November 20, 2011

Agama Islam Yang Murni

Beragama islam yang murni

Firman Allah yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al Bayinah ayat 5

“Dan mereka tidak diperintah kecuali menyembah Allah dengan cara memurnikan Agama dengan niat karna Allah dengan condong …”.
2. Quran Surat Al Ghofar ayat 14

“Maka menyembahlah kalian kepada Allah dengan memurnikan agama dengan niat karena Allah, walaupun orang-orang kafir benci”.

Kemurnian Agama Islam bisa diukur dari 3 aspek:
Murni pedomannya yaitu Al Quran dan Al Hadist
Murni pengamalannya, berdasarkan tuntunan Allah dan Rasulullah SAW dalam Al-Quran dan Al-Hadist, tidak dicampuri bid’ah, syirik, tahyul, dan kemaksiatan/pelanggaran
Murni niatnya, niat karena Allah; semata-mata bertujuan ingin masuk Surga selamat dari neraka

Dalam Al Quran dan Al Hadist telah dimuat ketentuan-ketentuan, hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perintah atau larangan, halal atau haram, pahala atau dosa dan surga atau neraka.
Umat Islam yang beribadah kepada Allah dengan berpedoman murni pada Al Quran dan Al Hadist tidak dicampuri dengan perbuatan syirik, khurofat, tahayul dan maksiat serta didasari niat karena Allah, semata-mata tujuan mencari Surga Allah dan takut akan siksa Allah berupa Neraka dijamin;
PASTI BENAR,
PASTI SAH,
PASTI DITERIMA oleh ALLAH dan
PASTI MASUK SURGA
I. Murni Pedomannya: Al Quran dan Al Hadist

Al Quran dan Al Hadist adalah pedoman agama Islam yang diakui oleh seluruh umat Islam di dunia.
Al Quran

adalah firman Allah
Al Hadist

adalah sunnah Rosulullah yang terdiri dari semua ucapan dan perbuatan Rosulullah SAW dan semua pengakuan terhadap ucapan dan perbuatan para sahabat dan yang dicita-citakan oleh Rosulullah SAW.
Firman Allah yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al An’am ayat 153

“Dan sesungguhnya ini (Al Quran) adalah jalanKu yang benar maka ikutilah, dan janganlah mengikuti setiap jalan, maka akan tersesat kamu sekalian dari jalan Allah”.
2. Quran Surat Azzuhruf ayat 43

“Maka berpegang teguhlah dengan apa-apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), sesungguhnya engkau berada di jalan yang benar”.
3. Quran Surat Al Hasr ayat 7

“Dan apa-apa (peraturan) yang Rasul datangkan pada kalian maka ambillah, dan apa-apa yang Rasul melarang maka jauhilah”.
4. Quran Surat An Nisa’ ayat 13

“Demikian itu undang-undang Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan UtusanNya (Allah) akan memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir dari sekitar Surga beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itu keuntungan yang luar biasa besar”.
Sabda Rosulullah SAW:
“Aku (Nabi) telah meninggalkan kepada kamu sekalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat (pasti benarnya) selagi berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabillah (Al Quran) dan Sunah Nabi (Al Hadist)”.
Hadist riwayat Malik
“Maka sesungguhnya ini Al Quran ujungnya yang satu di tangan Allah dan ujung satunya di tangan kalian, maka berpegang teguhlah pada Al Quran. Maka sesungguhnya kalian tidak akan rusak selamanya (pasti selamat) dan tidak akan tersesat (pasti benar) bila berpegang tteguh pada Al Quran”.
Hadist riwayat Thobroni
“Mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam”.
Hadist riwayat Nasa’I dari Anas bin Malik
“Ilmu (yang wajib di cari) itu ada tiga, adapun selain dari tiga itu merupakan lebihan (tidak wajib dicari); ayat yang muhkam (Al Quran) Sunnah yang tegak (Al Hadist) atau ilmu faroid yang adil (ilmu pembagian waris)”.
Hadist riwayat Abu Dawud dari Abdulloh bin U’mar bin A’sh
II. Murni Amalannya

Tidak Bid’ah, Tidak Syirik, Tidak Tahayul, Tidak berbuat Maksiat dan dosa.
Tidak Bid’ah

Bid’ah menurut Imam Syaathibi adalah semua perbuatan yang diada-adakan, yang menyerupai syariat Agama Islam dengan tujuan untuk mengepolkan ibadah kepada Allah namun tidak ada dasar hukum dalam Syariat Agama Islam dalam Al Quran dan Al Hadist yang memperbolehkan.
Sabda Rosulullah SAW:
“Dan sejelek-jeleknya perkara (agama) adalah barunya perkara dan semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu ke neraka”.
Hadist riwayat Nasa’I dari Jabir bin Abdullah
“Barang siapa yang memperbaharui perkara di dalam perkara agamaKu ini dengan sesuatu yang tidak ada di dalam perkara agama (tidak ada contoh/perintah dalam Al Quran dan Al Hadist) maka orang tersebut ditolak amalannya”.
Hadist Riwayat Bukhori dari Aisah
“Allah tidak menerima amalan orang yang masih mengerjakan bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.
Hadist Ibnu Majjah dari Abdulloh bin A’bas
“Sesungguhnya barang siapa hidup setelah Aku (Nabi) maka ia akan menjumpai banyak perselisihan. Maka tetapilah sunahKu (Nabi) dan Sunahnya para Kholifah yang mendapatkan petunjuk dan benar. Berpegang teguhlah pada sunah-sunah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham (pegang teguh dengan kuat)”.
Hadist Riwayat Abu Dawud

Berdasarka sabda Rasulullah SAW di atas jelas bahwa amalan ibadah yang tidak didasarkan perintah Allah dan Rasulullah SAW, tidak ada contoh dari Rasulullah SAW, dan tidak ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW tidak diterima oleh Allah atau ditolak dan sia-sia.

Contoh-contoh amal ibadah yang tidak termasuk bid’ah karena ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW yaitu sunahnya para Khulafaa’ur roosyidin, seperti:
Salat terawih di bulan Ramadhan merupakan sunah yang dibuat oleh Umar bin Khatab dan sebelumnya Nabi SAW tidak pernah mencontohkan salat lail dikerjakan secara berjamaah.
Ustman bin Affan membuat sunah azan yang ketiga sebelum shalat Jum’at. yang mana sebelumnya azan sebelum salat Jum’at hanya dua kali yaitu Azan pertama da Qomat sebelum salat.
Tidak Syirik

Syirik adalah menyekutukan Allah (menyamakan) Allah dengan apapun dalam bentuk ucapan, amalan maupun keyakinan. Keyakinan bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk syirik.
Termasuk perbuatan syirik adalah:
Khurofat

Cerita-cerita bohong yang dianggap benar yang tidak ada dasarnya dalam Al Quran dan Al Hadist.
Tahayul

Cerita-cerita mistis, horor hasil angan-angan yang dijadikan kepercayaan dan keyakinan.
Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Azzumr ayat 65

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan padamu (Muhammad) dan pada orang-orang (para Rosul) sebelumMu, sesungguhnya jika engkau syirik maka amalanmu akan lebur dan engkau tergolong orang yang rugi”.
2. Quran Surat Al Maidah ayat 72

“Sesungguhnya barang siapa yang berbuat syirik pada Allah maka sungguh-sungguh Allah mengharamkan padanya masuk Surga dan tempat orang tersebut adalah di neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang zalim”
3. Quran Surat Al An’am ayat 88

“Dan seandainya mereka berbuat syirik maka niscaya amal perbuatan mereka lebur”.
4. Quran Surat An Nisa’ ayat 116

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni jika mereka menyekutukan padaNya ( Allah) dan Allah akan mengampuni dosa-dosa selain syirik pada orang yang dikehendaki dan barang siapa yang menyekutukan pada Allah maka benar-benar dia sesat dengan sesat yang jauh”.
III. Murni Niatnya:

Karna Allah, tujuan semata-mata ingin masuk surga selamat dari siksa neraka
Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al Lail ayat 19-21

“Dan tidak ada bagi seseorang yang dibalas dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya) karena mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa berbahagia”.
2. Quran Surat Al Isro’ ayat 57

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka {1} siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. ”.
Sabda Rosulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali amalan itu murni dan didasari niat mencari wajahNya (Allah)”.
[Hadist riwayat Nasa i dari Abi Amamah]
“Sesungguhnya yang paling Aku (Nabi) khawatirkan terhadap umatku adalah syirik pada Allah. Ingatlah sesungguhnya tidak aku katakan mereka menyembah matahari, rembulan atau berhala akan tetapi beberapa amalan yang dikerjakan dengan niat tidak karna Allah dan ada keinginan lain yang tersembunyi (samar)”.
[Hadist riwayat Thobroni]
“Barang siapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya ditujukan untuk mencari wajah Allah Azza wa Jalla namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kekayaan dunia maka dia tidak akan mencium bau wanginya Surga pada hari kiamat”.
[Hadist riwayat Ahmad dari Abi Huroiroh]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda