Juli 08, 2012

KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS


KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS

       I. Rasional
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap PBM. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.

    II.Pengertian
Ketrampilan mengelila kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

 III.Penggunaan di Dalam Kelas
Apabila ketrampilan dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif baik pada siswa maupun pada guru yang bersangkutan.
Siswa :
  1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
  2. Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya sesuai dengan tatatertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan bukan kemarahan.
  3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.
Guru
  1. Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
  2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
  3. Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguang.

 IV.Prinsip Penggunaan
  1. Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
  1. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
  1. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas.
  1. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengmati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubahberbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
  1. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
    1. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
    2. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
  1. Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.

Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan :
  1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
  2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

A.    Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.

  1. Menunjukkan Sikap Tangkap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a.      Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
b.      Memberikan Pernyataan   
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.


c.       Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??
d.      Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.

  1. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a.      Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b.      Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
  1. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :


a.       Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b.      Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
  1. Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
  1. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika :
a.       Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b.      Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
c.       Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d.      Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
  1. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a.       Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b.      Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

B.     Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah  Mendapat Gangguan.

Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1.      Kepala Sekolah
2.      Konselor/BP
3.      Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas

Strategi Yang Dapat Digunakan
1.      Modifikasi Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
Ø  Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah
Ø  Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah
Ø  Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul.
Ø  Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.
2.      Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
Ø  Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
3.      Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.

Hal-hal yang harus di hindari
A.    Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
B.     Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
C.    Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
D.    Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
E.     Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
  1. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
  2. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
  3. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F.     Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

Menghadapi Masalah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui ada banyak kendala saat seorang guru sedang mengelola kelas, baik masalah individu maupun kelompok, untuk menghadapi masalah tersebut perlu adanya ketepatan tindakan pengelolaan kelas. Ketepatan tindakan pengelolaan kelas, dapat dilakukan apabila cara kerja guru dalam pengelola kelas didasari kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Selanjutnya, dalam menetapkan pendekatan apa yang akan digunakan hendaknva mempertimbangkan manfaat dan kesesuaian atau kecocokan pendekatan tersebut dengan hakekat masalah yang ditanggulangi. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memahami dan mempunyai berbagai pendekatan pengelolaan kelas serta memahami kondisi psikologis para siswa yang dihadapinya.
Hal lain yang perlu dimiliki seorang guru adalah sikap profesional dalam pengelolaan kelas. Artinya bahwa walaupun guru sudah yakin atas pilihan pendekatan pengelolaan kelas yang akan digunakannya, tetapi pada kenyataannya hal itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka ia hendaknya mampu mengadakan analisis ulang terhadap keadaan atau situasi yang ada sehingga dapat menetapkan altematif pendekatan yang lainnya dan seterusnya. Hal tersebut jelas membedakan sikap seorang profesional dengan seorang tukang atau “Pekerja”, dimana seorang tukang menggantungkan diri pada resep-resep atau petunjuk-petunjuk sehingga ia bingung apabila resep atau petunjuk atau teori/dalil yang digunakannya tidak memberikan hasil yang diharapkan.
1.2  Rumusan masalah
1.      Apa saja jenis pendekatan pengelolaan kelas yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas ?
2.      Apa saja contoh penggunaan masing-masing pengelolaan kelas?
3.      Apa saja kelemahan dan kelebihan dari masing-masing pendekatan pengelolaan kelas?
1.3 Tujuan
1.      Untuk memahami jenis-jenis pendekatan pengelolaan kelas
2.      Untuk mengetahui contoh-contoh dari penggunaan pendekatan pengelolaan kelas
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pendekatan pengelolaan kelas
1.4 Manfaat
1.      Memberikan pertimbangan pada para pengajar untuk menggunakan pendekatan yang tepat untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas.
2.      Memberikan saran pada para pendidik  agar menghindari pendekatan-pendekayan tertentu yang lebih banyak menimbulkan efek negative daripada manfaat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Penggunaan pendekatan “larangan dan anjuran”
Dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas ada berbagai macam pendekatan yang sering dan sudah biasa digunakan oleh guru.Pendekatan yang pertama ialah pendekatan pemberian sejumlah ‘larangan dan anjuran’.Yang dimaksud dengan pemberian larangan dan anjuran adalah berupa peraturan mengenai hal-hal yang tidak boleh yang dilakukan dan juga berupa anjuran atau saran mengenai hal-hal dan tingkah laku yang semestinya dilakukan oleh siswa.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah :
·         Pendekatan ini cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental
·         bersifat reaktif terhadap masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul
Kekurangan dari pendekatan larangan dan anjuran :
·         Kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang
·         Kurang preventif
·         Kurang luwes dan kreatif.
·         Hampir sama dengan pendekatan otoriter sebab dalam penerapannya menimbulkan:
1.      a.  Penghukuman atau pengancaman
Tindakan penghukuman atau pengancaman adalah tindakan berupa pemberian hukuman atau ancaman baik fisik ataupun nonfisik yang digunakan saat membuat masalah ataupun untuk mencegah siswa membuat masalah.Tindakan ini mungkin dapat menghentikan tingkah laku buruk siswa, tetapi sifatnya sesaat dan hanya menyinggung aspek-aspek yang bersifat permukaan belaka.Sayangnya lagi tindakan itu biasanya diikuti oleh tingkah laku negatif pada diri siswa termasuk di dalamya tindakan kekerasan. Adapun contoh tindakan penghukuman atau pengancaman di antaranya :
1.      Menghukum dengan kekerasan, larangan dan pengusiran.
2.      Menerapkan ancaman atau memaksakan berlakunya larangan-larangan.
3.      Menghardik, mengasari dengan kata, mencemooh, menertawakan.
4.      Menghukum seorang di antara siswa  sebagai contoh bagi siswa-siswa lainnya.
5.      Memaksa siswa untuk minta maaf atau memaksakan tututan-tuntutan lainnya.
1.      b. Pengalihan atau Pemasa bodohan
Pemasa bodohan adalah suatu tindakan berupa ketidakpedulian guru terhadap masalah yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menganggap masalah selesai dengan sendirinya sedangkan Pengalihan adalah memberikan kegiatan atau melakukan cara-cara tertentu utuk mengalihkan tingkah laku buruk siswa. Tindakan ini dapat menimbulkan semangat yang rendah pada siswa, ketidak tenangan, kecendrungan mencari kambing hitam, agresi dan tindakan kekerasan lainnya. Adapun contohnya, antara lain :
1.      Meremehkan suatu kejadian atau tidak melakukan apa-apa sama sekali.
2.      Menukar susunan kelompok dengan mengganti atau mengeluarkan anggota tertentu.
3.      Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada tanggung jawab seseorang anggota
4.      Menukar kegiatan untuk menghindari tingkah laku tertentu dari siswa.
5.      Mengalihkan tingkah laku siswa dengan cara-cara lain.
1.      c. Tindakan penguasaan atau penekanan
Tindakan penguasaan atau penekanan adalah tindakan menunjukan kekuasaan atau menunjukkan orang yang berkuasa untuk memberikan tekanan terhadap siswa. Tindakan ini akan menghasilkan sikap pura-pura contohnya, yaitu:patuh, diam-diam  dan bahkan mungkin tindakan kekerasan. Contoh dari tindakan penguasaan dan penekanan adalah :
1.      Memerintah, memarahi, mengomel
2.      Memakai pengaruh orang-orang yang berkuasa
3.      Menyatakan ketidaksetujuan dengan mempergunakan kata- kata, tindakan, atau pandangan.
4.      Melakukan tindakan kekerasan sebagai pelaksanaan dari ancaman-ancaman yang pernah dijanjikan.
5.      Mempergunakan hadiah sebagai perbandingan terhadap hukuman bagi para pelanggar.
6.      Mendelegasikan wewenang kepada siswa untuk memaksakan penguasaan kelas.
Dalam menerapkan pendekatan ini sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya:
1.      Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kawannya
2.      Dalam memberikan peringatan kepada siswa jangan mempergunakan nada suara yang tinggi.
3.      Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua siswa.
4.      Jangan pilih kasih.
5.      Sebelum menghukum siswa, buktikanlah bahwa siswa itu bersalah.
6.      Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah anda tetapkan.
Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai  ataupun yang tidak disukai, adalah  hasil belajar. Mereka yang percaya pada teori ini  berpendapat bahwa :
1.      Penguatan positif, penguatan negatif, hukuman dan penghilangan berlaku bagi proses belajar pada semua tigkatan umur dan dalam semua keadaan.
2.      Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan.
Pada umumnya penguatan itu berupa ganjaran yang diberikan kepada siswa yang menampilkan tingkah laku yang baik dengan harapan agar tingkah laku itu diteruskan.Pemberian ganjaran terhadap tingkah laku yang telah dikuasai oleh siswa itu disebut penguatan positif.Sebaliknya, penguatan negatif ialah penguatan yang dilakukan dengan jalan dikuranginya (atau ditiadakannya) hal-hal (perangsang) yang tidak menyenangkan (yang dikenakan terhadap siswa).
Penghukuman merupakan penggunaan perangsang yang tidak menyenangkan untuk meniadakan tingkah laku yang tidak disukai, walaupun masih diperdebatkan keefektifannya.
2.3. Pendekatan iklim sosio-emosional
Dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif  merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hubungan guru-siswa sangat besar dipengruhi oleh:
1.      Keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura di depan guru.
2.      Penerimaan dan kepercayaan guru terhadap siswa-siswanya, dan
3.      Empati guru terhadap siswa-siswanya.
Pendekatan iklim sosio-emsional berakar dari pandangan yang mengutamakan hubungan guru-siswa yang penuh empati dan saling menerima.Apabila siswa bertingkahlaku menyimpang maka guru bertindak memisahkan kesalahan dengan orang yang berbuat salah, artinya guru tetap menerima siswa yang bersangkutan sambil sekaligus menolak perbuatan yang menyimpang itu.
2.4. Pendekatan proses kelompok
Penggunaan Pendekatan proses kelompok dalam pengelolaan kelas didasarkan atas prisip-prisip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Penggunaan pendekatan proses kelompok menekankan pentingnya ciri-ciri kelompok yang ada didalam kelompok kelas dan saling berhubungan antar siswa yang menjadi anggota kelompok kelas itu. Dalam hal ini peranan guru yang paling utama adalah mengembangkan dan mepertahankan keeratan hubungan antar siswa, semangat produktivitas, dan orientasi pada tujuaan dari kelompok kelas ini.
2.5.  Pendekatan Elektis (Electic approach)
Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalarn memilih berbagai pendekatan dalam satu situasi yang dihadapinya.Penggunaan pendekatan elektis memungkinkan digunakannya dua atau lebih pendekatan dalam satu situasi pembelajaran.Penggunaan pendekatan ini menuntut pula kemampuan guru untuk berimprovisasi dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa. Guru tidak hanya terpaku pada penerapan salah satu pendekatan dalam perbaikan tingkah laku siswa, tetapi dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut secara bersamaan dua atau tiga pendekatan.
BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan dan anjuran cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. aleh karena itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak psikologisnya siswa agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa.
Pendekatan pengubahan tingkah laku dimaksudkan untuk menghentikan atau mengurangi perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki serta dapat mereruskan atau meningkatkan perilaku-perilaku yang dikehendaki.
Pendekatan iklim sosioemosional berkeyakinan bahwa suasana atau iklim kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran.Implikasinya adalah bahwa siswa bukan semata-mata sebagai individu yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi dipandang sebagai keseluruhan pribadi yang sedang berkembang.
Pendekatan proses kelompok bertolak dari asumsi bahwa pengalaman belajar di sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas. Dalam hal ini tugas guru terutama membina dan memelihara kelompok yang efektif dan produktif.
Pendekatan Elektis merupakan gabungan atau campuran dari beberapa pendekatan  yang terpilih sesuai dengan potensi atau manfaat dalam menghadapi suatu situasi kelas.