Juni 09, 2012

Menghadapi Masalah Kengelolaan Kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang telah diketahui ada banyak kendala saat seorang guru sedang mengelola kelas, baik masalah individu maupun kelompok, untuk menghadapi masalah tersebut perlu adanya ketepatan tindakan pengelolaan kelas. Ketepatan tindakan pengelolaan kelas, dapat dilakukan apabila cara kerja guru dalam pengelola kelas didasari kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Selanjutnya, dalam menetapkan pendekatan apa yang akan digunakan hendaknva mempertimbangkan manfaat dan kesesuaian atau kecocokan pendekatan tersebut dengan hakekat masalah yang ditanggulangi. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memahami dan mempunyai berbagai pendekatan pengelolaan kelas serta memahami kondisi psikologis para siswa yang dihadapinya. Hal lain yang perlu dimiliki seorang guru adalah sikap profesional dalam pengelolaan kelas. Artinya bahwa walaupun guru sudah yakin atas pilihan pendekatan pengelolaan kelas yang akan digunakannya, tetapi pada kenyataannya hal itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka ia hendaknya mampu mengadakan analisis ulang terhadap keadaan atau situasi yang ada sehingga dapat menetapkan altematif pendekatan yang lainnya dan seterusnya. Hal tersebut jelas membedakan sikap seorang profesional dengan seorang tukang atau “Pekerja”, dimana seorang tukang menggantungkan diri pada resep-resep atau petunjuk-petunjuk sehingga ia bingung apabila resep atau petunjuk atau teori/dalil yang digunakannya tidak memberikan hasil yang 1.2 Rumusan masalah 1. Apa saja jenis pendekatan pengelolaan kelas yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas ? 2. Apa saja contoh penggunaan masing-masing pengelolaan kelas? 3. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari masing-masing pendekatan pengelolaan kelas? 1.3 Tujuan 1. Untuk memahami jenis-jenis pendekatan pengelolaan kelas 2. Untuk mengetahui contoh-contoh dari penggunaan pendekatan pengelolaan kelas 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penddkatan pengelolaan kelas 1.4 Manfaat 1. Memberikan pertimbangan pada para pengajar untuk menggunakan pendekatan yang tepat untuk menghadapi masalah pengelolaan kelas. 2. Memberikan saran pada para pendidik agar menghindari pendekatan-pendekayan tertentu yang lebih banyak menimbulkan efek negative daripada manfaat. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penggunaan pendekatan “larangan dan anjuran” Dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas ada berbagai macam pendekatan yang sering dan sudah biasa digunakan oleh guru.Pendekatan yang pertama ialah pendekatan pemberian sejumlah ‘larangan dan anjuran’.Yang dimaksud dengan pemberian larangan dan anjuran adalah berupa peraturan mengenai hal-hal yang tidak boleh yang dilakukan dan juga berupa anjuran atau saran mengenai hal-hal dan tingkah laku yang semestinya dilakukan oleh siswa. Kelebihan dari pendekatan ini adalah : • Pendekatan ini cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental • bersifat reaktif terhadap masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul Kekurangan dari pendekatan larangan dan anjuran : • Kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang • Kurang preventif • Kurang luwes dan kreatif. • Hampir sama dengan pendekatan otoriter sebab dalam penerapannya menimbulkan: 1. a. Penghukuman atau pengancaman Tindakan penghukuman atau pengancaman adalah tindakan berupa pemberian hukuman atau ancaman baik fisik ataupun nonfisik yang digunakan saat membuat masalah ataupun untuk mencegah siswa membuat masalah.Tindakan ini mungkin dapat menghentikan tingkah laku buruk siswa, tetapi sifatnya sesaat dan hanya menyinggung aspek-aspek yang bersifat permukaan belaka.Sayangnya lagi tindakan itu biasanya diikuti oleh tingkah laku negatif pada diri siswa termasuk di dalamya tindakan kekerasan. Adapun contoh tindakan penghukuman atau pengancaman di antaranya : 1. Menghukum dengan kekerasan, larangan dan pengusiran. 2. Menerapkan ancaman atau memaksakan berlakunya larangan-larangan. 3. Menghardik, mengasari dengan kata, mencemooh, menertawakan. 4. Menghukum seorang di antara siswa sebagai contoh bagi siswa-siswa lainnya. 5. Memaksa siswa untuk minta maaf atau memaksakan tututan-tuntutan lainnya. 1. b. Pengalihan atau Pemasa bodohan Pemasa bodohan adalah suatu tindakan berupa ketidakpedulian guru terhadap masalah yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menganggap masalah selesai dengan sendirinya sedangkan Pengalihan adalah memberikan kegiatan atau melakukan cara-cara tertentu utuk mengalihkan tingkah laku buruk siswa. Tindakan ini dapat menimbulkan semangat yang rendah pada siswa, ketidak tenangan, kecendrungan mencari kambing hitam, agresi dan tindakan kekerasan lainnya. Adapun contohnya, antara lain : 1. Meremehkan suatu kejadian atau tidak melakukan apa-apa sama sekali. 2. Menukar susunan kelompok dengan mengganti atau mengeluarkan anggota tertentu. 3. Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada tanggung jawab seseorang anggota 4. Menukar kegiatan untuk menghindari tingkah laku tertentu dari siswa. 5. Mengalihkan tingkah laku siswa dengan cara-cara lain. 1. c. Tindakan penguasaan atau penekanan Tindakan penguasaan atau penekanan adalah tindakan menunjukan kekuasaan atau menunjukkan orang yang berkuasa untuk memberikan tekanan terhadap siswa. Tindakan ini akan menghasilkan sikap pura-pura contohnya, yaitu:patuh, diam-diam dan bahkan mungkin tindakan kekerasan. Contoh dari tindakan penguasaan dan penekanan adalah : 1. Memerintah, memarahi, mengomel 2. Memakai pengaruh orang-orang yang berkuasa 3. Menyatakan ketidaksetujuan dengan mempergunakan kata- kata, tindakan, atau pandangan. 4. Melakukan tindakan kekerasan sebagai pelaksanaan dari ancaman-ancaman yang pernah dijanjikan. 5. Mempergunakan hadiah sebagai perbandingan terhadap hukuman bagi para pelanggar. 6. Mendelegasikan wewenang kepada siswa untuk memaksakan penguasaan kelas. Dalam menerapkan pendekatan ini sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya: 1. Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kaw`nnya 2. Dalam memberikan peringatan kepada siswa jangan mempergunakan nada suara yang tinggi. 3. Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua siswa. 4. Jangan pilih kasih. 5. Sebelum menghukum siswa, buktikanlah bahwa siswa itu bersalah. 6. Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah anda tetapkan. 2.2. Pendekatan pengubahan tingkah laku Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai, adalah hasil belajar. Mereka yang percaya pada teori ini berpendapat bahwa : 1. Penguatan positif, penguatan negatif, hukuman dan penghilangan berlaku bagi proses belajar pada semua tigkatan umur dan dalam semua keadaan. 2. Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Pada umumnya penguatan itu berupa ganjaran yang diberikan kepada siswa yang menampilkan tingkah laku yang baik dengan harapan agar tingkah laku itu diteruskan.Pemberian ganjaran terhadap tingkah laku yang telah dikuasai oleh siswa itu disebut penguatan positif.Sebaliknya, penguatan negatif ialah penguatan yang dilakukan dengan jalan dikuranginya (atau ditiadakannya) hal-hal (perangsang) yang tidak menyenangkan (yang dikenakan terhadap siswa). Penghukuman merupakan penggunaan perangsang yang tidak menyenangkan untuk meniadakan tingkah laku yang tidak disukai, walaupun masih diperdebatkan keefektifannya. 2.3. Pendekatan iklim sosio-emosional Dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hubungan guru-siswa sangat besar dipengruhi oleh: 1. Keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura di depan guru. 2. Penerimaan dan kepercayaan guru terhadap siswa-siswanya, dan 3. Empati guru terhadap siswa-siswanya. Pendekatan iklim sosio-emsional berakar dari pandangan yang mengutamakan hubungan guru-siswa yang penuh empati dan saling menerima.Apabila siswa bertingkahlaku menyimpang maka guru bertindak memisahkan kesalahan dengan orang yang berbuat salah, artinya guru tetap menerima siswa yang bersangkutan sambil sekaligus menolak perbuatan yang menyimpang itu. 2.4. Pendekatan proses kelolpok Penggunaan Pendekatan proses kelompok dalam pengelolaan kelas didasarkan atas prisip-prisip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Penggunaan pendekatan proses kelompok menekankan pentingnya ciri-ciri kelompok yang ada didalam kelompok kelas dan saling berhubungan antar siswa yang menjadi anggota kelompok kelas itu. Dalam hal ini peranan guru yang paling utama adalah mengembangkan dan mepertahankan keeratan hubungan antar siswa, semangat produktivitas, dan orientasi pada tujuaan dari kelompok kelas ini. 2.5. Pendekatan Elektis (Electic approach) Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalarn memilih berbagai pendekatan dalam satu situasi yang dihadapinya.Penggunaan pendekatan elektis memungkinkan digunakannya dua atau lebih pendekatan dalam satu situasi pembelajaran.Penggunaan pendekatan ini menuntut pula kemampuan guru untuk berimprovisasi dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa. Guru tidak hanya terpaku pada penerapan salah satu pendekatan dalam perbaikan tingkah laku siswa, tetapi dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut secara bersamaan dua atau tiga pendekatan. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan dan anjuran cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. aleh karena itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak psikologisnya siswa agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa. Pendekatan pengubahan tingkah laku dimaksudkan untuk menghentikan atau mengurangi perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki serta dapat mereruskan atau meningkatkan perilaku-perilaku yang dikehendaki. Pendekatan iklim sosioemosional berkeyakinan bahwa suasana atau iklim kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran.Implikasinya adalah bahwa siswa bukan semata-mata sebagai individu yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi dipandang sebagai keseluruhan pribadi yang sedang berkembang. Pendekatan proses kelompok bertolak dari asumsi bahwa pengalaman belajar di sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas. Dalam hal ini tugas guru terutama membina dan memelihara kelompok yang efektif dan produktif. Pendekatan Elektis merupakan gabungan atau campuran dari beberapa pendekatan yang terpilih sesuai dengan potensi atau manfaat dalam menghadapi suatu situasi kelas.