November 15, 2011

Model-model Pembelajaran Kooperatif


Model-Model Pembelajaran Kooperatif

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Type 1
Merupakan pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya membangun kemampuan siswa untuk membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya.
Langkah-langkah:
1.        Guru menggali pengetahuan awal siswa
2.        Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa
3.        Guru menyampaikan tugas pada masing-masing kelompok
4.        Guru meminta siswa untuk membaca materi
5.        Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok terhadap materi yang dibaca
6.        Guru meminta siswa menyusun rangkuman
7.        Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil rangkuman kelompoknya
8.        Siswa yang lain sebagai audiens, yang memiliki hak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang muncul dalam diskusi.
9.        Guru bertindak sebagai moderator selama diskusi
10.    Guru membantu siswa menarik kesimpulan

CS (Cooperative Script) Type 1
Siswa berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1.        Guru membagi siswa untuk berdiskusi
2.        Guru membagikan wacana/materi dan bahan diskusi yang berbeda pada tiap pasangan siswa
3.        Guru membentuk kelompok baru, yang beranggotakan 4 orang siswa
4.        Guru meminta siswa kembali kepada pasangan semula
5.        Guru meminta pada tiap pasangan untuk berperan sebagai pembicara dan berperan sebagai pendengar secara bergantian
6.        Guru membantu siswa menyusun kesimpulan

Jigsaw
Dapat memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berdiskusi dengan teman untuk menjadikan diri ahli, sehingga mereka dapat menjelaskan materi yang mereka bahas dan perjelas dalam kelompok ahli ini kepada teman-temannya di kelompok awal.
Langkah-langkah:
1.        Siswa dikelompokkan 4-6 anggota tim (kelompok asal)
2.        Tiap orang dalam tim diberi materi yang sama
3.        Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda
4.        Siswa yang mempelajari materi yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
5.        Setelah diskusi ke kelompok asal
6.        Presentasi
7.        Kesimpulan

Learning Cycle (Daur Belajar)
Adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki 5 tahap pembelajaran.
Langkah-langkah:
1.        Pendahuluan / Engage
Guru memotivasi dan mendorong kemampuan berpikir siswa untuk mengakses pengetahuan awal yang mereka miliki
2.        Eksplorasi / Exploration
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja memanipulasi suatu objek, melakukan percobaan, melakukan pengamatan, mengumpulkan data dan membuat kesimpulan
3.        Penjelasan / Explanation
Guru meminta siswa untuk melengkapi, menyempurnakan, menjelaskan dan mengembangkan konsep yang telah diperolehnya
4.        Penerapan Konsep / Elaboration
Guru meminta siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipahami dan ketrampilan yang telah mereka miliki pada situasi baru.
5.        Evaluasi / Evaluation
Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa

NHT (Numbered Heads Together) Tipe 1
Merupakan pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya membangun kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Langkah-langkah:
1.        Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor yang berbeda
2.        Guru memberikan tugas/soal
3.        Siswa mengerjakan nomor soal yang dimiliki
4.        Siswa dalam kelompok, mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawabannya
5.        Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
6.        Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil tugas kelompoknya
7.        Siswa yang lain menanggapi
8.        Guru menunjuk nomor yang lain sampai seluruh tugas/soal terpresentasikan
9.        Guru membantu siswa menarik kesimpulan

Picture and Picture
Merupakan pendekatan model pembelajaran yang menggunakan media gambar, pada model pembelajaran ini telah dimodifikasi dengan memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Hal ini diharapkan siswa mampu berpikir secara logis agar pembelajaran menjadi bermakna.
Langkah-langkah:
1.        Guru menyampaikan kompetensi
2.        Guru menggali pengetahuan siswa
3.        Guru menunjukkan gambar
4.        Siswa mengurutkan gambar
5.        Guru menanyakan urutan gambar tersebut
6.        Siswa dapat menemukan konsep/materi
7.        Kesimpulan

Problem Posing Tipe 1
Problem posing atau pembentukan pertanyaan atau pembentukan soal merupakan pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Proses berpikir demikian dilakukan siswa dengan cara mengaitkan skemata yang dimilikinya untuk dipergunakan dalam merumuskan pertanyaan. Dengan pendekatan problem posing siswa dapat pengalaman langsung dalam membentuk pertanyaan sendiri.
Langkah-langkah:
1.        Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.        Siswa dibagi dalam kelompok
3.        Tiap kelompok merangkum materi yang berbeda dan masih dalam satu konsep pembelajaran
4.        Hasil rangkuman ditulis pada plastik transparan
5.        Tiap anggota kelompok membuat pertanyaan sesuai materi yang dirangkumnya pada Lembar Problem Posing I
6.        Tiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang dibuat oleh tiap anggota kelompok dan mencari penyelesaiannya
7.        Tiap kelompok menuliskan 2 pertanyaan yang tidak bisa diselesaikan pada Lembar Problem Posing II (LPP II)
8.        LPP II diserahkan ke kelompok lain searah jarum jam dengan harapan membantu mencarikan penyelesaian
9.        Tiap kelompok mempresentasikan rangkuman dan membacakan pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan oleh kelompoknya
10.    Kelompok lain sebagai audiens. Membantu memberikan jawaban, atau menanyakan konsep yang berkaitan dengan hasil rangkuman.
11.    Selama proses diskusi guru sebagai moderator
12.    Guru membantu siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran

Problem Solving (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Merupakan pendekatan pembelajaran yang menggiring siswa untuk dapat menyelesaikan masalah atau problem. Masalah dapat diperoleh dari guru atau dari siswa. Dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah pembelajaran:
1.        Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai selama proses pembelajaran
2.        Siswa dibagi dalam kelompok
3.        Masing-masing kelompok diberi masalah (kartu masalah), untuk diselesaikan atau didiskusikan di dalam kelompok
4.        Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
5.        Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

STAD (Student Teams Achievement Division)
Siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil, setiap anggota kelompok akan saling belajar dan membelajarkan. Fokus yang ditekankan adalah keberhasilan seorang anggota kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompoknya.
Langkah-langkah:
1.        Siswa dibagi 5 kelompok heterogen baik dari jenis kelamin, kemampuan akademik, dll.
2.        Siswa dalam kelompok diberi tugas
-          tugas ditentukan guru
-          siswa yang berkemampuan relative rendah diberi tugas yang lebih mudah
-          siswa menyampaikan penyelesaian tugas dan mendiskusikannya
3.        Diskusi kelas
-          mempresentasikan hasil diskusi oleh kelompok
-          siswa lain menjadi audien yang punya hak bertanya, menjawab dan menyanggah pertanyaan temannya
4.        Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi
5.        Selama proses diskusi keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan memberikan tanda penghargaan untuk menentukan kelompok siswa yang paling aktif
6.        Akhir pembelajaran tanda penghargaan dihitung, kelompok yang paling aktif mendapat hadiah dari guru

TGT (Team Games Tournament) Tipe 2
Pada pembelajaran kooperatif model TGT yang telah dimodifikasi ini siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Masing-masing siswa memiliki peran yang berbeda, yaitu: (a) 1 siswa bertugas sebagai reader 1, (b) 1 siswa bertugas sebagai reader 2, (c) 1 siswa bertugas sebagai penantang 1, (d) 1 siswa bertugas sebagai penantang 2. Masing-masing siswa akan melakukan turnamen pada kelompoknya masing-masing. Pemenang turnamen adalah siswa yang paling banyak menjawab soal benar dalam waktu yang paling cepat.
Langkah-langkah:
1.        Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4 siswa, masing-masing siswa memposisikan duduknya menghadapi meja turnamen.
2.        Guru menyediakan kartu soal, kartu jawaban, kartu nomor dan lembar penilaian pada masing-masing meja turnamen
3.        Setiap siswa mengambil kartu nomor
4.        Siswa yang memperoleh angka tertinggi bertugas sebagai Reader 1, tertinggi kedua menjadi penantang 1, tertinggi ketiga menjadi penantang 2, dan angka terrendah menjadi reader 2
5.        Pada putaran pertama, reader 1 mengocok kartu nomor, mengambil satu kartu nomor kemudian mengambil satu kartu soal sesuai dengan kartu nomor yang diambilnya.
6.        Reader 1 membaca soal, menjawab soal yang dibaca. Apabila anggota kelompok ada yang tidak setuju dengan jawaban reader 1, maka penantang 1 diberi hak untuk menjawab, jika jawaban penantang 1 juga tidak disetujui, maka penantang 2 berhak menjawab.
7.        Reader 2 membacakan kunci jawaban
8.        Pada putaran kedua, posisi reader 1 ditempati penantang 1, posisi penantang 1 ditempati penantang 2, posisi penantang 2 ditempati reader dan posisi reader 2 ditempati reader 1. Setiap penggantian nomor soal posisi tempat duduk berpindah searah jarum jam
9.        Tournament selesai apabila seluruh soal telah terambil
10.    Siswa merekap hasil skor, guru mengumumkan pemenang tournament.

Think Pair Share
Merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Think pair share membantu diskusi sehingga siswa tidak melantur pikirannya dan terarah tingkah lakunya karena harus melaporkan hasil pikirannya ke mitranya atau pasangannya.
Pada model Think Pair Share terjadi proses:
1.        Thinking (Berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa dimita untuk memikirkan secara mandiri untuk beberapa saat.
2.        Pairing (Berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain, pasangan bisa 2 orang, 3 orang atau 4 orang. Untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu persoalan khusus yang telah diidentifikasi, biasanya guru memberikan waktu 4 sampai 5 menit untuk berpasangan.
3.        Sharing (Berbagi)
Guru meminta kepada pasangan siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan.

Langkah-langkah
1.        Guru menyampaikan konsep yang akan dipelajari dan kompetensi yang ingin dicapai.
2.        Siswa berpikir tentang konsep yang disampaikan guru secara individual
3.        Siswa berpasangan 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing terhadap konsep atau permasalahan yang diberikan oleh guru
4.        Siswa berpasangan 4 orang agar dapat berbagi hasil pemikiran atas permasalahan yang dihadapi
5.        Presentasi
6.        Kesimpulan

1 komentar:

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda