Januari 21, 2012

Apa itu biologi terapan / bioteknologi?tolong dijelaskan..?

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Garis waktu bioteknologi

8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.

6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat tempe dengan bantuan ragi

4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat

1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia

1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.

1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan

1880 Mikroorganisme ditemukan

1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan

1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke turunannya.

1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi

1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk memotong gen gen

1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein

1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar

1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia)

1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"

2000 Perampungan Human Genome Project

Semoga membantu !
materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknolog…

Januari 16, 2012

Organologi

STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN

Standar Kompetensi :
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
Kompetensi Dasar :
•Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
•Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
•Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
•Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya



A. Struktur Akar dan Fungsinya

• Struktur Akar :


gambar bagian-bagian akar

gambar bagian-bagian batang
Inti Akar

- Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun.

- Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Rambut Akar berbentuk serabut halus, terletak di dinding luar akar, berfungsi mencari jalan di antara butiran tanah, menyerap air dari dalam tanah.

Tudung Akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.

1. Akar Serabut, berbentuk seperti serabut, ukuran relatif kecil, tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama, dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil).

2. Akar Tunggang, terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama, dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil).

• Fungsi Akar :

a. Menyerap air dan zat hara (mineral).

b. Menunjang berdirinya tumbuhan.

c. Sebagai alat pernapasan.

d. Sebagai penyimpan makanan cadangan.



B. Struktur Batang dan Fungsinya

• Struktur Batang :

gambar bagian-bagian batang



• epidermis

• korteks

• endodermis

• silinder pusat (stele) terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem.

Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis :

• Batang berkayu memiliki cambium. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar.

• Batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga.

• Batang basah memiliki batang yang lunak dan berair.

• Fungsi Akar :

a. Penopang, menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari).

b. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

c. Penyimpan makanan cadangan.

d. Alat perkembangbiakan vegetatif



C. Struktur Daun dan Fungsinya

• Struktur Daun :


gambar bagian-bagian daun



• tulang daun

• helai daun

• tangkai daun

• pelepah daun

• urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun.

Bentuk tulang :

a. Menyirip, contoh : tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.

b. Melengkung, contoh : tulang daun sirih, gadung, dan genjer.

c. Menjari, contoh : tulang daun pepaya, jarak, ketela pohon, dan kapas.

d. Sejajar, contoh : tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan.

Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya.

Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya.

• Fungsi Daun :

a. Pembuatan makanan dalam proses fotosintesis

b. Pernapasan melalui stomata yaitu pertukaran gas terjadi.

c. Penguapan



D. Struktur Bunga dan Fungsinya

• Struktur Bunga :

gambar bagian-bagian bunga



• Kelopak, berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat masih kuncup.

• Mahkota, bagian bunga yang indah dan berwarnawarni.

• Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.

• Putik sebagai alat kelamin betina.

• Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.

• Fungsi bunga : sebagai alat perkembangbiakan generatif (perkembangbiakan yang didahului pembuahan).

Jaringan Parenkhim

Pengertian Jaringan Parrenkhim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Merupakan bagian yang paling banyak terdapat pada tumbuhan.
Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fl eksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis.

Gambar Jaringan Parenkim.
Di antara jaringan epidermis dan empulur terdapat jaringan parenkima,jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir disetiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas. Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis. Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
2.2 Struktur sel parenkim
Sesuai dengan peranannya sebagai jaringan dasar, banyak sel- sel yang strukturnya tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu aringan, dimasukkan sebagai parenkim. Dinding sel arenkim umumnya tipis, terutama yang mengandung kloroplas dan yang fungsinya sebagai penyimpa cadangan makanan. Yang dinding selny tebal dengan penebalan lignin misalnya terdapat pada parenkim xylem. Is parenkim bervariasai sesuai dengan fungsinya, misalnya untuk fotosintesis mengandung kloroplas ( jaringan yang terbentuk dari sel-sel semacam itu disebut klorenkim , vakuolanya banyak. Makanan cadangan yang terdapat dalam sel parenkim dapat berupa larutan dalam vakuola (misalnya gula terlarut), cairan dalam plasma ( misalnya protein, lemak, minyak ) atau berupa Kristal amilum.

2.3 Ciri-ciri Jaringan Parenkim
— Dinding selnya tipis, dinding selnya jarang mengandung lignin
— Bagian selnya mempunyai noktah-noktah yang menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan
— Bersifat maristematis
— Bentuk vakuola yang besar dan banyak
— Berbentuk segi enam/bulat
— Terdapat ruang antar sel
— Terdapat diantara jaringan yang lain
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xylem, Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar.
Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat, meskipun ada juga parenkim yang sel-selnya rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, misalnya parenkim penyusun endosperm biji. Parenkim yang mempunyai ruang antar sel terbesar adalah mesofil daun karena ruang antar sel itu berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antara kolenkim dengan udara luar.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Pada umumnya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi terjadinya menurut cara :
a. Skisogen, yaitu sel- selnya saling menjauh sehingga terbentuk ruang diantaranya, missal pada tangkai daun teratai yang terjadi karena sel- selnya membelah memanjngsejajar sumbu dan tegak lurus pada ruang antar sel pertama, sehingga antar sel itu menjadi bulat, dikelilingi oleh sel hasil pembelahan itu. Parenkim yang susunannya demikian dinamakan aerenkim.
b. Lisigen, ruang terjadi karena sel beserta isinya larut, contohnya ruang minyak pada daun jeruk.
c. Skisosiligen, ruang yang terjadi karena larutannya sel tertentu diikuti saling menjauhi sel- sel sekitarnya, contohnya ruang antara protoxilem.
d. Reksigen, sel- sel robek karena tertarik pertumbuhan sekitarnya, misalnya dalam berkas pengangkut batang jagung.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
2.4 Letak Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim terletak hampir semua organ
tumbuhan seperti:
— Pada batang dan akar
— Pada empelur batang
— Dalam daun (mesofil)
— Daging buah
— Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan)

2.5 Fungsi Jaringan Parenkim
· Menyimpan cadangan makanan
· Tempat fotosintesis
· Sebagai penyokong tubuh saat vakuola berisi air
2.6 Jenis Parenkim
a). Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
2) Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.
3) Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya
4) Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan.Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok

b). Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa kelompok yakni :
1. Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis yang utamadan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya,dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat fotosintetis

1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.
2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga tempat penyimpan hasil fotosintesis.
4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun.
6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun.
7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
2. Parenkim bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur, banyak rongga udara, dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade).Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis.
3. Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karenabersegi lima menjuntai atau lebih.
4. Parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.
5. parenkim pengangkut, sel- sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang

Epidermis

(EPIDERMIS DAN DERIVAT-DERIVATNYA ~ GABUS)
Epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan,
misal : batang, akar, daun, dan sebagainya. Juga pada bunga, buah, biji sebelum
mengalami penebalan sekunder. Epidermis melindungi bagian dalam organ
tumbuhan, sehingga disebut jaringan pelindung.
Fungsi epidermis :
_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
_ Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
_ Sebagai pelindung terhadap perubahan toC
_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan
Epidermis akar disebut juga epiblem/rhizodermis; hanya dijumpai pada
akar yang masih muda. Pada akar dan batang yang telah mengalami penebalan
sekunder, fungsi epidermis diambil alih oleh jaringan di bawahnya yaitu
periderm ~ jaringan gabus.
Epidermis Spermatophyta biasanya hanya terdiri 1 lapis sel. Tetapi pada
beberapa tumbuhan tertentu terdapat beberapa lapis sel epidermis, yang secara
morfologi dan fisiologi berbeda dengan jaringan dasar bagian dalam. Lapisan ini
secara ontogeni berkembang dari 2 jaringan meristem yang berbeda.
─ Lapisan epidermis dari protoderm ~ 1 lapisan terluar
─ Lapisan hipodermis/hidrodermis, dari meristem dasar terdiri dari beberapa
lapisan.
Lapisan epidermis dan hipodermis tersebut bersama-sama sering disebut sebagai
multiseriate epidermis/multiple epidermis/epidermis ganda. Epidermis seperti
ini dapat dijumpai pada beberapa tumbuhan tertentu. Misal : Moraceae (Ficus
elastica), Begoniaceae, Piperaceae, Chenopodiaceae. Velamen pada tanaman
anggrek juga merupakan epidermis multiseriate. Hipodermis sel-selnya sering
untuk menyimpan air disebut jaringan air/hidrodermis.
Derivat epidermis :
Adalah suatu bangunan/alat tambahan pada epidermis yang berasal dari sel
inisial yang sama dengan epidermis tertentu mempunyai struktur dan fungsi yang
berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis :
- Stoma(ta) - sel kipas - sel kersik
- trikoma(ta) - velamen - litokis, dll
Bentuk-bentuk sel epidermis, bermacam-macam, misalnya :
─ seperti kubus/prisma, tidak teratur dari permukaan merupakan segi
banyak, ada yang dindingnya berkelok-kelok tidak teratur, memanjang pada
Monokotil.
Sifat-sifat sel epidermis :
_ Selnya masih hidup, susunan rapat satu sama lain, tanpa ruang antar sel.
_ Plasma sel merupakan selaput, melekat pada dinding sel dengan sebuah
vakuola yang besar di pusat yang berisi cairan sel. Kadang-kadang berisi
antosian pada mahkota bunga dan daun Zebrina pendula dan kol merah
_ Plastida umumnya berupa leukoplas, hanya pada beberapa tumbuhan tertentu
beberapa Pteridophyta dan tumbuhan air dan tumbuhan yang hidup di tempat
teduh dapat dijumpai kloroplas.
_ Dinding luar yang berbatasan dengan udara luar relatif lebih tebal daripada
dinding sel sebelah dalam
Dinding luar epidermis biasanya mengandung kutin (senyawa lemak) terdapat di
antara / dalam ruang inter fibrilar / inter miselar selulosa. Di sebelah luar dinding
luar biasanya dilapisi dengan kutikula. Biasanya kutikula tidak dijumpai pada
akar yang tumbuh aktif. Tebalnya kutikula tidak sama pada semua tumbuhan,
umumnya lebih tebal pada tumbuhan yang hidup pada habitat kering. Pada
permukaan kutikula sering dijumpai endapan lilin yang menyebabkan daun dan
buah menjadi berkilat. Dijumpai ada tanaman : Brassica, Dianthus, Saccharum,
daun Musa untuk menjaga kelembaban permukaan
Keterangan mengenai beberapa derivat epidermis :
1. STOMATA
Fungsi stomata :
_ Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
_ Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
_ Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Susunan anatomi sebuah stoma dilihat pada penampang lintang :
1. sel penutup
2. sel tetangga
3. porus
4. dinding perut
5. dinding punggung
6. dinding luar
7. dinding dalam
8. rigi luar
9. rigi dalam
TIPE-TIPE STOMA : ditinjau dari berbagai sudut :
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya sel penutup.
a) Tipe Amaryllidaceae b) Tipe Gramineae
c) Tipe Mnium d) Tipe Heleborus
Menurut jumlah dan letak sel tetangga pada Dicotyledoneae
a) Tipe Ranunculaceae / anomositik / irregular celled
- jumlah sel tetangga tdak tertentu
- sel tetangga = epidermis
- terdapat : Ranunculaceae,
Sambucus sp, Heleborus sp dan
Cucurbita sp
b) Tipe Caryophyllaceae/Labiatae/diasitik/cross-celled
- 2 sel tetangga
- dinding pemisah tegak lurus
panjang stoma
- terdapat : Labiatae, misa :
Orthosiphon stamineus
c) Tipe Rubiaceae/parasitik/paralel-celled
- 2 sel tetangga
- dinding pemisah searah poros
panjang stoma
- terdapat : Rubiaceae, Erythroxylon
coca, Phaseolus sp
d) Tipe Cruciferae/Solanaceae/anisositik/unequal-celled
- umumnya 3 sel tetangga
- salah satu lebih kecil/lebih besar
dari yanglain
- terdapat : Solanaceae, misal :
Datura metel, Nicotiana tabacum
e) Tipe aktinositik/radiate celled
- 4 atau lebih sel tetangga
- tersusun radier
- terdapat : Proteaceae
f) Tipe siklositik modifikasi tipe aktinositik
- 4 atau lebih sel tetangga
- tersusun teratur membentuk
lingkaran mengelilingi stoma
- terdapat : Proteaceae
Stebbins & Khush (dalam Fahn, 1991) mengemukakan tipe-tipe stoma pada
Monokotil.
1. Sel penutup / sel penjaga dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga
Umumnya dijumpai pada anggota Araceae, Commelinaceae, Musaceae,
Cannaceae, Zingibraceae.
2. Sel penutup stoma dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga, yang 2 bentuknya
bundar, lebih kecil dan terdapat di ujung sel penutup stoma.
Umumnya dijumpai pada anggota Palmae, Pandanaceae, Cyclantaceae.
3. Sel penutup dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sama dengannya, 1 setiap
sisi.
Contoh pada anggota Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales,
Alismatales, Potamogetonales, Cyperales, Graminales, Juncales, dan
lain-lain.
4. Sel penjaga tidak bergabung dengan sel sel tambahan yang manapun.
Contoh pada Liliales (kecuali Pontederiaceae) Dioscoreales,
Amaryllidales, Iridales, Orchidales, dll.
Menurut letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis :
a) Tipe paneropor Mesophyta
b) Tipe kriptopor Xerophyta, Pinus sp, Ficus sp
c) Tipe yang menonjol di atas permukaan helaian daun tumbuhan air yang
daunnya terapung (misal : Teratai)
Menurut sejarah terjadinya :
a) Mesogenus : sel penutup dan sel tetangga berasal dari sel induk yang
sama
b) Perigenus : sel induk tidak sama, sel tetangga berasal dari sel yang
terletak di sekitar sel induk penutup stoma
c) Mesoperigenus : sel penutup dan salah satu sel tetangga sel induknya
sama, sel tetangga yang lain dari sel induk di sekitar s.i.
penutup stoma
2. TRIKOMA(TA) (Rambut Daun)
_ Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambutrambut
_ Dijumpai pada seluruh organ : daun, batang, bunga, buah, akar; tetapi
terutama terdapat pada daun disebut rambut daun.
Berdasar jumlah sel penyusunnya, dibedakan menjadi :
─ Trikoma uniseluler (tunggal) : berupa sebuah sel, umumnya tidak
bercabang tetapi kadang-kadang bercabang.
─ Trikoma multiseluler (bersel banyak) : merupakan 1 deretan sel/beberapa
lapis (deretan) sel. Ada yang terdiri dari bagian tangkai + bagian kepala;
bercabang seperti pohon (dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang
yang memanjang dan mendatar (stellate hairs)
Berdasar ada tidaknya fungsi sekresi, dibedakan menjadi :
a) Trikoma non glanduler (tanpa kelenjar) : sering disebut “ rambut biasa “
(rambut pelindung) :
- bila sel-selnya tidk berfungsi sebagai jaringan sekretoris
Contoh :
_ Papillae (papila) : terdapat pada corolla/perhiasan bunga
_ Rambut uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai
pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji),
Ceiba pentandra (rambut buah).
_ Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara
nyata sekali
- tidak bertangkai duduk disebut sisik
- bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata)
_ Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk
seperti tepat lilin (kandelabrum)
- Rambut bintang : pada Styrax officinalis, Hibiscus tiliaceus
(Fahn Gb. 89 – 2,3 287)
- Rambut kandelabrum : Verbasum (Fahn Gb 89 – 1 / hal 287)
_ Rambut kasar multiseriat : pada pangkal tangkai daun Portulaca oleracea
pada Schizanthus dan spesies-spesies tertentu dari Compositae
(Fahn Gb 89 – 4 / hal 287)
_ Rambut uniseluler pada tembakau (Nicotiana tabacum)
_ Rambut-rambut pada akar (rambut akar) ~ adalah sel epidermis
berbentuk tabung memanjang, umumnya tidak bercabang, dinding tipis,
vakuola lebar, umumnya uniseluler kecuali pada Kalanchoe fedschenkoi
pada akar udara ditemukan rambut akar yang bercabang. Dihasilkan oleh
sel epidermis tertentu yang disebut trikoblast / sel berambut / sel pilifer.
Sel ini umumnya kurang memanjang dibandingkan sel epidermis yang
lain. Rambut akar dibentuk pada akar muda, di luar daerah meristematik.
Umumnya umur rambut akar singkat (beberapa hari). Dengan kematian
rambut akar dan bila sel tidak mengelupas dinding sel epidermis
menjadi bergabus dan berlignin.
b) trikoma glanduler /rambut kelenjar
Apabila selnya atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi
sebagai sel/ jaringan sekretoris. Trikom yang terdiri dari bagian tangkai dan
kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala.
Contoh :
_ Trikom sekresi garam : rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel
sekresi yang besar di ujung tangkai yang terdiri atas 1 atau beberapa sel.
Misal : pada Atriplex portulacoides
_ Kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di
pangkal. Misal :
- Kelenjar kapur pada Plumbago capensis
- Kelenjar garam pada Limonium, Avicenia dan Tamarix
_ Hidatoda trikom :
Trikom yang mengeluarkan larutan encer yang berisi beberapa bahan
organik dan anorganik
Misal : pada daun muda dan batang Cicer arientinum : terdiri dari tangkai
uniseriat dan kepala lonjong yang bersel banyak.
_ Trikoma sekresi nektar / klj madu : misal pada Abutilon, corolla Lonicera
yaponica, Trapaeolum majus (Lihat Fahn / Gb. 257 & 258)
_ Trikoma sekresi getah : misal pada ochrea Rumex dan Rheum getah
terutama polisakarida
_ Rambut sengat : misal pada Urtica, Fleurya interupta (lateng)
- terdiri sel tunggal, panjang, pangkal melebar seperi kandung kemih,
bagian atas menyempit seperti jarum, ujung mengalami penebalan
(silika, agak ke bawah dengan kalsium). Di dalam sel berisi cairan :
Histamin, Acetil cholin & Na-formiat yang menyebabkan rasa gatal.
_ Koleter : trikom yang menghsilkan bahan lengket disebut rambut
pere kat. Berbentuk seperti gelembung, terdiri dari bagian kepala dan
tangkai, baik uniseluler maupun muli seluler. Tangkai kadang-kadang
tidak ada. Misal daun dan tunas-tunas Rosa, Aesculus, Coffea dan lainlain.
_ Pada Ortosiphon stamineus : 1 sel tangkai dan 4 sel kepala
Mentha piperita : sel kepala : 8 sel kepala
Di dalam sel trikoma umumnya tipis dan mengandung selulosa, tetapi ada yang
mengalami lignifikasi sehingga dindingnya tebal.
Fungsi trikoma pada masing-masing organ :
_ Pada akar : untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur-unsur
hara
_ Pada daun : untuk mengurangi besarnya penguapan, mengurangi
gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma
kaya akan plasma)
_ Pada bunga : nectaria mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantu penyerbukan. Pada kepala putik
mengeluarkan zat perekat ss mudah melekat
terjadi penyerbukan pembuahan
_ Pada biji : biji menjadi ringan mudah diterbangkan
oleh angin membantu penyebaran
- mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji
menyerap air biji lekas berkecambah dan tumbuh
_ Pada batang : untuk mengurangi penguapan dan untuk memanjat (Kaktus,
Rotan)
KEGUNAAN TRIKOMA bagi manusia, antara lain :
_ Rambut biji kapas (Gossypium sp) bahan penting untuk tekstil
_ Rambut buah kapok (Ceiba pentandra) bahan kasur
_ Rambut kelenjar daun Mentha piperita bahan obat
mengandung minyak permen
_ Rambut kelenjar daun teh (Camellia sinensis) aroma pada air teh
Beda antara Trikoma, Emergensia dan Spina
_ Trikoma : tonjolan pada permukaan organ yang dibentuk oleh sel epidermis
mudah lepas
_ Emergensia : tonjolan pada permukaan organ yang tidak hanya dibentuk oleh
sel-sel epitelium tetapi juga dibentuk oleh sel-sel sub epidermal, yaitu sel-sel
atau jaringan-jaringan yang terdapat di daerah cortex.
Contoh : - tonjolan-tonjolan pada buah kecubung (Datura metel)
- rambut-rambut pada kulit buah rambutan
- duri tempel pada tanaman mawar masih agak mudah
lepas
_ Spina : adalah duri dalam arti yang sebenarnya. Tonjolan pada permukaan
epidermis yang dibentuk oleh sel-sel atau jaringan di daerah stele.
Contoh : duri pada batang Bougainviella spectabilis
3. SEL KIPAS/BULLIFORM CELL :
Dijumpai pada Gramineae dan anggota Monocotyledoneae yang lain,
kecuali Helobiae, berupa sel-sel berdinding tipis dengan vakuola yang besar,
ukuran sel lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis. Sel-sel ini dapat terdapat
di seluruh permukaan adaksial daun/berupa deretan sejajar yang terpisah di
antara tulang-tulang daun. Sel-sel ini tersusun seperti kipas dan sel pusatnya
adalah yang paling tinggi. Sel kipas mengandung banyak ar dan tanpa/hampir
tidak mengandung kloroplas.
Fungsi sel kipas :
Berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk
mengurangi penguapan yang berlebihan
4. SEL KERSIK DAN SEL GABUS
Pada Gramineae, terdapat di antara sel-sel epidermis. Yang memanjang
yang disebut sel panjang terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek
ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu : sel silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini
sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun.
Sel silika : mengandung badan-badan silika (SiO2) yang berbentuk
bulatan, elips, halter/pelana. Dijumpai juga pada tanaman Cyperaceae,
Equisetinae dan Ficus dan beberapa Monocotyledoneae lainnya.
Kandungan silikon dalam sel muda rendah, akumulasinya tinggi pada sel
yang mengalami proses menua. Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin
(gabus). Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang
menjadi keras.
5. LITOKIS
Dijumpai pada daun Ficus sp (beringin), di antara sel-sel ep ada yang
mengalami penebalan secara centripetal yang tersusun oleh tangkai selulosa
dengan deposisi/endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti
sarang lebah dan disebut sistolit.
BAHAN PRAKTIKUM
UNIT 8
Preparat 1 : Epidermis batang Sacchharum officinarum (dalam air)
Familia : Gramineae/Poaceae
Perbesaran : Kuat
Keterangan :
1. Sel silika
2. Sel gabus
3. Sel panjang
4. Sel pendek
Preparat 2 : Irisan epidermis bawah daun Nicotiana tabacum (dalam air)
Familia : Solanaceae
Perbesaran : Kuat
Keterangan :
1. Sel epidermis
2. Sel apikal
3. Sel medial
4. Sel basal
5. Trikoma
Preparat 3 : Irisan epidermis bawah daun Zea mays (dalam air)
Familia : Gramineae/Poaceae
Perbesaran : Kuat
Keterangan :
1. Sel epidermis
2. Sel tetangga
3. Sel penutup stoma
4. Porus
Preparat 4 : Irisan epidermis bawah daun Orthosiphon stamineus (dalam air)
Familia : Labiatae/Labiatae
Perbesaran : Kuat
Keterangan :
1. Stoma
2. Sel tetangga
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Sebutkan minimal 4 macam derivat epidermis.
2. Apa fungsi stoma ?
3. Sebutkan dan gambarkan 2 macam bentuk sel penutup stoma.
4. Sebutkan tipe stoma pada daun tembakau.
5. Apakah tipe stoma pada daun jagung ?
6. Apakah beda antara trikoma glanduler dan non glanduler ?
7. Sebutkan fungsi trikoma bagi tumbuhan.
8. Sebutkan derivat epidermis yang terdapat pada kulit batang tebu

Jaringan Pada Tumbuhan

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :

1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa


JARINGAN MERISTEM



jaringan-meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah.
Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam
1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
1 Jaringan Epidermis



jaringan-epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
2. Jaringan Parenkim



jaringan-perenkim

Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Parenkim asimilasi (klorenkim).
2. Parenkim penimbun.
3. Parenkim air
4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
1. Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
2. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
3. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
4. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.

3. Jaringan Penguat/Penyokong


Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
a. Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4. Jaringan Pengangkut



Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
5. Jaringan Gabus



jaringan-gabus

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

Januari 11, 2012

Fisiologi sekresi lambung

Fisiologi sekresi lambung
Sekresi asam lambung adalah suatu proses kompleks dan berkesinambungan yang dikendalikan oleh beberapa faktor sentral (neural) dan perifer (endokrin). Setiap faktor turut berkontribusi pada peristiwa fisiologis akhir, yaitu sekresi H oleh sel2 parietal yang terletak di badan dan fundus lambung. Faktor neural (asetilkolin), parakrin (histamin), dan endokrin (gastrin) berperan penting dalam pengaturan sekresi asam. Tiap faktor tersebut memiliki reseptor spesifik (reseptor M3, H2, dan CCK2) yang secara anatomi dan/atau farmakologi terlokalisasi di membran basolateral sel parietal. Pada sel parietal terdapat 2 jalur pensinyalan utama; jalur bergantung AMP siklik dan jalur bergantung Ca. Histamin menggunakan jalur yang pertama, sedangkan gastrin dan Ach memberikan efeknya melalui jalur yang kedua. Jalur bergantung AMP siklik menyebabkan terjadinya fosforilasi protein efektor pada sel2 parietal. Jalur bergantung Ca menyebabkan peningkatan Ca di sitosol. Kedua jalur tersebut mengaktivasi H,K ATPase (pompa proton). H,K-ATPase terdiri atas sebuah subunit Alfa dan sebuah subunit beta yang lebih kecil. Pompa ini membangkitkan gradien ion terbesar yang pernah ditemukan pada vertebrata, dengan pH intrasel sekitar 7,3 dan pH intrakanalikula sekitar 0,8.
              Struktur terpenting di SSP yang terlibat dalam stimulasi sentral sekresi asam lambung adalah nukleus dorsal motorik pada saraf vagus (DMNV), hipotalamus, dan nukleus traktus solitarius (NTS). Serabut efferen yang berasal dari DMNV menurun ke arah lambung melalui saraf vagus dan membentuk sinaps dengan sel ganglion sistem saraf enterik (ENS). Pelepasan Ach dari serabut vagus pascaganglion dapat menstimulasi sekresi asam lambung secara langsung melalui subtipe reseptor kolinergik muskarinik spesifik, M3, yang terletak pada membran basolateral di sel-sel parietal. SSP kemungkinan memodulasi aktivitas ENS dengan Ach sebgai neurotransmitter regulator utamanya. Umumnya SSP dianggap sebagai kontributor utama pada inisiasi sekresi asam lambung sebagai respon terhadap penglihatan, aroma, dan antisipasi makanan (fase sefalik). Ach juga secara tidak langsung mempengaruhi sel2 parietal melalui stimulasi pelepasan histamin dari sel-mirip-enterokromafin (ECL) di fundus dan stimulasi pelepasan gastrin dari sel2 G di antrum lambung.
               Histamin dilepaskan dari sel2 ECL melalui jalur2 multifaktor dan merupakan suatu regulator penting dalam produksi asam melalui reseptor subtipe H2. Sel2 ECL biasanya ditemukan di dekat sel parietal. Histamin mengaktivasi sel parietal dengan cara yang mirip parakrin; berdifusi dari tempat pelepasannya ke sel parietal. Keterlibatan histamin dalam sekresi asam lambung (baik sebagai hormon efektor umum terakhir atau bukan) telah dibuktikan secara meyakinkan dengan penghambatan sekresi asam dengan menggunakan antagonis reseptor H2. Sel2 ECL merupakan satu2nya sumber histamin lambung yang terlibat dalam sekresi asam.
              Gastrin terutama terdapat pada sel2 G antral. Sama seperti histamin, pelepasan gastrin diatur melalui jalur multifaktor yang melibatkan aktivasi neural sentral, distensi lokal, serta senyawa2 kimia dalam lambung, dan faktor2 lain. Gastrin menstimulasi sekresi asam terutama secara tidak langsung dengan menyebabkan pelepasan histamin dari sel2 ECL; selain itu, juga terlihat efek langsung gastrin yang kurang begitu penting terhadap sel2 parietal.
               Somatostatin, yang terletak di sel2 D antral, dapat menghambat sekresi gastrin dengan bekerja sebagai parakrin, tetapi peran somatostatin yang sebenarnya dalam menghambat sekresi asam lambung masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada pasien yang terinfeksi oleh Helicobacter pylori, tampak adanya penurunan sel2 D, hal ini dapat mengarah pada produksi gastrin yang berlebih akibat berkurangnya penghambatan oleh somatostatin. (Goodman&Gilman;978-979)

Pengelolaan Kelas

Pengelolaan Kelas

Dalam salah satu tulisannya Raka Joni mengupas tentang pengelolaan kelas. Menurutnya pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :

1. Masalah Individual :
Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
Helplessness (peragaan ketidakmampuan).

Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.

2. Masalah Kelompok :
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
“Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan

Behavior – Modification Approach (Behaviorism Apparoach)

Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku “baik” dan “buruk” individu merupakan hasil belajar. Upaya memodifikasiperilaku dalam mengelola kelas dilakukan melalui pemberian positive reinforcement (untuk membina perilaku positif) dan negative reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Kendati demikian, dalam penggunaan reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.

Socio-Emotional Climate Approach (Humanistic Approach)

Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses belajar mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara peserta didik – guru dan atau peserta didik – peserta didik dan guru menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik.

Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri (emphatic understanding).

Sedangkan Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam memecahkan masalah, guru berusaha untuk membicarakan situasi, bukan pribadi pelaku pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia lihat dan rasakan; serta mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan sebagai alternatif penyelesaian.

Hal senada dikemukakan William Glasser bahwa guru seyogyanya membantu mengarahkan peserta didik untuk mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan menilai masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta didik agar committed terhadap rencana yang telah dibuat; memupuk keberanian menanggung akibat “kurang menyenangkan”; serta membantu peserta didik membuat rencana penyelesaian baru yang lebih baik.

Sementara itu, Rudolf Draikurs mengemukakan pentingnya Democratic Classroom Process, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memikul tanggung jawab; memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang dapat secara bijak mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya; dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati tata aturan masyarakat.

Group Process Approach

Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa pengalaman belajar berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif. Richard A. Schmuck & Patricia A. Schmuck mengemukakan prinsip – prinsip dalam penerapan pendekatan group proses, yaitu : (a) mutual expectations; (b) leadership; (c) attraction (pola persahabatan); (c) norm; (d) communication; (d) cohesiveness.

===============

Info tentang Pengelolaan Kelas dalam bentuk tayangan power point dapat diunduh dalam tautan di bawah ihi

Ekosistem Mangrove

Ekosistem Mangrove
Definisi Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis. Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif.Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering juga dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan untuk tidak membuat bias antara bakau dan mangrove maka hutan mangrove sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang memiliki karakteristik hidup di daerah pantai.


Berkaitan dengan penggunaan istilah mangrove maka menurut FAO (1982) : mangrove adalah individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Istilah mangrove merupakan perpaduan dari dua kata yaitu mangue dan grove. Di Eropa, ahli ekologi menggunakan istilah mangrove untuk menerangkan individu jenis dan mangal untuk komunitasnya. Hal ini juga dijelaskan oleh Macnae (1968) yang menyatakan bahwa kata nmangrove seharusnya digunakan untuk individu pohon sedangkan mangal merupakan komunitas dari beberapa jenis tumbuhan.

Hutan mangrove sering disebut hutan bakau atau hutan payau. Dinamakan hutan bakau oleh karena sebagian besar vegetasinya didominasi oleh jenis bakau, dan disebut hutan payau karena hutannya tumbuh di atas tanah yang selalu tergenang oleh air payau. Arti mangrove dalam ekologi tumbuhan digunakan untuk semak dan pohon yang tumbuh di daerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tropika dan subtropika. Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri dari bermacam-macam campuran apa yang mempunyai nilai ekonomis baik untuk kepentingan rumah tangga (rumah, perabot) dan industri (pakan ternak, kertas, arang).


Wilayah mangrove dicirikan oleh tumbuh-tumbuhan khas mangrove, terutama jenis-jenis Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Avicennia, Xylocarpus dan Acrostichum (Soerianegara,1993). Selain itu juga ditemukan jenis-jenis Lumnitzera, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa (Nybakken, 1986; Soerianegara, 1993). Mangrove mempunyai kecenderungan membentuk kerapatan dan keragaman struktur tegakan yang berperan penting sebagai perangkap endapan dan perlindungan terhadap erosi pantai. Sedimen dan biomassa tumbuhan mempunyai kaitan erat dalam memelihara efisiensi dan berperan sebagai penyangga antara laut dan daratan, bertanggung jawab atas kapasitasnya sebagai penyerap energi gelombang dan menghambat intrusi air laut ke daratan. Selain itu, tumbuhan tingkat tinggi menghasilkan habitat untuk perlindungan bagi hewan-hewan muda dan permukaannya bermanfaat sebagai substrat perlekatan dan pertumbuhan dari banyak organisme epifit (Nybakken.1986).


Secara umum komunitas hutan, termasuk hutan mangrove memiliki karakteristik fisiognomi yaitu dinamakan sesuai dengan jenis yang dominan berada di suatu kawasan. Misalnya di suatu kawasan hutan mangrove yang dominan adalah jenis Rhizophora sp maka hutan tersebut dinamakan hutan mangrove Rhizophora.

Secara lebih luas dalam mendefinisikan hutan mangrove sebaiknya memperhatikan keberadaan lingkungannya termasuk sumberdaya yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut maka Saenger et al. 1983 mendefinisikan sumberdaya mangrove sebagai :
Exclusive mangrove, yaitu satu atau lebih jenis pohon atau semak belukar yang hanya tumbuh di habitat mangrove
Non exclusive mangrove, yaitu setiap jenis tumbuhan yang tumbuh di habitat mangrove, dan keberadaannya tidak terbatas pada habitat mangrove saja
Biota, yaitu semua jenis biota yang berasosiasi dengan habitat mangrove
Proses (abrasi, sedimentasi), yaitu setiap proses yang berperan penting dalam menjaga atau memelihara keberadaan ekosistem mangrove. Keanekaragaman jenis ekosistem mangrove di Indonesia cukup tinggi

jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Jumlah jenis mangrove di Indonesia mencapai 89 yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Nontji, 1987). Dari 35 jenis pohon tersebut, yang umum dijumpai di pesisir pantai adalah Avicennia sp,Sonneratia sp, Rizophora sp, Bruguiera sp, Xylocarpus sp, Ceriops sp, dan Excocaria sp.


Bentuk vegetasi dan komunitas mangrove terdiri dari 3 zone mangrove berdasarkan distribusi, karakteristik biologi, kadar garam dan intensitas penggenangan lahan yaitu:
( i) Vegetasi Inti

Jenis ini membentuk hutan mangrove di daerah zona intertidal yang mampu bertahan terhadap pengaruh salinitas (garam), yang disebut tumbuhan halophyta. Kebanyakan jenis mangrove mempunyai adaptasi khusus yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang dalam substrat/lahan mangrove seperti kemampuan berkembang biak, toleransi terhadap kadar garam tinggi, kemampuan bertahan terhadap perendaman oleh pasang surut, memiliki pneumatophore atau akar napas, bersifat sukulentis dan kelenjar yang mengeluarkan garam. Lima jenis mangrove paling utama adalah Rhizophora mangle. L., R. harrisonii leechman (Rhizoporaceae), Pelliciera rhizophorae triana dan Planchon (pelliceriaceae), Avicennia germinans L ( Avicenniaceae) dan Laguncularia racemosa L. gaertn. (Combretaceae).
( ii) Vegetasi marginal

Jenis ini biasanya dihubungkan dengan mangrove yang berada di darat, di rawa musiman, pantai dan/atau habitat mangrove marginal. Meskipun demikian vegetasi ini tetap tergolong mangrove. Jenis Conocarpus erecta (combretaceae) tidak ditemukan di dalam vegetasi mangrove biasa. Mora oleifera (triana), Duke (leguminosae) jumlahnya berlimpah-limpah di selatan pantai pasifik, terutama di semenanjung de osa, dimana mangrove ini berkembang dalam rawa musiman salin (25 promil). Jenis yang lain adalah Annona glabra L. (Annonaceae), Pterocarpus officinalis jacq. (Leguminosae), Hibiscus tiliaceus L. dan Pavonia spicata killip (Malvaceae). Jenis pakis-pakisan seperti Acrostichum aureum L. (Polipodiaceae) adalah yang sangat luas penyebarannya di dalam zone air payau dan merupakan suatu ancaman terhadap semaian bibit untuk regenerasi.
(iii) Vegetasi fakultatif marginal

Carapa guianensis (Meliaceae) tumbuh berkembang di daerah dengan kadar garam sekitar 10 promil. Jenis lain adalah Elaeis oleifera dan Raphia taedigera. Di daerah zone inter-terrestrial dimana pengaruh iklim khatulistiwa semakin terasa banyak ditumbuhi oleh Melaleuca leucadendron rawa ( e.g. selatan Vietnam). Jenis ini banyak digunakan untuk pembangunan oleh manusia. Lugo dan Snedaker (1974) mengidentifkasi dan menggolongkan mangrove menurut enam jenis kelompok (komunitas) berdasar pada bentuk hutan, proses geologi dan hidrologi. Masing-Masing jenis memiliki karakteristik satuan lingkungan seperti jenis lahan dan kedalaman, kisaran kadar garam tanah/lahan, dan frekuensi penggenangan. Masing-masing kelompok mempunyai karakteristik yang sama dalam hal produksi primer, dekomposisi serasah dan ekspor karbon dengan perbedaan dalam tingkat daur ulang nutrien, dan komponen penyusun kelompok.

Suatu uraian ringkas menyangkut jenis klasifikasi hutan mangrove berdasarkan geomorfologi ditunjukkan sebagai berikut :
1. Overwash mangrove forest

Mangrove merah merupakan jenis yang dominan di pulau ini yang sering dibanjiri dan dibilas oleh pasang, menghasilkan ekspor bahan organik dengan tingkat yang tinggi. Tinggi pohon maksimum adalah sekitar 7 m.


2. Fringe mangrove forest

Mangrove fringe ini ditemukan sepanjang terusan air, digambarkan sepanjang garis pantai yang tingginya lebih dari rata-rata pasang naik. Ketinggian mangrove maksimum adalah sekitar 10 m.


3. Riverine mangrove forest

Kelompok ini mungkin adalah hutan yang tinggi letaknya sepanjang daerah pasang surut sungai dan teluk, merupakan daerah pembilasan reguler. Ketiga jenis bakau, yaitu putih (Laguncularia racemosa), hitam (Avicennia germinans) dan mangrove merah (Rhizophora mangle) adalah terdapat di dalamnya. Tingginya rata- rata dapat mencapai 18-20 m.


4. Basin mangrove forest

Kelompok ini biasanya adalah jenis yang kerdil terletak di bagian dalam rawa Karena tekanan runoff terestrial yang menyebabkan terbentuknya cekungan atau terusan ke arah pantai. Bakau merah terdapat dimana ada pasang surut yang membilas tetapi ke arah yang lebih dekat pulau, mangrove putih dan hitam lebih mendominasi. Pohon dapat mencapai tinggi 15 m.


5. Hammock forest

Biasanya serupa dengan tipe (4) di atas tetapi mereka ditemukan pada lokasi sedikit lebih tinggi dari area yang melingkupi. Semua jenis ada tetapi tingginya jarang lebih dari 5 m.


6. Scrub or dwarf forest

Jenis komunitas ini secara khas ditemukan di pinggiran yang rendah. Semua dari tiga jenis ditemukan tetapi jarang melebihi 1.5 m ( 4.9 kaki). Nutrient merupakan faktor pembatas.


Faktor-faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove di suatu lokasi adalah :
Fisiografi pantai (topografi)
Pasang (lama, durasi, rentang)
Gelombang dan arus
Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin)
Salinitas
Oksigen terlarut
Tanah
Hara

Faktor-faktor lingkungan tersebut diuraikan sebagai berikut :
A. Fisiografi pantai

Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbuh.
B. Pasang

Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan dan komunitas hewan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Secara rinci pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut:
Lama pasang :
Lama terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut
Perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal.
Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme
Durasi pasang :
Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda.
Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus kadang-kadang ada.
Rentang pasang (tinggi pasang):
Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya
Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.
C. Gelombang dan Arus
Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan.
Gelombang dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh.
Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di muara sungai. Terjadinya sedimentasi dan padatan-padatan pasir ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang pertumbuhan mangrove
Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut. Nutrien-nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari runoff daratan dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut.
D. Iklim

Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertimbuhan mangrove melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove
Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangrove
Laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya
Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.
2. Curah hujan
Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove
Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah
Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun
3. Suhu
Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)
Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang
Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C
Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C
4. Angin
Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus
Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove
E. Salinitas
Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt
Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan
Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang
Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air
F. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.
Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis 3. Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari
G. Substrat
Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove
Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur
Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir
Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat
Konsentrasi kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera
Mg>Ca>Na atau K yang ada adalah Nipah
Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca
H. Hara

Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik.
Inorganik : P,K,Ca,Mg,Na
Organik : Allochtonous dan Autochtonous (fitoplankton, bakteri, alga)

Daftar Pustaka

FAO. Management and Utilization of mangroves in Asia Pasific. FAO Environmental Paper 3, FAO, Rome. 1983 Hutching, P and P.Saenger. Ecology of Mangroves. University of Queensland,
London. 1987 Mann, K.H. Ecology of Coastal Waters. Second Edition. Blackwell Science. 2000 Saenger, P. E.J, Hegerl, and J.P.S. Davie. Global Status of Mangrove Ecosystems.

Januari 09, 2012

Pembentukan Eritrosit (Sel Darah Merah) pada Manusia

Pembentukan Eritrosit (Sel Darah Merah) pada Manusia

Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.

Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.

Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.

Sumber: http://www.adipedia.com/2011/04/proses-pembentukan-eritrosit-sel-darah.html

Sel Darah Merah

Pengangkutan zat dalamtubuh manusia atau mamalia dilakukan oleh cairan tubuh baik cairan intravaskuler maupun ekstravaskuler. Darah termasuk cairan intravaskuler yaitu cairan merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Bagian darah yang padat meliputi sel-sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-keping darah (Frandson, 1992).

Sel darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk piring atau biconcave, pada mamalia sel darah merah tidak bernukleus kecuali pada awal dan pada hewan-hewan tertentu. Sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati, 2004).

Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan warna merah. Dibanding sel-sel lain dalam jaringan sel darah merah kurang mengandung air. Lipid yang terdapat pada sel darah merah ialah stromatin, lipoprotein, dan eliminin. Beberapa enzim yang terdapat dalam eritrosit antara lain anhidrase karbohidrat, peptidase, kolinesterase dan enzim pada sistem glikolisis (Poedjiadi,1994).

Tabel III.1. Tabel Jumlah eritrosit pada hewan
Spesies
SDM / mm3
Hb (g/ 100ml)
Diameter R

Sapi
5-10
8-15
4,5-8

Kuda
6,5-12,5
11-19
55,8

Domba
8-16
8-18
1-2,6

Kambing
8-18
8-14
-

Babi
5-8
10-16
-

Kelinci
4-4.8
9,3-19,3
-


(Ganong,1998).

Darah juga mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit juga berperan dalam sistem buffer seperti bikarbonat dalam air. Darah yang kekurangan kandungan oksigen akan berwarna kebiru-biruan yang disebut sianosis. Darah dengan jumlah haemoglobin berkurang jauh dari standar karena pembentukan yang kurang memadai disebut anemia. Anemia juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis, akut, kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah, terserang penyakit cacing tambang, kanker darah, kekurangan gizi dan lain-lain. Anemia juga disebabkan oleh defisieansi zat Fe, Cu, vitamin dan asam amino (Frandson, 1992).

Proses pergantian sel darah merah dari atau oleh sel darah baru terjadi setelah sirkulasi 3 sampai 4 bulan. Sel darah merah mengalami desintergrasi atau pemecahan sehingga melepas haemoglobin ke dalam sel dan sel darah pecah. Pembentukan sel darah merah pada orang dewasa pada sumsum tulang belakang dan pada bayi terjadi di hati, kelenjar thymus dan nodula lymphatica (Frandson,1992).

Sel darah mengalami hemolisis yang lebih cepat dibanding dengan pembentukan atau produksi sel darah yang baru. Proses penggantian sel darah merah dari atau oleh sel darah yang baru terjadi setelah sirkulasi 3 hingga 4 bulan. Sel darah merah mengalami pemecahan sehingga melepas haemoglobin kedalam sel darah merah dan pecah. Sel darah merah yang mengalami degradasi ini kemudian disendirikan dari sirkulasi yang dilakukan oleh sistem makrofag atau sistem reticuloendotelia. Sel-sel makrofag mencengkeram fragmen, fragmennya dicerna dan dilepaskan dalam darah. Globin dari haemoglobin mengalami degradasi kedalam tulang, disimpan sebagai sel-sel jaringan sebagai homosiderin (Frandson 1992).

Pengaruh haemoglobin didalam sel darah merah menyebabkan timbulnya warna merah pada darah karena mempunyai kemampuan untuk mengangkut oksigen. Haemoglobin adalah senyawa organik yang komplek dan terdiri dari empat pigmen forpirin merah (heme) yang masing-masing mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan terdiri dari empat asam amino. Haemoglobin bergabung dengan oksigen didalam paru-paru yang kemudian terbentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen ke sel-sel jaringan didalam tubuh (Frandson, 1992).

Susunan dari sel darah merah adalah air (62%-72%) dan kira-kira sisanya berupa solid terkandung haemoglobin 95% dan sisanya berupa protein pada stroma dan membran sel, lipid, enzim, vitamin dan glukosa serta urin. Umur sel darah merah pada manusia berkisar antara 90 hingga 140 hari, rata-rata 120 hari dan pada hewan umurnya kira-kira 25 hingga 140 hari (Guyton, 1986).
Daftar Pustaka



Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.


Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.


Ganong, W. P. 1988. Review of Medical Physiologis.Long Medical Publishing Los Atos. California.


Guyton. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.


Poedjiadi, Anna.1994. Dasar dasar biokimia. Indonesia University Press. Jakarta

Osmoregulasi

Osmoregulasi Pada Ikan

Dibandingkan dengan ikan nila lokal, maka ikan nila gift mempunyai karakteristik yang lebih unggul. Daya tahan tubuh yang lebih baik memungkinkan ikan nila gift lebih toleran terhadap kisaran nilai salinitas air yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap serangan penyakit. Ikan nila gift merupakan varietas unggul yang dikembangkan oleh Internasional Centre for Living Resources Management (ICLARM). Nama GIFT dari ikan nila gift berasal dari singkatan Genetic Improvement of Farmed Tilapias. Ikan nila gift toleran terhadap kadar salinitas dengan kisaran 0-29 per mil.

Salinitas adalah jumlah total material dalam gram yang terdapat dalam 1 kg air laut. Dimana seluruh karbonat telah dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida diganti oleh klorin dan seluruh material organik telah dioksidasi sempurna. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi ikan yang bersangkutan akan stres dan mati. Hal ini karena tidak terjadi keseimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya. Osmoregulasi berbeda antara ikan air tawar dan ikan air laut dan proses ini penting untuk menjaga keseimbangan osmotik ikan pada lingkungan hidupnya.

Pada ikan air tawar, air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung seimbang. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Garam-garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan menggunakan energi metaboliknya. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.

Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stres proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh. Akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak sehingga ikan mati. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidakseimbangan ini, sehingga ikan tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka atau penyakit. Tentunya dosis untuk ikan harus diantur sedemikian rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar garam yang tinggi garam sendiri akan berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan secara seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi. Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi fisiologis, jenis kelamin dan perbedaan genotip.

Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut. Urea merupakan produk metabolisme nitrogen, yang dikeluarkan dari tubuh ikan berupa urin tetapi jumlahnya sedikit. Pada ikan air tawar penyerapan urea dan TMAO berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam tubuh.

Januari 08, 2012

ARTI CINTA YANG SEBENAR.

MENGENAL ARTI CINTA YANG SEBENAR.

Selamat datang ke laman iman akhir. laman yang membawa anda kealam cinta yang suci.
“Cinta itu mensucikan akal, menghilangkan kerisauan, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan kewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang soleh dan cubaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan ulasan mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.


Bila seorang kekasih telah singgah di hati, fikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnet. Rasanya selalu ingin bertemu walaupun sekadar sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.

Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenali sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melalui sebuah perkampungan yang banyak didiami oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak berkenalan dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya berkenalan itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.

Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Kerana bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di hujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membahu kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan.


Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.

Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… berkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…

Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya terjurai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.


Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemui. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari peribadi yang kuat, bahwa integriti cinta hanya mungkin lahir dari peribadi yang juga punya integriti. Kerana cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus lihat setiap masa sepanjang bersama....

Begitu pun dengan si pemuda, dia berfikir cintanya harus diselamatkan! Agar ia tidak jadi liar, agar ia selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah ditunangkan dengan saudaranya.

Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, simpang kiri, atau simpang kanan. Mereka sedar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, kerana kalau tidak, justeru akan merosakkan ’anugerah’ Allah yang terindah ini.

Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar daripada orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan melanggar batasan. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang kerana sudah tak berguna lagi. Jalan belakang tak ubahnya seperti anak kecil yang merosakkan mainannya sendiri. Penyesallan pasti akan datang kemudian hari, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.


Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berfikir mungkin masih ada ruang untuk ’diikhtiarkan’ maka rancangan disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:

”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan kerana betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau mahu, aku akan datang ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mahu datang ke rumahku.”

Setelah membaca isi surat itu dengan saksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada hamba pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.

“Dua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”

Pulanglah hamba kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.

Tawaran dijawap? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh hairan bila saat ini orang suka menjadi mangsa dari amukan api yang menghilangkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.

“Sungguh selama ini aku belum pernah menemui seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelaran yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesolehan kekasih hatinya.

Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemui seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.

Bila kerinduan kepada kekasih telah memuncak, dan dada tak sanggup lagi menahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwuduk. Solatlah dia dikegelapan gelita, lalu menadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkaui ke semua wilayah yang tak dapat disentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa kerana rindu yang sudah tak tertanggung, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan ketika tidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.


Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke ribaNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.

Cinta memang indah, bagai pelangi yang mengsyihir kesedaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merosakan keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeza.

Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan mengantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.


“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di dalam mimpinya itu.

Gadis kekasihnya itu menjawap dengan menyenandungkan untaian syair:


Kasih…

cinta yang terindah adalah mencintaimu,

sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.

Cinta yang indah hingga angin syurga merasa malu

burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.

Mendengar kata-kata kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”

Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:

Aku berada dalam kenikmatan

dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir

berada dalam syurga abadi yang dijaga

oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa

yang akan menunggu kedatanganmu,

wahai kekasih…

“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu pon cuba membalas syair kekasihnya

“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.

“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan

“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantisnya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.

Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Harus lah kalau cinta memerlukan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia kepada kehidupan haiwan dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat menghapus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).

wallahualam..................iman akhir






Cinta dan Kebencian tidak Bersatu
Allah swt berfirman" Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya" (al-Ahzab33:4)

Imam Ali bin Abi Talib as berkata:Tidak akan berhimpun cinta kami (hubbu-na) dan cinta musuh kami(hubbu 'aduwwi-na) di dalam rongga seseorang. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya" Justeru itu cinta dan kebencian tidak akan bertemu.Adapun pencinta kami (muhibbu-na), maka cintanya bersih sepertilah emas yang dibersihkan dengan api,tanpa sebarang kekotoran padanya..Lantaran itu sesiapa yang ingin mengetahui cinta kami, maka hendaklah dia memeriksa hatinya.Jika cintanya kepada kami dikongsi bersama oleh cintanya kepada musuh kami, maka dia bukanlah dari kami,dan kami bukanlah daripadanya.Allah adalah musuh mereka, Jibrail , Mika'il dan Allah adalah musuh bagi mereka yang ingkar" ( Bihar al-Anwar,27, hlm.51, hadis no.1)

Semalam adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, esok adalah harapan….. Iman itu bukan hanya harapan, ia adalah apa yang terpancar di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan.........

jangan menangis kerana gagal dalam cinta..sebab manusia akan meninggalkan apa yg di cinta

Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat.