Januari 09, 2012

Sel Darah Merah

Pengangkutan zat dalamtubuh manusia atau mamalia dilakukan oleh cairan tubuh baik cairan intravaskuler maupun ekstravaskuler. Darah termasuk cairan intravaskuler yaitu cairan merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Bagian darah yang padat meliputi sel-sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-keping darah (Frandson, 1992).

Sel darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk piring atau biconcave, pada mamalia sel darah merah tidak bernukleus kecuali pada awal dan pada hewan-hewan tertentu. Sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati, 2004).

Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan warna merah. Dibanding sel-sel lain dalam jaringan sel darah merah kurang mengandung air. Lipid yang terdapat pada sel darah merah ialah stromatin, lipoprotein, dan eliminin. Beberapa enzim yang terdapat dalam eritrosit antara lain anhidrase karbohidrat, peptidase, kolinesterase dan enzim pada sistem glikolisis (Poedjiadi,1994).

Tabel III.1. Tabel Jumlah eritrosit pada hewan
Spesies
SDM / mm3
Hb (g/ 100ml)
Diameter R

Sapi
5-10
8-15
4,5-8

Kuda
6,5-12,5
11-19
55,8

Domba
8-16
8-18
1-2,6

Kambing
8-18
8-14
-

Babi
5-8
10-16
-

Kelinci
4-4.8
9,3-19,3
-


(Ganong,1998).

Darah juga mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit juga berperan dalam sistem buffer seperti bikarbonat dalam air. Darah yang kekurangan kandungan oksigen akan berwarna kebiru-biruan yang disebut sianosis. Darah dengan jumlah haemoglobin berkurang jauh dari standar karena pembentukan yang kurang memadai disebut anemia. Anemia juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis, akut, kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah, terserang penyakit cacing tambang, kanker darah, kekurangan gizi dan lain-lain. Anemia juga disebabkan oleh defisieansi zat Fe, Cu, vitamin dan asam amino (Frandson, 1992).

Proses pergantian sel darah merah dari atau oleh sel darah baru terjadi setelah sirkulasi 3 sampai 4 bulan. Sel darah merah mengalami desintergrasi atau pemecahan sehingga melepas haemoglobin ke dalam sel dan sel darah pecah. Pembentukan sel darah merah pada orang dewasa pada sumsum tulang belakang dan pada bayi terjadi di hati, kelenjar thymus dan nodula lymphatica (Frandson,1992).

Sel darah mengalami hemolisis yang lebih cepat dibanding dengan pembentukan atau produksi sel darah yang baru. Proses penggantian sel darah merah dari atau oleh sel darah yang baru terjadi setelah sirkulasi 3 hingga 4 bulan. Sel darah merah mengalami pemecahan sehingga melepas haemoglobin kedalam sel darah merah dan pecah. Sel darah merah yang mengalami degradasi ini kemudian disendirikan dari sirkulasi yang dilakukan oleh sistem makrofag atau sistem reticuloendotelia. Sel-sel makrofag mencengkeram fragmen, fragmennya dicerna dan dilepaskan dalam darah. Globin dari haemoglobin mengalami degradasi kedalam tulang, disimpan sebagai sel-sel jaringan sebagai homosiderin (Frandson 1992).

Pengaruh haemoglobin didalam sel darah merah menyebabkan timbulnya warna merah pada darah karena mempunyai kemampuan untuk mengangkut oksigen. Haemoglobin adalah senyawa organik yang komplek dan terdiri dari empat pigmen forpirin merah (heme) yang masing-masing mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan terdiri dari empat asam amino. Haemoglobin bergabung dengan oksigen didalam paru-paru yang kemudian terbentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen ke sel-sel jaringan didalam tubuh (Frandson, 1992).

Susunan dari sel darah merah adalah air (62%-72%) dan kira-kira sisanya berupa solid terkandung haemoglobin 95% dan sisanya berupa protein pada stroma dan membran sel, lipid, enzim, vitamin dan glukosa serta urin. Umur sel darah merah pada manusia berkisar antara 90 hingga 140 hari, rata-rata 120 hari dan pada hewan umurnya kira-kira 25 hingga 140 hari (Guyton, 1986).
Daftar Pustaka



Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.


Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.


Ganong, W. P. 1988. Review of Medical Physiologis.Long Medical Publishing Los Atos. California.


Guyton. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.


Poedjiadi, Anna.1994. Dasar dasar biokimia. Indonesia University Press. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda