Januari 11, 2012

Fisiologi sekresi lambung

Fisiologi sekresi lambung
Sekresi asam lambung adalah suatu proses kompleks dan berkesinambungan yang dikendalikan oleh beberapa faktor sentral (neural) dan perifer (endokrin). Setiap faktor turut berkontribusi pada peristiwa fisiologis akhir, yaitu sekresi H oleh sel2 parietal yang terletak di badan dan fundus lambung. Faktor neural (asetilkolin), parakrin (histamin), dan endokrin (gastrin) berperan penting dalam pengaturan sekresi asam. Tiap faktor tersebut memiliki reseptor spesifik (reseptor M3, H2, dan CCK2) yang secara anatomi dan/atau farmakologi terlokalisasi di membran basolateral sel parietal. Pada sel parietal terdapat 2 jalur pensinyalan utama; jalur bergantung AMP siklik dan jalur bergantung Ca. Histamin menggunakan jalur yang pertama, sedangkan gastrin dan Ach memberikan efeknya melalui jalur yang kedua. Jalur bergantung AMP siklik menyebabkan terjadinya fosforilasi protein efektor pada sel2 parietal. Jalur bergantung Ca menyebabkan peningkatan Ca di sitosol. Kedua jalur tersebut mengaktivasi H,K ATPase (pompa proton). H,K-ATPase terdiri atas sebuah subunit Alfa dan sebuah subunit beta yang lebih kecil. Pompa ini membangkitkan gradien ion terbesar yang pernah ditemukan pada vertebrata, dengan pH intrasel sekitar 7,3 dan pH intrakanalikula sekitar 0,8.
              Struktur terpenting di SSP yang terlibat dalam stimulasi sentral sekresi asam lambung adalah nukleus dorsal motorik pada saraf vagus (DMNV), hipotalamus, dan nukleus traktus solitarius (NTS). Serabut efferen yang berasal dari DMNV menurun ke arah lambung melalui saraf vagus dan membentuk sinaps dengan sel ganglion sistem saraf enterik (ENS). Pelepasan Ach dari serabut vagus pascaganglion dapat menstimulasi sekresi asam lambung secara langsung melalui subtipe reseptor kolinergik muskarinik spesifik, M3, yang terletak pada membran basolateral di sel-sel parietal. SSP kemungkinan memodulasi aktivitas ENS dengan Ach sebgai neurotransmitter regulator utamanya. Umumnya SSP dianggap sebagai kontributor utama pada inisiasi sekresi asam lambung sebagai respon terhadap penglihatan, aroma, dan antisipasi makanan (fase sefalik). Ach juga secara tidak langsung mempengaruhi sel2 parietal melalui stimulasi pelepasan histamin dari sel-mirip-enterokromafin (ECL) di fundus dan stimulasi pelepasan gastrin dari sel2 G di antrum lambung.
               Histamin dilepaskan dari sel2 ECL melalui jalur2 multifaktor dan merupakan suatu regulator penting dalam produksi asam melalui reseptor subtipe H2. Sel2 ECL biasanya ditemukan di dekat sel parietal. Histamin mengaktivasi sel parietal dengan cara yang mirip parakrin; berdifusi dari tempat pelepasannya ke sel parietal. Keterlibatan histamin dalam sekresi asam lambung (baik sebagai hormon efektor umum terakhir atau bukan) telah dibuktikan secara meyakinkan dengan penghambatan sekresi asam dengan menggunakan antagonis reseptor H2. Sel2 ECL merupakan satu2nya sumber histamin lambung yang terlibat dalam sekresi asam.
              Gastrin terutama terdapat pada sel2 G antral. Sama seperti histamin, pelepasan gastrin diatur melalui jalur multifaktor yang melibatkan aktivasi neural sentral, distensi lokal, serta senyawa2 kimia dalam lambung, dan faktor2 lain. Gastrin menstimulasi sekresi asam terutama secara tidak langsung dengan menyebabkan pelepasan histamin dari sel2 ECL; selain itu, juga terlihat efek langsung gastrin yang kurang begitu penting terhadap sel2 parietal.
               Somatostatin, yang terletak di sel2 D antral, dapat menghambat sekresi gastrin dengan bekerja sebagai parakrin, tetapi peran somatostatin yang sebenarnya dalam menghambat sekresi asam lambung masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada pasien yang terinfeksi oleh Helicobacter pylori, tampak adanya penurunan sel2 D, hal ini dapat mengarah pada produksi gastrin yang berlebih akibat berkurangnya penghambatan oleh somatostatin. (Goodman&Gilman;978-979)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda