Januari 01, 2012

Sebaik-baik Perhiasan Dunia

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang saleh

An-Nasa’i dan Muslim meriwayatkan satu riwayat yang mereka sanadkan kepada Rasulullah saw.. Beliau bersabda,
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang saleh. “34

Sementara Ruzayyin mengeluarkan riwayat dengan sanad dari Abu Nukhaih, dan Nabi saw.. Rasulullah bersabda,
“Miskin, miskin sekali lelaki yang tidak memiliki istri.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau banyak uangnya?” Beliau menjawab, “Meskipun banyak uangnya. Miskin sekali wanita yang tidak memiliki suami.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika banyak uangnya?” Beliau menjawab, “Meskipun banyak uangnya. “35

Kedua hadits Nabi saw. tersebut menjelaskan bahwa istri merupakan pemberian yang terbaik dari Allah SWT untuk hamba-Nya. Sebab, kebaikan akan berlipat-ganda seandainya seorang istri adalah wanita yang saleh. Istri yang saleh patuh kepada suaminya apabila diperintah, meyenangkan hati suaminya bila dipandang, dan tidak akan pernah mengkhianati suaminya baik menyangkut apa yang ada pada dirinya ataupun pada harta suaminya. Jika ada harta suaminya yang diambil, maka itu hanyalah untuk kepentingan dirinya beserta anak-anaknya sesuai ukuran yang wajar tanpa berlebihan atau merusak.

Hadits pertama menjelaskan bahwa wanita/istri yang saleh adalah sebaik-baik perhiasan. Rasulullah saw. sendiri menyenangi istrinya dan segala sesuatu yang baik yang ada di dunia ini. Istri beliau turut menghibur dan menyenangkan hati beliau pada saat beliau melaksanakan shalat. Sementara, beliau adalah suri teladan terbaik bagi kita semua.

Sungguh beruntung orang yang tidak mau melakukan perbuatan yang haram karena merasa cukup dengan apa yang dihalalkan Allah, menelusuri jalan pernikahan setelah melakukan pemilihan dan penyelidikan. Sebab, pernikahan adalah menjalin hubungan, persahabatan, dan mencari pendamping hidup. Jika pada hadits yang kedua tadi Nabi saw. mengatakan bahwa orang yang tidak menikah, baik laki-laki ataupun perempuan adalah miskin. Hal itu tidak lain adalah karena masing-masing dari kedua jenis anak manusia ini saling menyempurnakan dalam soal kebutuhan perut dan seks. Kedua-duanya sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang sehat dan normal.

Dalam suatu hadits Nabi saw. bersabda,
“Barangsiapa yang bisa menahan kejahatan lidah, perut, dan syahwatnya akan masuk surga.

Jika demikian tingginya kedudukan pernikahan, maka memilih wanita haruslah menduduki posisi pertama dan peringkat teratas. Demi Allah, orang yang menikah dengan wanita yang perilakunya ketika di rumah tidak baik, lingkungannya tidak bersih, dan kemaluannya tidak terjaga, maka wanita semacam ini akan selalu memberontak kepada suaminya dan tidak akan mengindahkan keinginan suaminya.

Urwah ibnuz Zubair berkata, “Tidak ada yang dapat mengangkat seseorang setelah beriman kepada Allah, seperti halnya menikah dengan wanita yang baik dan tidak ada yang bisa menjatuhkan seseorang setelah kufur kepada Allah, seperti halnya menikah dengan wanita jahat.” Kemudian ia berkata, “Allah mengutuk wanita yang berhasil menggaet lelaki yang putih dan tinggi lalu memutarbalikkannya menjadi hitam dan pendek.”

Kedua kalimat tersebut adalah kata-kata kinayah ‘metafora’. Yang pertama (putih dan tinggi) adalah kinayah dari perilaku yang baik dan sifat yang terpuji. Sementara yang kedua (hitam dan pendek) adalah kinayah dari aib dan kehinaan.

Benar sekali apa yang diucapkan oleh Urwah tersebut, sebab kekotoran wanita akan menodai rumah tangga dan mengotori masyarakatnya, sehingga mereka dicaci dan direndahkan oleh semua makhluk.

Sementara Sulaiman berkata, “Keindahan itu menipu dan kecantikan itu menyilaukan. Yang berhak mendapatkan pujian hanyalah wanita yang baik.”

Adalah hak bagi para wali wanita untuk memilihkan calon suami anak perempuannya. Begitu pula sebaliknya. Lelaki berhak memilih wanita calon istrinya. Aisyah berkata, “Pernikahan itu adalah ibarat gendang rebana. Karena itu, hendaklah seseorang memilih gendang yang cocok dengannya.”

Ya Tuhan, bimbinglah hamba-hamba-Mu ini menuju jalan kebenaran, selamatkanlah mereka dari perangkap, dan jaring setan, juga kembalikanlah mereka kepada ajaran yang hak, sunnah yang benar, dan adat-istiadat yang terpuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda