Maret 12, 2012

Transpirasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan gerakannya bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan phloem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada tumbuhan. Tumbuhan juga melakukan transpirasi, yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan. Untuk lebih jelasnya maka penulis membuat makalah ini dengan judul “Transportasi dan Transpirasi pada tumbuhan”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini antara lain: 1. Bagaimanakah transportasi pada tumbuhan itu ? 2. Bagaimanakah transpirasi pada tumbuahan itu ? C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. Tansportasi Pada Tumbuhan. 2. Transpirasi Pada Tumbuhan. BAB II PEMBAHASAN A. TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN 1. Pengertian Transportasi Pada Tumbuhan Transportasi tumbuhan adalah mekanisme pengangkutan air dan zat nutrisi makanan dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem. Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif. a. Imbibisi merupakan penyerapan air secara fisio-kimia yang disertai kenaikan volume yang bersifat reversible atau penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam. b. Difusi yaitu perpindahan ion/ molekul (gas) dari konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik) dengan atau tanpa membran semipermiabel. Dengan demikian, difusi terjadi karena perbedaan konsentrasi. Adanya perbedaan konsentrasi tersebut akan menimbulkan tekanan pada molekul-molekul, sehingga molekul-molekul itu menyebar. Tekanan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan konsentrasi itu disebut tekanan difusi. Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air. c. Osmosis merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis. d. Transport aktif merupakan system transportasi suatu molekul melintasi membrane dengan menggunakan energy ATP. System transport ini melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+. disamping itu, proses itu juga melibatkan peranan protein pembawa yang dikenal sebagai protein kontraspor. Protein ini mengangkut ion Na+ bersama-sama denga molekul lain seperti gula dan asam amino dari luar sel ke dalam sel. Misal perpindahan air dari korteks ke stele. 2. Jaringan Pengangkutan Jaringan pengangkut (vascular tissue) disebut juga pembuluh yang berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi. Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral, dan hasil fotosintesis. Sel-sel jaringan pengangkut berupa pembuluh atau seperti pipa, sehingga jaringan ini disebut jaringan pembuluh. Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan ada 2 macam jaringan yakni xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis/pembuluh kulit kayu). Xilem dan floem berdampingan membentuk ikatan berkas pembuluh. a. Xilem Jaringan Xilem (pembuluh kayu) adalah jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel yang dindingnnya mengalami penebalan dari zat kayu. Xilem merupakan bagian dari kayu. Xilem tersusun oleh parenkim xilem, serabut xilem, trakeid, dan unsur pembuluh. Jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem hanya dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian sel tertentu (protoplasma). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak. b. Floem Jaringan pengangkut yang lain adalah floem. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan yang lain. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh yang disebut translokasi. Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah. Pada batang, xylem berada pada bagian kayunya sedangkan floem berada di bagian kulitnya. Pengangkutan air dari akar ke puncak dilakukan melalui pembuluh kayu. Oleh sebab itu, untuk dapat diangkut ke pucuk batang, air harus terlebih dahulu mencapi kayu. Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentratis. Pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian luarnya. Pada daun, pembuluh phloem dan pembuluh xylem ini terletak berdampingan dan jaringnya tersusun pada tilang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pembuluh tapis biasanya terletak pada sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lain (adaksial). Ini menyebabkan kutu daun lebih suka berada pada sisi punggung daun karena lebih mudah menuju pembuluh tapis untuk menghisap gula. Perbedaan pengangkutan xilem dan floem : a. Xylem : • Berlangsung sepanjang lintasan sel-sel yang mati, • Hanya memerlukan perbedaan potensial air antara akar dan daun. • Tersusun dari parenkim xilem, serabut xilem, serta trakeid, dan komponen pembuluh. b. Floem : • Memerlukan sel hidup dan aktif di sepanjang lintasannya • Tak dapat digantikan oleh sel yang mati. • Tersusun dari serabut floem, sklereid, parenkim floem, sel pengiring, dan pembuluh tapis. Beda struktur Xilem dan Floem : 3. Jenis-jenis Transportasi (Pengangkutan) pada Tumbuhan 1. Transportasi Intravaskuler Transportasi intravasikuler yaitu pengangkutan air dan zat-zat penting yang terjadi melalui berkas pembuluh pengangkut seperti xilem (mengangkut air dan zat hara dari akar menuju ke daun) dan floem (mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan). Setelah melewati sel-sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai ke daun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fisi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem. 2. Transportasi Ekstravaskuler Transportasi ekstravasikuler adalah pengangkutan air dan zat-zat penting yang terjadi di luar berkas pembuluh pengangkut. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas (melalui ruang antar sel) dan simplas (melalui sitoplasma). Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui : bulu akar, epidermis, korteks, endodermis, xylem. a. Simplas Transportasi Simplas adalah pengangkutan air dan zat hara melalui sitoplasma, yaitu dari sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula). Pada pengangkutan ini, setelah masuk ke dalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel-sel bulu akar menuju sel-sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. Dari sini, air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun. b. Apoplas Transportasi Apoplas adalah pengangkutan air dan zat hara tanpa melalui sitoplasma melainkan melalui ruang-ruang antar sel tumbuhan. Dalam pengertian lain menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel). Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah. Gambar pengangkutan ektravaskuler 4. Faktor Yang Mempengaruhi Trasportasi Tumbuhan Proses pengangkutan air dan zat-zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh : a. Daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air. b. Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan. Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya. c. Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan). d. Pengaruh sel-sel yang hidup B. TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN 1. Pengertian Transpirasi Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati. 2. Macam-Macam Transpirasi Ada dua tipe transpirasi yaitu : a. Transpirasi Kutikula. Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata. b. Transpirasi Stomata Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab. 3. Fungsi Transpirasi Transpirasi pada tumbuhan mempunyai beberapa fungsi, antara lain : a. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel b. Penyerapan dan pengangkutan air, hara c. Pengangkutan asimilat d. Membuag kelebihan air e. Pengaturan bukaan stomata f. Mempertahankan suhu daun 4. Mekanisme Transpirasi Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi. Gambaran Proses Transpirasi Tumbuhan : 5. Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor luar, antara lain : 1. Faktor Dalam : a. Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/ tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata b. Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun 2. Faktor Luar : a. Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi intesitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi. b. Temperatur : kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan transprasi akan semakin tinggi pula. c. Kelembaban udara : udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar transpirasi. d. Angin : angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi. e. Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat • Proses pengeluaran cairan pada tumbuhan yang lainnya antara lain : 1. Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun (berupa pengembunan), terjadi di malam hari menjelang pagi hari saat dingin, melalui emisarium/ gutatoda/ hidatoda (tepi daun). Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. 2. Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Transportasi tumbuhan adalah mekanisme pengangkutan air dan zat nutrisi makanan dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem. Terdapat 2 jaringan pengangkut pada tumbuhan yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun serta untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan yang lain. Transportasi tumbuhan terdapat 2 jenis yaitu transportasi intravaskuler dan transportasi ekstravaskuler. Transportasi ekstravaskuler terdiri dari simplas dan apoplas. Transpirasi adalah mekanisme hilangnya air dari tumbuhan, bisa melalui stomata atau melalui kutikula. Tetapi lebih banyak yang hilang dari stomata. Ada dua tipe transpirasi yaitu transpirasi kutikula dan transpirasi stomata. Transpirasi pada tumbuhan mempunyai beberapa fungsi, antara lain : a.Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel b.Penyerapan dan pengangkutan air, hara c.Pengangkutan asimilat d.Membuang kelebihan air ePengaturan bukaan stomata f.Mempertahankan suhu daun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda