Desember 02, 2011

Semua Makhluk Bertasbih

Kata tasbih itu berasal dari bahasa Arab. Akar katanya adalah (sabaha), artinya berenang. Sehingga, orang yang bertasbih itu seolah sedang berenang menuju cahaya Tuhan. Berenang dalam lautan suci, dari tepian kejahiliyahan, kekufuran, kemusyrikan serta keingkaran, menuju cahaya Ilahi.



Allah Ta’ala berfirman;

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi, dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. ash-Shaaf: 1)


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Bertasbih itu adalah mensucikan Allah dari segala bentuk aib dan kekurangan, serta menetapkan segala pujian hanya milik-Nya.”

Karena itulah, tasbih itu biasanya selalu diiringi dengan tahmid (pujian). Sebagaimana lafadh tasbih, “Subhanallah wa bihamdih”. Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan, “Lafadh tasbih selalu beriringan dengan tahmid, karena tasbih berarti menetapkan bahwa Allah Maha Suci, sedang tahmid menegaskan bahwa hanya Allah yang layak untuk dipuji.”

Sehingga, tasbih itu memiliki dua maksud utama;
  1. Menetapkan kesempurnaan hanya milik Allah. Allah Ta’ala Maha Sempurna. Sempurna dalam kekuasaan-Nya. Sempurna dalam kebesaran-Nya. Sempurna dalam rahmat-Nya. Sempurna dalam Mahabbah-Nya. Sempurna dalam cinta dan kasih-Nya. Sempurna dalam maghfirohnya. Sempurna dalam ilmu-Nya. Sempurna dalam qadha’ dan qadar-Nya. Sempurna dalam keadilan-Nya.
  2. Mensucikan Allah dari segala kekurangan. Ketika kita mengakui kesempurnaan Allah, maka pada saat yang sama kita juga dituntut untuk mengakui bahwa Allah jauh dari aib, sifat kurang dan hina. Allah jauh dari prasangka orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan-Nya. Allah jauh dari prasangka orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair adalah putera-Nya. Allah jauh dari tuduhan orang Nashrani yang mengatakan bahwa Isa al-Masih adalah putera-Nya. Allah suci dari itu semua.

Mari kita simak baik-baik ayat diatas. Dengan sangat jelas Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita, bahwasanya seluruh makhluk-Nya yang ada di langit, seluruh makhluk-Nya yang ada di bumi, serta seluruh makhluk-Nya yang ada diantara langit dan bumi, semuanya bertasbih kepada-Nya.

Langit dan seluruh penduduknya (Malaikat). Matahari, bintang-bintang, planet-planet, galaksi-galaksi, semuanya bertasbih mensucikan Allah. Di bumi, para binatang, tumbuh-tumbuhan, gunung-gunung, bebatuan, lautan dan samudera, serta debu-debu di lautan pasir, semuanya bertasbih dan mengakui bahwa Allah Maha Sempurna. Karena itulah Allah juga menyuruh jin dan manusia untuk ikut melantunkan kidung-kidung tasbih dalam hidup ini.

Allah Ta’ala berfirman;

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Tidaklah kamu tahu, bahwasanya Allah, bertasbih kepada-Nya semua apa yang ada di langit dan di bumi, dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalatnya dan tasbihnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. an-Nur: 41)

Masing-masing telah Allah ajari bagaimana cara bertasbih kepada-Nya. Masing-masing telah Allah tunjukkan bagaimana cara sembahyang kepada-Nya. Sehingga masing-masing tahu cara sujudnya. Masing-masing tahu cara mentauhidkan Allah-nya. Masing-masing tahu cara beribadah yang baik kepada Penciptanya.

Tasbih adalah shalatnya Alam semesta. Tasbih adalah sajak-sajak ikrar, yang membuktikan ketundukan alam semesta kepada Rab-nya. Maha Suci Allah, Dialah sebaik-baik Pencipta.* Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa berikan coment
Terima kasih atas kunjungan anda