dipilih. 7. Pilihlah fokus permasalahan yang terbatas. yang berukuran kecil, yang dapat dicari solusinya dalam waktu singkat yang tersedia untuk melakukan penelitian tindakan. 8. Pilihlah fokus permasalahan yang penting untuk diselesaikan bagi kepentingan guru/dosen dan siswa/mahasiswa, dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas/ruang kuliah. 9. Bekerjalah secara kolaboratif bersama mitra sejawat dalam penelitian ini, tanyalah apakah dia juga pernah menghadapi permasalahan yang semacam dengan masalah yang dihadapi guru/dosen. 10. Sebaiknya fokus permasalahan yang dipilih relevan dengan tujuan dan rencana perkembangan sekolah atau fakultas secara keseluruhan. 3. Bagaimana membuat rumusan masalah. Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan: 1. aspek substansi; 2. aspek formulasi; dan 3. aspek teknis. Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja. Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan. Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar. Analisis Masalah Yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap permasalahan dilihat dan segi kelayakannya. Sebagai acuan dapat diajukan beberapa hal berikut. 1. konteks, situasi atau iklim di mana masalah terjadi 2. kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah 3. keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah 4. kemungkin adanya alternatif solusi yang dapat diajukan 5. ketepatan dan lama waktu yang diperlukan untuk pemecahan masalah Analisis masalah tersebut dipergunakan untuk merancang rencana tindakan baik dalam menentukan spesifikasi/jenis tindakan, keterlibatan aktor yang berkolaborasi (berperan), waktu dalam satu siklus, identifikasi indikator perubahan peningkatan dan dampak tindakan, cara pemantauan kemajuan, dan lain-lain. Formulasi alternatif solusi yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan hanya mungkin dapat dilakukan jika analisis masalah dapat dilakukan dengan balk.