Maret 28, 2012

Regenerasi

Regenerasi PROSES REGENERASI EKOR KADAL Mabouya multifasciata Khul Regenerasi adalah kemampuan organisme untuk mengganti bagian-bagian tubuh yang hilang baik karena luka, sobek, rusak ataupun karena peristiwa autotomi. Kadal merupakan salah satu lacertilia yang dapat mengalami regenerasi ekor setelah mengalami autotomi. Autotomi ekor adalah peristiwa putus dengan sendirinya sebagian atau seluruh ekor dengan tiba-tiba apabila dikejar atau di tangkap ekornya. Bagian ekor yang lepas akan bergerak beberapa saat untuk menarik perhatian musuh sementara kadal akan melarikan diri. Putusnya ekor terjadi pada tempat-tempat tertentu di sepanjang ekor yang merupakan dataran retakan terletak melintang. Setelah ekor mengalami autotomi akan diikuti oleh proses regenerasi sehingga tumbuh ekor baru yang ukuran dan bentuknya hampir sama dengan ekor semula tetapi struktur anatominya terutama vertebrae, jaringan syaraf, dan kulit berbeda. Proses regenerasi terbagi menjadi 3 fase yaitu : fase penyembuhan luka, fase pembembentukan blastema dan fase diferensiasi serta pertumbuhan ekor. Setelah ekor diamputasi permukaan luka diisi oleh jaringan dan sel-sel dibagian proksimal luka. Sel-sel epitel kulit melakukan gerakan ameboid, meluas masuk kebagian permukaan luka sehingga menutup luka. Setelah penutupan luka, jaringan syaraf pada ujung ekor yang putus mengalami disintegrasi sebagian. Sel-sel otot, tulang, tulang rawan kehilangan tanda khasnya. Pada saat itu sel-sel semua jaringan menyerupai sel embrional. Sel-sel ini migrasi kearah ujung ekor dan mengadakan proliferasi sehingga tubuh blastema. Kemudian akan mengalami diferensiasi menjadi sel-sel serupa seperti semula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses regenerasi ekor kadal setelah mengalami autotomi. Dalam penelitian ini digunakan 62 ekor kadal dewasa, dengan panjang tubuh antara 8,5-10 cm, ekor tidak dalam keadaan bunting, serta warna panjang ekor seluruhnya sama untuk setiap hewan. Kadal dipelihara dalam kandang khusus, dibuat dari bak plastik bertutup kawat kasa. Autotomi dilakukan dengan cara menjepit ekor dengan pinset pada jarak 5cm dari ujungnya sambil diangkat dan dibiarkan selama 10 detik. Pada umumnya 5 detik setelah dijepit akan terjadi autotomi. Kadal yang telah mengalami autotomi ekor dipelihara, kemudian setiap 2 ekor kadal dibunuh yaitu : 1. Pada umur-umur pemeliharaan 1 hari, 2 hari, 3 hari, dan seterusnya sampai 21 hari dengan selang waktu 1 hari. 2. Pada umur-umur pemeliharaan 4 Minggu 5 Minggu, 6 Minggu, dan seterusnya sampai 12 Minggu denagn selang waktu 1 Minggu. Bagian peralihan antara ekor yang melekat pada tubuh dan ekor yang baru tubuh, dipotong sepanjang 1 m. potongan ekor dibuat sediaan mikroanatomi dengan metode paraffin. Sebagai pembanding, 2 ekor kadal yang tidak mengalami autotomi dipotong ekornya sepanjang 1 cm. pada jarak 5 cm dari ujung ekor,kemudian potongan ekor ini dibuat sediaan mikroanatomi dengan cara yang sama. Karena ekor kadal tersusun atas jaringan tulang dan jaringan bukan tulang maka untuk membuat sediaan mikroanatominya jaringan tulang dilunakkan dengan memfiksasi potongan ekor kedalam larutan ekor HNO3 0,1 % selama 2x24 jam. Kemudian dilanjutkan dengan metode paraffin, pemulasan hematoxsylin Ehrilich Eosin (HE) serta Mallory Acid Fuchsin (MAF).Sediaan mikroanatomi ini diamati dengan mikroscop cahaya, untuk mengetahui urutan proses regenerasi ekor kadal. Data dikumpulkan dalam bentuk gambar. Dengan menggunakan metode tersebut dapat dihasilkan bahwa pada sediaan mikroanatomi penampang membujur ekor kadal yang tidak mengalami autotomi menunjukkan pada vertebra caudalis terdapat celah melintang yang membagi vertebra menjadi 2 bagian. Dan didapatan bahwa dataran autotomi ekor kadal terletak melintang pada vertebra caudalis, serta melalui septum interadiposum dan myoseptum. Satu hari setelah autotomi, permukaan ekor yang putus tertutup oleh darah yang membeku dan sel-sel yang rusak. Dua hari dan tiga hari setelah autotomi terjadi proliferasi epitel kulit yang kemudian migrasi kearah permukaan luka. Lima gari dan enam hari setelah autotomi, permukaan luka bekas putusnya eor telah tertutup oleh epitel kulit. Delapan hari setelah autotomi, dediferensiasi jaringan tersebut bertambah banyak. Empat belas hari setelah autotomi, pada blastema terlihat kelompok-kelompok sel mesenkim tersusun memanjang searah dengan sumbu panjang ekor dan sel-sel mesenkin disekeliling sel-sel ependim berbentk lonjong tersusun tegak lurus terhadap sel-sel ependim. Sel-sel epitel ekor yang mengalami regenerasi tersusun atas beberapa lapisan sel. 21 hari setelah autotomi terlihat sel-sel yang tersusun memanjang tadi akan membentuk jaringan otot sedangkan sel-sel yang tersusun tegak lurus terhadap sel-sel ependim, membentuk jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan ini membentuk suatu bangunan seperti pipa. Didalam pipa tulang rawan ini terdapat medulla spinalis yang merupakan medulla spinalis ekor lama. Sisik-sisik sudah mulai terbentuk, yang dimulai dengan penolan epidermis kearah dermis. 28 hari setelah autotomi, jaringan fibrosa padat pada sisik ekor baru telah terbentuk dan saat ini tebal epidewrmis ekor baru ham[ir sama dengan tebal ekor lama. Pada sediaan mikroanatomi ekor kadal 10 minggu dan 12 minggu setah autotomi terlihat pipa tulang rawan tidak mengalami perubahan menjadi tulang dan didalamnya terdapat medulla spinalis yang merupakn lanjutan medulla spinalis ekor lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda