Mei 16, 2012

Bagaimanakah Perbedaan Cinta karena Allah dgn Cinta karena Nafsu

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMI ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUH Sahabatku: Apa batasan benar-benar mencintai seseorang karena ALLAH atau mencintai seseorang karena NAFSU ? NAFSU itu diibaratkan KEHENDAK KUDA, sedangkan AKAL diibarkatkan PENUNGGANG KUDANYA. Diandaikan ada PENUNGGANG KUDA, tetapi kalau KUDANYA TAK MAU JALAN, maka apakah PENUNGGANG KUDA bisa sampai ke JAKARTA ? Tentu jawabannya bisa, tetapi sampai kapan tiba jika dari Jawa tengah ke Jakarta mesti jalan kaki ? (pengandaiannya kendaraan cuma Kuda, belum ada kereta atau mobil). Begitu pulalah kira-kira jika manusia tak punya NAFSU maka sudah pasti jalannya lelet. gairah hidupnya melemah. UNTUK MAKAN SAJA DIPERLUKAN NAFSU. Ketika NAFSU MAKAN TAK ADA, maka apakah SESEORANG BISA MENIKMATI MAKANAN ?????? JUSTRU DENGAN ADANYA NAFSU, MEMBUAT HIDUP TERASA BERGAIRAH. TERASA NIKMAT. Diandaikan manusia tak punya nafsu, sudah pasti terasa garing. MAHA BESAR ALLAH YANG TELAH MELIMPAHKAN NAFSU KEPADA MANUSIA, yg dengan NAFSU itu pula MANUSIA DAPAT MERASKAN NIKMATNYA CINTA. Diandaikan NAFSU TAK ADA, sudah pasti CINTA menjadi tidak bermakna. CINTA bisa menjadi bermakna oleh karena ada NAFSU di dalamnya. KALAU BEGITU APA YANG SALAH DARI NAFSU ???? KUDA punya kehendak. Dan kehendak KUDA tentunya tidak terarah (Liar). Jika KUDA dilepas sendirian dari KAMPUNG Gw (Jateng) dan disuruh ke JAKARTA, maka kemungkinan besar tidak akan sampai. Untuk bisa sampai ke rumah JAKARTA mesti ada penunggangnya. Begitulah kira-kira penggambaran hubungan CINTA KARENA NAFSU DENGAN CINTA KARENA ALLAH. Tiap kali ada orang wafat: kita berucap "INNA LILILLAHI WAINNA ILAHI RAJI'UN" (Sesungguhnya semua berasal dari ALLAH & KEMBALI (pulang) ke ALLAH). JIWA manusia berasal dari ALLAH, tentu akan merasa bahagia jika PULANG KEMBALI ke ALLAH. Ibarat kata, sekalipun rumah teman ATAU rumah saudara kita itu bagus & mewah, namun ketika kita bertamu, tetap sj kurang nyaman. Kita ingin pulang ke Kosan atau ke rumah sendiri. PULANG bukan hanya peristiwa jasmani pindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi di dalam KEPULANGAN itu sendiri terkandungi rasa nyaman/damai/tenang, dll, sekalipun Kosan/rumah kita itu kecil, tetap sj lebih nyaman dibanding kalau kita bertamu. Cinta itu bersifat kejiwaan. Dan jiwa manusia itu ada 2 tarikan, tarikan ke atas dan tarikan ke bawah. Tarikan ke atas adalah tarikan ke Jalan ALLAH, sedangkan tarikan ke bawah adalah tarikan ke jalan materi. TARIKAN KE BAWAH ITULAH YANG DISEBUT CINTA KARENA NAFSU. Karena itu jiwa makin meronta. Akibatnya JIWA TIDAK AKAN SAMPAI BISA PULANG KE ASALNYA. Dan yg demikian itu persis dengan KEHENDAK KUDA yg tanpa PENUNGGANG. Jika KUDA dilepas sendirian, pasti tidak akan sampai pada tujuan. Agar jiwa bisa sampai pulang ke asalnya, maka ALLAH memberikan jalan yg disebut SYARIAT ISLAM. Jika seseorang di dalam menjalin CINTA berjalan di atas jalan SYARIAT, maka itulah yg disebut CINTA KARENA ALLAH. Sebaliknya, jika seseorang di dalam bercinta melanggar Syariat, maka itulah yg disebut cinta karena nafsu. SYARIAT MEMERINTAHKAN supaya selama belum dinikahi, diharamkan untuk bersentuhan, bergandengan, berciuman, bersetubuh. TERMASUK MEMANGGIL DENGAN SEBUTAN: CINTAKU, SAYANGKU KEPADA YANG BUKAN MUHRIM. Jika itu dilanggar itulah yg disebut CINTA KARENA NAFSU. DI SINILAH PEMBEDA ORANG YANG BERIMAN DAN TIDAK BERIMAN. Ternyata banyak yg tidak kuat. Mereka belum nikah, tapi sudah meanggil-manggil dengan sebutan: cintaku, sayangku. Mereka juga berani berpelukan, berciuman, dll. Model CINTA yg seperti itulah yg dikatakan CINTA KARENA TARIKAN NAFSU. BATAS TEGAS PEMBEDA CINTA KARENA NAFSU DAN CINTA KARENA ALLAH terletak pada TUNDUK PADA KEMAUAN SYARIAT ATAU TIDAK. Jika CINTA tunduk pada SYARIAT, di jamin jiwa akan bisa PULANG KEMBALI pada asalnya (bertemu ALLAH) yg itu diibarakat KUDA DENGAN PENUNGANGNYA. Kita punya nafsu adalah sesuatu yg tidak bisa diungkuri karena itu adalah anugrah ALLAH, namun agar nafsu tidak liar sehingga sampai pd tujuan yg benar maka mesti tunduk pd Syariat. SIDARTA SANG BUDDHA GAUTAMA bertutur kepadaa umatnaya: "Mengapa manusia bisa sedih ? Itu tak lain karena manusia punya TANHA. Apa itu TANHA ? TANHA adalah KEINGINAN (nafsu). Gara-gara ada KEINGINANLAH manusia menjadi menderita. Mengapa ? Karena antara KEINGINAN/NAFSU dgn kenyataaan sangat berbeda. KARENA ITU UNTUK MEMBEBASKAN MANUSIA DARI DERITA MANUSIA MESTI MEMBUNUH NAFSUNYA". NAFSU TAK BISA DIBUNUH. KONSEP ISLAMLAH YG TEPAT: Bukan membunuh nafsu, tapi mengendalikan nafsu. JIHADUN NAFS, bukanlah membunuh nafsu. Dalam bahasa ARAB, membunuh itu al-qatl bukan al-jihad. HASAN ALBANA, membagi jihad dalam 5 bentuk; (a). Jihad untuk lebih dekat dengan Allah, (b). Jihad melawan hawa nafsu, (c). Jihad melawan bisikan Syetan, (d). Jihad melawan kemunkaran dengan menggunakan argumen, (e). Jihad melawan kemunkaran dengan pedang (al-Qatl). NAH JIHAD MELAWAAN NAFSU dgn cara MENGENDALIKAN NAFSU KE ARAH YANG BENAR, bukan mematikan nafsu. SIAPAPUN yg berusaha mencari kebahagaian dgn cara MEMBUNUH NAFSU, sudah pasti kesia-sian yg didapati. RASULULLAH s.a.w yg dijamin masuk Surga, TIDAK TEPEKUR LARUT DALAM DZIKIR, tapi Beliau Kawin, Makan, Tidur, Perang, Dakwah, dll. Nafsu dan cinta itu satu paket. Pembeda orang yg beriman & tidak beriman terletak pd seberapa jauh mampu mengendalikan nafsunya. Punya nafsu BUKANLAH AIB, justru yg tidak punya nafsu patut dipertanyakan apakah dia masih manusia apa bukan ? hehehhehe.... Selain faktor di atas, BATASAN TEGAS antara cinta karena nafsu dan cinta karena ALLAH terletak pada VISI/MISI CINTA ORANG YANG BERSANGKUTAN. Orang yg tidak beriman dlm meletakkaan VISI CINTANYA (cita-cita tertinggi) bersifat kesenangan indrawi semata, misalnya sekedar MENYALURKAN SEKS. Makanya MEREKA begitu ketemu lawan jenis bukan NIKAH yg dibicarakan, tapi LEBIH KE PENYALURAN HASRAT. Dengan kata PACARAN, mereka memperoleh apa yg diinginkan: bergandengan, berpelukan, berciuman, bahkan bersetubuh. Banyak diantara mereka yg kalau ditanya soal pernikahan justru tidak siap. Mereka sebatas mau “PACARAN” sj, yg dengan itu hasrat seksnya terlampiaskan. Nah CINTA yg model tsb adalah patut dikategorikan CINTA KARENA NAFSU. VISI TERTINGGI DALAM HIDUP adalah MASUK SURGA. Dan untuk bisa masuk Surga tentu harus selaras dgn kehendak ALLAH. Dan ALLAH berkehendak agar setiap mukmin mesti berdakwah/berjihad, yg dengan itu dpt imbalannya surga. DAKWAH ADALAH MISI BAGI TIAP MUKMIN. Karena itu aktifitas MUKMIN mesti BERORIENTASI AKHERAT DAN DAKWAH. Nah cinta yg SELARAS DENGAN KEHENDAK ALLAH ITULAH YANG DINAMAKAN CINTA KARENA ALLAH. Atas dasar itu cinta bagi seorang mukmin justru merupakan jalan mendekatkan pada Allah. Menikah adalah sarana menggapai Surga di dunia dan Surga di akaherat. Barang siapa yg cintanya karena Allah, sudah pasti dapat kebahagiaan dunia, sekaligus kebahagiaan akherat. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan cintamu ?????? hehehehe.... jawablah di hati masing-masing. Tugas Gw cuma menjawab pertanyaan dan menyampaikan jawaban. hmmmmmm ....*_*